Mahasiswa FK UII Raih Juara Lomba Menulis Tingkat Nasional
Ulil Albab Habibah, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) terpilih menjadi juara 3 (tiga) dari 95 karya feature pada Kompetisi Ramadan Fair UII 2022. Dalam lomba menulis tingkat SMA dan Mahasiswa se-Indonesia ini, ia mengangkat judul feature “Kyai Amin, 20 Tahun Mengabdi Tanpa Gaji”. Awarding UII Ramadan Fair disiarkan melalui channel YouTube dan Instagram UII pada Jumat (10/6).
Dalam rangka memperingati Milad ke-79 UII, Ramadan Fair UII 2022 digelar dengan mengangkat tema “Semangat Menggapai Ketakwaan, Giat Menyemai Kepedulian”. Lomba yang diinisiasi oleh Bidang Humas UII ini terdiri dari kategori fotografi, menulis feature, dan video dakwah. Juri pada kategori lomba menulis feature yakni Dosen Ilmu Komunikasi UII, Dr. Subhan Afifi, Pemimpin Redaksi Republika DIY & Jateng, Yusuf Assidiq, dan Editor Desk Politik & Hukum kompas.com, Anita Yossihara.
Ulil mengungkapkan dalam mempersiapkan karya tulis feature terdapat tantangan dalam menentukan topik, hingga akhirnya ia mengangkat kisah seseorang yang dapat menjadi teladan agar karya tulis feature yang ia buat bisa memberikan manfaat. Perjuangan Kyai Amin sebagai seorang guru yang tidak menerima gaji selama 20 tahun mengajar menjadi kisah di tulisan feature nya.
“Aku melihat Kyai Amin, beliau dari awal perjuangannya itu tidak mementingkan gaji, dua puluh tahun bayangin, tapi tetap ingin mengajar santri-santri nya,” ujar Ulil.
Ulil juga menjelaskan kondisi ekonomi Kyai Amin sebagai petani dengan kehidupannya yang sederhana tidak membuatnya berhenti dan terhalang menebar kebaikan dan manfaat. Terutama di era modern menjadi suatu tantangan bagi generasi muda saat ini untuk bisa membaca Al Quran dan salat dengan baik dan benar. Kyai Amin mengabdikan dirinya dalam jalan dakwah menebarkan syariat agama Islam dengan ikhlas.
Ulil menambahkan, pada awal tahun 2000 an Kyai Amin menceritakan santri-santri yang ia didik di Taman Pendidikan Al quran (TPA) Al Iklas miliknya lumayan banyak. Namun berbeda dengan sekarang, santri-santri yang ia didik semakin berkurang. Hal ini dikarenakan menurunnya minat generasi muda belajar mengaji dan ilmu agama.
“Beliau (Kyai Amin) menasehati santri-santri nya mau jadi apapun kalian, pekerjaan apapun, akidah tetap nomor satu,” kata Ulil.
Banyak pengalaman yang Ulil dapatkan dalam proses mempersiapkan karya tulis feature nya. Ia bertemu dengan Kyai Amin dengan kisah inspirasi yang membuka perspektifnya terhadap hidup untuk kebaikan. Kemudian kembali menulis karya tulis feature keduanya setelah yang pertama pada tahun 2021 lalu. Ulil juga mengatakan karya feature bisa menjadi media untuk membagikan hal-hal baik disekitar yang tersembunyi, karena masih banyak orang-orang di luar sana yang mempunyai budi pekerti baik dan peran yang besar untuk dijadikan teladan. Juga menjadi pengingat untuk menulis atau membagikan hal-hal yang bermanfaat.
Ulil melanjutkan, tulisan feature yang ia buat tidak lepas dari kebiasan membaca dan kesukaan terhadap menulis. Ia banyak membaca berita-berita dan karya feature lainnya untuk menambah pengetahuan dan belajar secara otodidak. Bagi Ulil setiap orang mempunyai seni nya sendiri dalam menulis.
Atas pencapaiannya ini, Ulil sangat bersyukur. Harapan Ulil bagi generasi muda adalah banyak membaca, fokus dalam pendidikan, bersyukur ketika mendapatkan kesempatan kuliah, dan jangan pernah memberikan batas pada diri, karena diri tidak memiliki batas untuk terus berkembang menjadi lebih baik. (YA/RS)