,

Mahasiswa Akuntansi UII Ukir Prestasi Tingkat Internasional

Prestasi kembali diukir oleh mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII). Kali ini mahasiswa program studi Akuntansi berhasil menuai prestasi di ajang 14th SAP ERPSim International Competition 2022. UII berhasil mengamankan tempat terbaik mengalahkan institusi internasional seperti Beijing Institute of Technology, Sherbrooke University, Yunan University of Finance and Economics, dan San Diego University.

Sebelumnya, tim yang keseluruhan berasal dari Akuntansi 2019 terdiri dari Humam Naufal Tsuraya, Bayu Aji Faundra Pratama, Javier Erlandaffa Satria Dwikamba, Saphira Pricillia Estuarine, dan Dyah Ayu Puspaningrum ini juga berhasil menjadi jawara di ERPSim International Competition Asia Pacific Japan 2022 di awal April lalu.

Perasaan bangga dan syukur dirasakan oleh Saphira Pricilla Estuarine setelah ia dan rekannya dapat menjadi representasi UII sekaligus menjuarai kompetisi internasional. “Perasaan kita tentu bangga, bersyukur bisa diberikan kesempatan ini. Tentu semuanya berkat peran pelatih, prodi, dan semua fasilitas yang ada,” jelas Saphira. 

Selain itu, tidak hanya mewakili institusi, tetapi prestasi ini sekaligus membawa nama Islam itu sendiri dalam skala internasional, “benar-benar bangga, kita juga membawa Islam di kancah dunia,” singkatnya.

Terlepas dari perasaan bangga, terdapat tantangan sendiri dalam prosesnya menjadi juara. Saphira menjelaskan tantangan yang ada lebih ke beradaptasi di setiap tingkatan yang berbeda, “di seleksi di internal dulu, lalu tingkat univ, dan bertemu dengan mahasiswa di internasional,” tuturnya.

Sementara itu Muhammad Fadhly Rizky Octavio selaku pelatih dan pembimbing memaparkan tantangan baik dari perspektif mahasiswa dan pelatih. Fadhly yang dulunya juga pernah mengikuti kompetisi serupa menilai beberapa hal yang menjadi tantangan. Permasalahan komunikasi menurutnya menjadi satu faktor penting ketika membangun tim, “ketika komunikasi itu tidak ada, maka itu bisa menghambat prosesnya,” ungkap Fadhly.

Lebih lanjut, menurutnya dari perspektif pelatih bagaimana membangun lingkungan yang mendukung. “Memang kita di sini bekerja sama bagaimana anak-anak ini dapat terfasilitasi dan belajar dengan nyaman,” lanjutnya. Keberhasilan menjadi juara internasional ini juga menurutnya tidak terlepas dari fasilitas penuh yang diberikan oleh prodi Akuntansi UII, “kalau ingin juara, ya fasilitas harus ada. Apalagi mereka ini kan terpisah-pisah,” tambahnya.

Lebih jauh, menjadi yang terbaik di skala internasional memiliki makna dan pesan tersendiri bagi tim dan pelatih. Fadhly mengungkapkan, prestasi yang telah diukir oleh mahasiswa yang ada telah menjadi bukti konkrit sekaligus menghilangkan stigma bahwa profesi akuntan akan digantikan oleh teknologi. 

sProdi Akuntansi UII dianggap telah mempersiapkan profil lulusan akuntan yang tanggap terhadap perubahan teknologi, “jurusan akuntansi mempersiapkan akuntan masa kini yang dapat berdamai dengan teknologi dan menatap masa depan,” pungkasnya.

Di waktu yang sama, Humam Naufal Tsuraya selaku Ketua Tim mempercayai bahwa setiap anak UII itu bisa menjadi yang terbaik. Humam berpesan agar setiap insan mahasiswa dapat memacu dirinya jauh lebih baik lagi “kita sudah berkuliah di sini, mari sama-sama kita membanggakan dan mengangkat nama UII melalui prestasi di bidang apapun,” pungkas Humam. (KR/ESP)