LEM Fakultas Kedokteran Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Bertepatan dengan hari Dokter Nasional, Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) menggelar acara pemeriksaan kesehatan gratis, pada Selasa (24/10), di Lapangan Parkir FK UII, Jl. Kaliurang Km. 14,5.
Menurut Aghniya selaku ketua acara, LEM FK UII telah mengadakan acara pemeriksaan kesehatan gratis secara rutin setiap tahun. Ia menuturkan, penyelenggaraan acara tersebut pada dasarnya dedikasikan untuk hari Dokter Nasional. Tujuannya agar para dokter dan mahasiswa kedokteran mengingat kembali peran dan tugasnya. ”Refleksi merupakan bagian penting dalam profesi dokter agar peran dan tugas sesugguhnya tak terlupakan,” ujarnya.
Aghniya menjelaskan, secara spesifik terdapat beberapa agenda yang dilaksanakan dalam acara tersebut seperti pemeriksaan gratis, konsultasi kesehatan dan inagurasi. Pemeriksaan gratis dibuka untuk umum dengan tiga kategori yakni pemeriksaan kadar kolesterol, pemeriksaan kadar gula darah dan pemeriksaan asam urat.
Aghniya menambahkan, petugas medis yang terlibat adalah kerjasama LEM FK UII dan Tim Bantuan Medis Mahasiswa (2015) FK UII. Sementara untuk konsultasi kesehatan mengundang dokter dari Fakultas Kedokteran UII, yakni dr. Sani Rachman Soleman dan dr. Eka Rosmarini Sari Wulan.
Pada sesi terakhir seperti disampaikan Aghniya, diadakan inagurasi sebagai persembahan bagi dosen FK UII yang dibuka oleh Wakil Dekan FK UII dr. Syaefudin Ali Akhmad, M.Sc. Terdapat beberapa agenda yang dilaksanakan dalam inagurasi ini yakni penyerahan bucket bunga ke seluruh departemen di FK UII, pemotongan tumpeng sebagai wujud syukur dan penyerahan baju seragam FK UII secara simbolik dari Ketua LEM FK UII kepada dr. Syaefudin.
Dalam kesempatannya, dr. Syaefudin menghimbau seluruh dokter dan mahasiswa kedokteran khususnya unruk lebih menjiwai profesi dengan tetap tekun dan istiqomah. “Mari kita jaga martabat profesi dokter, kedepannya nanti kita akan dihadapkan dengan kompetisi bebas, sekalipun dengan teman sejawat sendiri,” ujarnya.
Oleh karena itu pelajaran iman, takwa yang sudah diajarkan harus tetap dipegang untuk bekal kelak. ”Kita harus punya modal dalam menghadapi kompetisi selain apa yang kita dapat di bangku perkuliahan yakni karakter agar muncul persaingan yang sehat,” ungkap dr. Syaefudin. (BKP/RS)