Kuasai Tiga Kemampuan Kunci dengan TRIZ
Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Islam Indonesia (LSP UII) bekerja sama dengan Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII menyelenggarakan Seminar bertajuk Problem Solving Using TRIZ pada Selasa siang (12/5). Ketua TRIZ Indonesia Dr. Eng. Risdiyono, S.T., M.Eng. dan Direktur Pembinaan & Pengembangan Kewirausahaan/Simpul Tumbuh UII Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc. menjadi pembicara dalam seminar. Kedua pembicara tercatat telah bersertifikasi MATRIZ Level 3 dan MyTriz Level 3.
TRIZ merupakan singkatan berbahasa Rusia dari Teoriya Resheniya Izobreatrlskikh Zadatch (Theory of Inventive Problem Solving). Metodologi pemecahan masalah ini dikemukakan oleh Genrich Altshuller pada 1948 dengan menganalisis sekitar 200 ribu paten yang telah ada. Kemudian ditetapkan olehnya 40 prinsip yang dapat menjadi pegangan dalam memecahkan permasalahan di berbagai bidang kehidupan.
Diselenggarakannya seminar sebagai upaya memperkenalkan TRIZ kepada khalayak mendapat sambutan hangat dari mahasiswa UII dan masyarakat umum. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 300 orang lebih. Jalannya acara berlangsung selama dua jam, diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Dalam materinya Risdiyono mengenalkan TRIZ kepada para peserta seminar. Ia memaparkan pentingnya inovasi, mulai dari berjatuhannya para raksasa industi dan kecerdasan buatan (AI) yang menguasai dunia hingga kemampuan yang penting dikuasai dalam menghadapi perubahan cepat di era saat ini. Ia mengutip perbandingan kemampuan yang prospektif pada tahun 2015 dengan tahun 2022 dari World Economic Forum.
Dikatakan Risdiyono, tahun 2022 cukup berbeda dengan di 2015. Itu mayoritas tentang berpikir, analytical thinking, innovation, creativity, initiative, critical thinking, analysis, complex problem solving, reasoning, active learning, dan sebagainya. “Maka, pertanyaannnya adalah kalau itu yang dibutuhkan ke depan, terus kira-kira kita siap nggak? Kita sudah punya alat untuk itu atau belum? Kalau di kulah belum belajar tentang itu, berarti kita harus mencari sesuatu di luar. Itulah yang kita sebut active learning,” jelasnya..
“Apakah kita memiliki alat secara sistematis yang mampu meningkatkan kreativitas, inovasi, dan juga kemampuan problem solving? Ini penting untuk kita tanyakan ke diri kita. Karena kalau terkait hafalan, algoritma, dan lainnya, komputer lebih kuat dari kita. Tapi yang membedakan kita dengan komputer atau AI yakni kreativitas, inovasi, dan penyelesaian masalah. Tentunya di atas semua itu adalah moral. Salah satu alat yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan pada ketiga hal tersebut adalah TRIZ,” imbuhnya.
Sementara Arif Wismadi pada sesi kedua banyak membahas pemanfaatan TRIZ dalam penelitian akademik. Beberapa kali Ia turut memberi contoh rancang bangun yang dilakukan mahasiswanya di arsitektur dengan pendekatan TRIZ. Ia juga menjelaskan betapa efektifnya penggunaan metode ini dalam penelitian akademik. “Penelitian yang umumnya memerlukan waktu hingga beberapa pekan hingga hitungan bulan, dapat dilakukan olehnya dalam tiga hari saja,” paparnya. (HR/RS)