,

Literasi Wakaf Uang Digital Perlu Terus Dibangun

Universitas islam Indonesia (UII) bersama Lembaga Wakaf Uang (LWU) UNISIA Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII menggelar kegiatan Webinar “Membangun Peradaban Umat dengan Wakaf Uang Digital” pada Selasa (4/4). Acara yang disiarkan secara daring tersebut turut dihadiri Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII Drs. Suwarsono Muhammad, M.A., Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., serta pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) Prof. Dr. Nurul Huda, SE., MM., M.Si sebagai narasumber.

Prof. Fathul Wahid dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya meningkatkan literasi terkait wakaf uang. “Acara ini menurut saya sangat penting karena beragam alasan, yang pertama literasi publik terkait dengan wakaf uang tampaknya perlu ditingkatkan,” ujar Prof. Fathul Wahid.

Ia juga berpendapat bahwa literasi adalah kunci utama terciptanya partisipasi. “Acara seperti ini bisa menjadi kanal untuk meningkatkan literasi publik ‘apa sih wakaf uang itu?’. Apalagi kalau dikaitkan dengan wakaf uang digital seperti tema yang dibuat oleh panitia, karena tanpa literasi tampaknya akan sulit membayangkan adanya partisipasi,” imbuhnya.

Ia berharap dengan adanya uang wakaf akan sangat membantu masyarakat melalui berbagai program kesejahteraan. “Kita bisa membayangkan banyak hal mulai dari peningkatan kesejahteraan masyarakat, entah itu melalui pendidikan, pengembangan ekonomi, dan kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya lebih memberi ikan dibanding memberikan uang. Sehingga dampaknya bisa berlangsung panjang, atau bahkan juga ketika sudah memungkinkan gerakan seperti ini bisa memasuki ranah-ranah yang mungkin belum terbayangkan,” jelasnya.

Ia menutup paparannya dengan menekankan perlunya kesadaran kolektif dalam menyukseskan program yang dibuat oleh lembaga wakaf. “Sehingga ketika lembaga wakaf ke depan punya imajinasi yang progresif kami akan sangat luar biasa. Tetapi ibu/bapak ini tidak akan mungkin tanpa literasi yang bagus, tanpa partisipasi yang luas, tanpa mobilisasi yang masif, dan konsistensi gerakan,” pungkasnya.

Senada, Ketua Umum PYBW UII, Suwarsono Muhammad dalam sambutannya mengatakan bahwa Ramadan ini adalah momentum yang tepat dalam meningkatkan kesadaran wakaf. “Bisa jadi ini momentum yang pas untuk membangkitkan kesadaran kita tentang pentingnya wakaf, khususnya wakaf uang,” katanya.

Ia menyebut, ”Jurang antara yang kaya dan yang miskin itu makin hari makin besar, tidak terkecuali di negara-negara yang dibangun dengan prinsip-prinsip Islami,” sambungnya.

Untuk mencapai kesejahteraan di seluruh penjuru dunia, elemen sosial harus dikuatkan. “Masyarakat dunia harus menambah elemen sosial dalam semua aspek kehidupannya, jadi sosial itu menjadi sesuatu yang signifikan, inherent kalau membuat dunia ini makin hari makin damai, jadi aspek sosial mendapatkan tekanan yang luar biasa,” tegasnya.

Sementara itu, dalam sesi pemaparan materi, Prof. Dr. Nurul Huda memaparkan beberapa pengertian wakaf. “Makna wakaf secara sederhana, secara bahasa itu kita artikan dengan diam ataupun berhenti ataupun menahan. Kemudian kalau kita lihat dari perspektif undang-undang maka wakaf itu secara esensial di dalamnya dimaknai dengan perbuatan hukum Wakif, yang kedua menyerahkan sebagian harta benda wakafnya,” paparnya.

Lebih lanjut, dikatakan Prof. Dr. Nurul Huda, “Di dalam Al-Quran wakaf dikatakan secara implisit, artinya yang ada adalah secara implisit dan tidak ada yang secara eksplisit kata wakaf dalam perspektif Al-Quran, beberapa ayat Allah yang bicara tentang wakaf maka itu menggunakan pendekatan yunfiqun ataupun tunfiqu”.

Prof. Dr. Nurul Huda juga turut memberikan penjelasan terkait keutamaan wakaf yang disebut di dalam Al-Quran. “Ketika Allah mengatakan dalam Al-Baqarah: 261 ini menggambarkan bagaimana benefit dalam wakaf itu sendiri, ketika kita memberikan 1 akan tumbuh 7, dan 7 masing-masing akan tumbuh 100, berarti 700 kali Allah lipat gandakan, sekali lagi ulama menyepakati ayat ini terkait dengan wakaf,” pungkasnya. (JR/ESP)