Komika Ridwan Remin Ajak Mahasiswa Tingkatkan Kualitas Diri

Komika Indonesia Muhamad Ridwan atau lebih dikenal dengan nama panggung Ridwan Remin berbagi kiat sukses dalam webinar bertajuk “Be a good speaker for better future pada Sabtu (13/11) secara daring. Rangkaian kegiatan Student Festival (Stufest) 2021” yang di helat Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (UII) ini cukup menarik perhatian. Tidak kurang dari 830 mahasiswa turut megikuti jalannya webinar tersebut.

Ridwan menceritakan awal perjalanannya di dunia stand up komedi. Bermula dari sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi (TV), ia tertarik dan kemudian mengulik informasi mengenai stand up komedi hingga akhirnya menemukan banyak komunitas stand up komedi di setiap kota di Indonesia. Ridwan mengatakan, ada tiga hal yang menjadi motivasi dalam hidupnya, yaitu uang/materi, kesenangan, dan kebutuhan. “Itu tiga motivasi yang harus ada dalam hidup saya saat ini, seenggaknya salah satunya harus ada,” ujarnya.

Ridwan mengaku salah satu tantangan dalam perjalanannya menjadi stand up komedian adalah rasa insecure yang kerap kali muncul ketika teman-temannya telah terlebih dahulu meraih kesuksesan. Baik dari segi materi yang disampaikan lebih menarik dan lucu, ataupun mereka telah terlebih dahulu meraih kesempatan untuk tampi di TV. Namun pada akhirnya, itu semua membuat Ridwan menyadari bahwa kesuksesan orang lain itu bukan menunjukan bahwa dirinya tidak bisa, melainkan belum waktunya untuk meraih kesuksesan.

Hal tersebut ia alami dalam prosesnya meraih Juara SUCI Kompas TV. Ridwan mengaku, bahwa dirinya telah mengikuti audisi SUCI Kompas TV sejak dari season 3 dan baru bisa tampil di TV dan mendapat juara di season 7. “Jadi ngerasa kaya, oh mungkin memang belum saatnya aja kita untuk bisa sampai di titik itu. Ketika udah oke, kualitasnya udah cukup, dan waktunya pas, hasilnya juga nggak nanggung-nanggung,” ujarnya.

Tantangan terbesar lainnya ketika menjadi stand up komedian adalah ketika materi yang disampaikan menyinggung perasaan orang lain. Hal ini menurut Ridwan kerap kali membuat para stand up komedian merasa stress, sebab disamping membuat materi yang sulit, seorang stand up komedian juga harus memperhatikan perasaan orang lain. Ketika materi yang disampaikan menyinggug perasaan orang lain, maka akan semakin sulit juga untuk memita maaf kepada orang yang bersangkutan tersebut.

Lebih lanjut dikatakan Ridwan, untuk mengaktualisasi diri, setidaknya ada tiga hal penting yang harus diperhatikan, yaitu mengenal diri sendiri, mengeksplor kemampuan yang ada dalam diri, dan mau melewati proses untuk mendapatkan sebuah hasil. Hal ini penting untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri, terutama bagi mahasiswa yang dituntut untuk bisa menjadi agen perubahan.

Menurut Ridwan, dengan menjadi orang yang punya kualitas diri, dapat mempengaruhi orang lain untuk berbuat baik. Contohnya, “Kita bisa ko nyuruh orang buat nggak buang sampah sembarangan kalau kita influencer. Kita bisa bilang ke orang lain kalau sesuatu yang baik gini, yang buruk gitu, kalau kita kita punya sesuatu untuk didengarkan. Jadi, jangan mikirin goals-nya dulu apa, tapi pastiin kita punya pencapaian untuk orang mau dengerin kita dulu, untuk orang mau percaya sama kita,” ucapnya.

Ridwan menyebut bahwa sebagai seorang mahasiswa, selain fokus belajar mempelajari mata kuliah, juga harus punya satu skill yang harus ditekuni. Menjadi seorang mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tapi juga harus memperbanyak pergaulan, relasi, skill, dll. Hal ini menurutnya penting untuk bisa siap menghadapi dunia kerja dan dunia industri setelah lulus kuliah.

Dalam kesempatannya, Ridwan juga membagikan tips dirinya saat menghadapi masa-masa quarter life crisis, yaitu, pertama, selalu membandingkan diri sendiri saat ini dengan yang kemarin, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Fokus pada proses diri sendiri, bukan malah sibuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kedua, merubah keraguan menjadi tindakan. Ketika seseorang ragu atas sesuatu, jangan takut mencoba dan melakukan. Dari tindakan-tinakan tersebut pada akhirnya bisa menjadi bahan untuk belajar dan mengevaluasi diri.

Ketiga, temukan support system. Ini bisa didapatkan dari orang terdekat seperti keluarga, teman, atau bahkan idola. Dari proses yang telah dialami idola itu, biasanya bisa menjadi bahan referensi untuk siap menghadapi proses-proses sulit yang sedang dihadapi. Dan keempat, love your self. Sering-sering untuk berterimakasih kepada diri sendiri, berterimakasih karena sudah mau untuk tetap bertahan hingga saat ini.

“Sering-sering berterimakasih aja sama diri sendiri. Saya tuh kalau tampil stand up, mau lucu mau nggak lucu saya suka berterimkasih sama diri saya. Saya udah tetep sehat, tetap bugar, udah mau diajak tampil dengan baik meskipun hasilnya tidak baik, tidak apa-apa. Begitupun, ketika hasilnya sudah baik, sudah lucu, saya lebih berterimakasih lagi kepada diri sendiri,” ucap Ridwan.

“Jadi saya menganggap diri saya itu sebagai orang yang berbeda gitu, yang saya ajak berpartner untuk melakukan sebuah hal. Itu cara-cara saya untuk menghadapi quarter life crisis yang biasanya efektif,” imbuhnya. (EDN/RS)