Mahasiswa FK UII Semangati Belajar Anak Panti Asuhan
Kakak adik asuh (Kadiksuh) merupakan program mengajar anak-anak yang diinisiasi oleh Pengabdian Masyarakat Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (Pengmas LEM FK UII). Program yang telah berlangsung sejak bulan Oktober 2021 ini melibatkan mahasiswa FK UII. Mereka tidak hanya mengajar dan menjadi teman bermain bagi anak-anak di Panti Asuhan Sabilul Huda, Sleman namun juga berbagi kebutuhan pokok serta peralatan sholat.
“Hari ini merupakan rangkaian kegiatan terakhir kami di panti,” jelas Abidah Najla Salsabila, Ketua Penyelenggara acara saat ditemui di Panti Asuhan Sabilul Huda pada Sabtu (22/01). Abidah menyampaikan tujuan utama Kadiksuh kali ini adalah untuk mengembalikan semangat belajar anak-anak di panti. Pandemi Covid-19 yang belum berakhir memberi dampak yang signifikan pada kualitas dan kuantitas belajar anak-anak.
“Sebelum pandemi anak-anak biasanya menonjol dengan prestasi di sekolahnya. Namun, sejak pandemi ini menurun,” jelasnya. Ia bersama panitia yang lain berinisiatif untuk mengajar anak-anak terkait pelajaran sekolah. Materi yang diajarkan beragam mulai dari SD sampai SMP seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, dan bahasa asing.
Demi menghindari rasa jenuh anak-anak juga diajak bermain bersama. Diharapkan kegiatan tersebut dapat meningkatkan kembali semangat belajar anak-anak di panti untuk kembali lagi seperti dulu. “Kami menonton film bersama selain untuk menghibur juga agar mereka lebih terbuka akan dunia luar,” tuturnya.
Tidak menutup mata akan pentingnya perilaku hidup bersih sehat (PHBS), Abidah dan teman-temannya memberikan edukasi terkait kebersihan kepada anak-anak. Melalui media poster dan video mereka berharap agar kebiasaan baik tersebut terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Secara langsung kami mengajari anak-anak untuk cuci tangan yang baik dan juga mengingatkan mereka pentingnya penggunaan masker,” jelasnya.
Selain memberi manfaat kepada anak-anak di panti, kegiatan ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada panitia untuk meningkatkan rasa empati dan syukur. Juga sebagai kesempatan emas untuk mengajar anak-anak, khususnya di era pandemi. “Kegiatan ini mengingatkan lagi kita sebagai mahasiswa kedokteran tidak hanya berperan sebagai agent of treatment, juga sebagai agent of social change,” pesannya.
Hal senada disampaikan juga oleh Ibu Hirni Indira selaku salah satu pengasuh panti sejak tahun 2006. Ia menjelaskan sekitar 90 anak di panti mayoritas usia SD-SMP memang sedang mengalami penurunan semangat belajar. “Kami biasanya mengajari mereka pelajaran agama dan bahasa sebagai pengisi kegiatan sehari-hari,” jelasnya.
Selain itu untuk meningkatkan skill anak-anak juga diajari bercocok tanam anggur, bunga-bungaan seperti janda bolong dan beternak kambing dan kalkun. Ia menjelaskan jika kebanyakan anak-anak yang tinggal di sana berasal dari kaum duafa. Jadi, diharapkan setelah pulang dan kembali ke orangtuanya mereka memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri di masyarakat. “Saya merasa bersyukur sekali dengan kegiatan Kadiksuh, anak-anak menjadi jauh lebih semangat dan belajar banyak hal,” tutupnya. (UAH/ESP)