,

Learning Center UII Bagikan Pengalaman Belajar di Perancis

Dapat menjelajahi dunia sudah pasti menjadi idaman semua orang termasuk mahasiswa. Tidak sedikit mahasiswa yang berkeinginan untuk mengenyam pendidikan di luar negri. Namun itu semua butuh persiapan yang sangat matang. Salah satunya dimulai dari sumber informasi yang berasal dari pihak terpercaya. Seperti tergambar dalam acara workshop UII Learning Center hari ke-2 yang membahas French Day bersama Warung Prancis UII pada Selasa (3/3) di Ruang Audio Visual lt.2 Perpustakaan Pusat UII.

Workshop ini diisi oleh tiga narasumber yaitu Andriane A. Febreinza dari Campus France, Aisyah Sabrina alumni Sciences de L’Éducation et de la Formation Parcours Recherche, Université Paris Descartes (Paris 5), dan Ahmad Zholeh tutor B2 level Bahasa Prancis.

Andriane A. Febreinza sebagai pembicara pertama memperkenalkan Perancis dan menjelaskan bagaimana untuk bisa berkuliah di sana. “Perancis itu sangat menarik karena selain menjadi tujuan utama wisata dunia, pendidikan di sana sangat maju. Lembaga pendidikan di sana banyak mendapatkan penghargaan internasional dan 62 Nobel diraih oleh institusi dan para peneliti Perancis”, jelasnya. Kampus Perancis juga dikenal memiliki program studi lebih spesifik dan sangat bervariasi.

Ia pun menambahkan rata-rata ijazah yang diterima setelah menempuh pendidikan di Perancis sudah diakui internasional, sehingga lulusan bisa mudah bersaing dalam dunia karir global. Andriane juga memaparkan tidak perlu IPK besar untuk melanjutkan pendidikan di Perancis. “Anda cukup membuat Curriculum Vitae dan Motivation Letter yang menarik. Untuk informasi beasiswa dapat diperoleh dari Kedutaan Besar Perancis di Indonesia atau Institut Francais Indonesia”, jelasnya.

Sedangkan, Aisyah Sabrina alumni Universite Paris Descartes (Paris 5) membagikan pengalamannya dalam menempuh pendidikan di sana. Menurutnya, kehidupan tidaklah sulit banyak karena pemerintah setempat banyak memberi bantuan kepada seluruh mahasiswa seperti asuransi kesehatan dan biaya akomodasi.

“Support para dosen di Perancis sangat luar biasa untuk setiap proyek mahasiswanya, di sana juga sangat menghargai kebebasan berekspresi mahasiswa jadi kita bisa lebih banyak menjelajah hal-hal baru”, ujarnya.

Aisyah juga salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari Institut Francais Indonesia (IFI). “Biaya hidup di sana lebih besar daripada biaya pendidikan, tapi setiap mahasiswa diberikan 20 jam perminggu untuk bekerja part time. Biasanya ada yang menjadi tutor ada juga yang bekerja di KBRI” jelasnya.

Di akhir cerita Aisyah memberi motivasi para peserta yang dikutip dari seniman Perancis Felix Leclerc. “Membutuhkan lebih banyak keberanian daripada bakat untuk mencapai kesuksesan”.

Kegiatan ini diakhiri dengan praktek bahasa Perancis diikuti semua peserta yang dibimbing oleh Ahmad Zholeh salah satu alumni berprestasi UII yang menjadi tutor B2 level Bahasa Perancis. (CSN/ESP)