KKN UII, Tingkatkan Perekonomian Masyarakat Desa
Ketua Pusat Kuliah Kerja Nyata (KKN) UII, Dr. Unggul Priyadi, M.Si. mengunjungi Desa Jogoboyo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo pada Senin (19/2), yang merupakan salah satu lokasi tempat KKN UII Angkatan 57. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung perkembangan program yang telah dijalankan mahasiswa peserta KKN di lokasi tersebut.
Bertempat di Balai Desa Jogoboyo, turut hadir Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kabupaten Purworejo, Drs. Sumaryo dan Nurhayati selaku Sekeretaris Desa Jogoboyo
Dalam sambutannya, Nurhayati menyampaikan apresiasinya terhadap program yang telah dilakukan UII dalam bentuk KKN untuk membantu perekonomian masyarakat khususnya di Desa Jogoboyo. Nurhayati juga menyampaikan harapannya agar program KKN tersebut bisa berjalan dengan baik dan bisa mendorong peningkatan ekonomi di masyarakat dalam jangka waktu panjang.
“Kita berharap, program ini tidak hanya berjalan sekali saja. Misalnya masyarakat tidak hanya diajar membuat gula semut tetapi juga diajar bagaimana pengemasannya serta bagaimana cara untuk memasarkan produk tersebut,” harapnya.
Disampaikan Sumaryo, mahasiswa berperan sebagai motivator untuk menggali kembali potensi-potensi yang ada di desa, yang kemudian dikembangkan bersama-sama agar mampu meningkatkan kesejahteraan maysarakat desa dan mengurangi kemiskinan.
Sementara disampaikan Unggul Priyadi, KKN UII tahun ini cukup berbeda dengan pelaksanaan KKN tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya KKN ini bentuknya adalah tematik, dimana mahasiswa diharapkan mampu untuk membuat serta merancang program kerja secara berkelanjutan.
”Program ini nantinya tidak akan berhenti ketika KKN selesai, namun bisa dilanjutkan pada KKN selanjutnya bahkan bisa dijalankan langsung oleh pemerintah desa,” ujarnya.
Unggul Priyadi menambahkan, tujuan utama dari KKN berkelanjutan ialah agar mahasiswa mampu mengangkat semua potensi yang ada di desa untuk ditampilkan dalam bentuk profil desa. Nantinya, profil desa tersebut yang akan menjadi laporan mahasiswa.
“Jadi profil desa nantinya akan berfungsi sebagai sumber informasi kepada investor jika ingin tahu potensi desa, silahkan baca di profil desa yang dibuat mahasiswa KKN saja,” imbuhnya.
Saat ini menurut Unggul Priyadi, telah dibuat lebih dari 100 profil desa oleh mahasiswa KKN UII di berbagai Kabupaten se Jogja-Jateng. ”UII menempati peringkat nomor 4 secara nasional dan nomor 1 Perguruan Tinggi Swasta di sektor Pengabdian Masyarakat. Prestasi ini salah satunya juga didukung oleh program KKN seperti yang sedang berlangsung,” jelasnya.
Ciptakan Energi Pengganti Diesel
Mahasiswa KKN UII di Kabupaten Purworejo berhasil menciptakan sistem energi pengganti diesel yang disebut Aerator Storage (ASTRO). Mahasiswa yang berasal dari jurusan Teknik Elektro dan Teknik Mesin di Desa Jogoboyo dan Desa Gedangan menciptakan alat ini sebagai salah satu program kerja KKN untuk membantu masyarakat khususnya para pengusaha tambak udang.
Alat ini merupakan sistem terintegrasi yang di desain untuk memutar aerator (kincir air) secara terus-menerus. Alat ini memanfaatkan tenaga ACCU yang berfungsi untuk mensuplai energi secara otomatis saat kondisi listrik padam. Saat listrik menyala, maka ASTRO akan menyalurkan listrik yang berasal dari pembangkit listrik ke aerator sedangkan ACCU akan mulai menyimpan energi listrik untuk mengisi kembali daya yang telah terpakai.
Alat yang diciptakan mahasiswa UII tersebut mampu mensuplai energi untuk aerator hingga 2 jam dengan menggunakan 3 ACCU dan mampu mensuplai energi untuk 2 Aerator sekaligus meskipun dengan kondisi energi yang diberikan dari ACCU akan lebih cepat habis.
Muhammad Zhafran Wiranata, salah seorang mahasiswa penggagas ASTRO menyampaikan alat ini sangat berguna bagi pengusaha tambak udang, utamanya yang berada di Desa Jogoboyo. Menurutnya, terdapat banyak pengusaha tambak udang di Desa Jogoboyo.
Mayoritas masih menggunakan solar sebagai bahan bakar untuk menghasilakan energi yang digunakan untuk memutar kincir air. Bahan bakar solar dipilih oleh pengusaha tambak udang meskipun jauh lebih mahal jika dibandingkan menggunakan tenaga listrik.
Alasannya, karena di Desa Jogoboyo sendiri masih sering terjadi pemadaman listrik yang beresiko jika aerator berhenti berputar akan menyebabkan udang menjadi stress. Akhirnya masyarakat lebih memilih untuk menggunakan solar.
“Untuk menghemat biaya, lebih baik menggunakan listrik karena bisa hemat hingga 50 persen dibanding solar. Namun permasalahannya adalah ketika terjadi pemadaman. Maka dari itu kita ciptakan ASTRO agar jika terjadi pemadaman listrik, aerator masih bisa terus berputar dengan energi yang telah disimpan didalam ACCU,” ungkapnya. (MHH/RS)