UII Tambah Lima Profesor Baru
Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menambah cacah profesor. Di awal tahun 2025 ini sebanyak lima dosen yang mendapat kenaikan jabatan akademik tertinggi yakni Dr. Subhan Afifi, S.Sos., M.Si dari Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB), Eko Siswoyo, S.T., M.Sc.ES., Ph.D dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Sholeh Ma’mun, S.T., M.T., Ph.D dari Fakultas Teknologi Industri (FTI), apt. Suci Hanifah, S.F., M.Si., Ph.D dan apt. Dr. Vitarani Dwi Ananda Ningrum, S.Si., M.Si dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Hingga saat ini, UII tercatat memiliki 54 dosen dengan jabatan akademik tertinggi.
Prosesi serah terima SK Menteri Perguruan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia secara resmi diberikan oleh Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V, Prof. Setyabudi Indartono, M.M.., Ph.D kepada Rektor UII, Fathul Wahid dan kemudian diserahkan kepada lima guru besar baru UII.
Rektor UII, Fathul Wahid dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas diterimanya SK Profesor oleh lima dosen UII yang mana penambahan profesor dalam satu waktu penyerahan SK ini merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah. Fathul Wahid juga menyampaikan profesor sebagai intelektual publik harus memiliki tawaduk intelektual yang menghadirkan kesadaran bahwa ada ruang kesalahan dalam kerja intelektualisme
“Karenanya, penemuan sains terus diakukan dan diskusi senantiasa dijalankan. Sains berkembang dengan verifikasi dan falsifikasi. Temuan baru bisa menguatkan yang sebelumnya tetapi dapat juga sebaliknya,” ungkap Fathul Wahid.
Selain itu, tawaduk ini juga mengharuskan pembukaan diri terhadap bukti atau temuan baru. Ini salah satu indikator perangai saintifik (scientific temper). Fathul Wahid menambahkan pada era pasca kebenaran seperti saat ini, menjaga perangai saintifik menjadi lebih menantang karena orang sering kali lebih menyukai kata perasaan dan opini dibandingkan fakta saintifik.
Di sinilah, intelektual publik perlu memainkan perannya, untuk mendekatkan kajiannya dengan kepentingan publik, mengedukasi publik dengan narasi alternatif yang saintifik, dan jika diperlukan terlibat dalam advokasi isu yang berkenaan dengan urusan publik,” jelas Rektor UII ini.
Ditambahkan oleh Ketua Pengembangan Pendidikan Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII, Prof. Drs. Allwar, M.Sc., Ph.D memberikan selamat kepada selalu sivitas akademika UII yang telah mendorong dan memotivasi dosen-dosen UII untuk mendapatkan jabatan akademik tertinggi ini. Prof Allwar menerangkan bahwa profesor merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kualitas kampus. Sehingga profesor baru harus berusaha semaksimal mungkin agar UII selalu berkualitas tidak hanya tingkat nasional maupun internasional.
“Menjadi profesor juga bukanlah hal yang mudah penuh perjuangan dan energi yang besar yang saya yakin bukan karena imbalan uangnya, tetapi idealisme sebagai dosen yang terbaik,” ungkap Prof. Allwar
Prof. Alwar mengingatkan kepada profesor baru bahwa kesibukan setelah menjadi profesor akan bertambah dan tanggung jawab menjadi lebih besar karena aktivitas profesor tidak hanya untuk universitas tapi juga untuk bangsa Indonesia. Selain itu, Prof. Alwar mengharapkan profesor baru selalu bisa meningkatkan kualitas penelitiannya.
“Saya harap profesor baru bisa banyak publikasi, mencetak buku, hingga mencetak generasi yang lebih baik karena penelitian adalah salah satu ujung tombak dari universitas,” harap Ketua Pengembangan Pendidikan YBW UII ini.
Lebih lanjut, Prof. Setyabudi Indartono selaku Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah 5 menyampaikan apresiasi kepada UII yang telah melahirkan 5 profesor baru. Prof. Setyabudi mengungkapkan LLDikti wilayah 5 memfasilitasi perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas, akreditasi, hingga mutu perguruan tinggi, salah satunya untuk memastikan kualitas dari staff pengajar yakni dosen.
“Kita tahu persisi, kondisi PTS saat ini masih 9 PTS yang berakreditasi unggul. Kemudian dari 740 prodi, catatan dari LLDikti bahwa saat ini 152 prodi yang berakreditasi unggul,” jelas Kepala LLDikti Wilayah 5 ini
Dari data LLDikti Wilayah 5, Prof. Setyabudi mengungkapkan apresiasi kepada UII yang mampu menjadi leader dari Perguruan TInggi Swasta (PTS) dalam menyelesaikan banyaknya pekerjaan rumah yang harus dihadapi oleh PTS termasuk melahirkan guru besar.
“Oleh karenanya, saya sangat yakin UII adalah sebuah kampus yang bisa menjadi prototype untuk kampus-kampus lain dalam tri dharma perguruan tinggi khususnya dalam menghasilkan guru besar dalam berbagai bidang keilmuan,” jelas Prof. Setyabudi (AHR/RS)