Kuliah di UII dengan Beasiswa
Setiap tahun Universitas Islam Indonesia (UII) memberi kesempatan mahasiswanya untuk mendapatkan beasiswa. Beasiswa yang didapatkan beragam tergantung program yang diikuti. Mulai dari potongan SPP, hingga kuliah gratis sampai lulus dan uang saku ratusan ribu per bulan. Hal ini pun menjawab image yang kerap terdengar jika kuliah di UII mahal. Banyak mahasiswa yang sudah membuktikan jika bisa kuliah di kampus akreditasi A tanpa uang sepeserpun alias gratis. Caranya bagaimana? Tentunya dengan prestasi. Mulai dari IPK tertinggi di Program Studi/Fakultas, hafal Alquran, atlet seni, unggulan, pesantren UII, dan masih banyak lainnya baik dari internal yayasan juga eksternal.
UII banyak membuka kesempatan bagi mahasiswanya. Beasiswa yang terbaru adalah Beasiswa Akademik Tertinggi yang diperuntukkan bagi mahasiswa IPK tertinggi di setiap program studi/jurusan. Saat ini, terhitung ada 28 mahasiswa dari 8 fakultas yang menerima beasiswa tersebut. Seperti tahun-tahun sebelumnya para mahasiswa akan mendapatkan apresiasi berupa SPP tetap selama dua semester, menyesuaikan program studi atau jurusannya. Penilaian beasiswa dilakukan secara ketat dari beberapa aspek yang ditentukan yakni IPK, SKS yang ditempuh, status penerimaan beasiswa, dan kondisi ekonomi keluarga.
“Jaga terus performa akademik anda. Anda punya peluang untuk mengulangi kesempatan yang sama. Karena pendidikan merupakan key performance index yang penting,” pesan Hazhira Qudsyi, S.Psi., M.A. selaku Kepala Divisi Pembinaan Kepribadian & Kesejahteraan Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan UII.
Raisa Kamila Putri mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) angkatan 2019 peraih IPK tertinggi 4.0 mengungkapkan rasa syukurnya atas capaian yang diraih. Selama belajar di FK ia mengaku selalu menikmati proses. Mulai dari memuliakan waktu, ilmu, dan guru. Lalu minta ridho Allah, orangtua, dan guru. “Mungkin itu yang membuat saya bisa seperti sekarang. Untuk teman-teman yang juga sedang berjuang semangat terus. Semua orang itu berproses dan punya porsi masing-masing. Saya juga pernah mengikuti remediasi kok. Tetep semangat, jangan jadikan kegagalan bahan insecure, tapi jadikanlah bahan bersyukur untuk terus maju,” ungkapnya.
UII memiliki visi rahmatan lil alamin, rahmat pada seluruh alam. Pengadaan beasiswa tidak hanya mengandalkan sumber dana dari internal. Namun, UII berusaha sebaik mungkin mencari jaring kerjasama dengan pihak-pihak eksternal seperti dengan Kemendikbud, Bank BPD DIY Syariah, Cendekia Baznas, Yayasan Toyota dan Astra, Bank BNI Syariah, dan banyak lainnya. Hal tersebut diharapkan dapat terus memperluas kesempatan mahasiswa untuk dapat mengakses pendidikan. Meskipun diakui tantangan luar biasa untuk mencari dana dari eksternal.
Disampaikan Hazhira Qudsyi, hal tersebut juga untuk mensiasati para calon pendaftar UII yang merasa takut karena keterbatasan ekonomi. “InsyaAllah ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh calon pendaftar UII. Enggak usah takut dulu. Kalo kita punya prestasi yang baik insyaAllah akan jadi jalan, prestasi apapun. Sejak 2020 ada apresiasi untuk atlet seni. Kami ingin mengapresiasi atlet untuk bisa masuk UII dengan beasiswa. Kalo ada keterbatasan ekonomi bisa masuk lewat duafa. Tantangan jelas ada 50:50. Peluang itu ada asal mau ikhtiar berusaha,” pesannya.
Hazhira Qudsyi menambahkan, untuk mencari info mahasiswa bisa dilihat di website kemahasiswaan atau media sosial Instagram @kemahasiswaanuii. Disana akan di posting banyak informasi untuk beasiswa yang sedang dibuka berikut syarat-syaratnya. Terhitung setiap tahun UII menggelontorkan puluhan milyar sebagai dana beasiswa. “Semua orang punya kesempatan yang sama. Tetap semangat, ikhtiar, dan berdoa,” tutupnya. (UAH/RS)