Kisah Sukses Alumni UII, Bangun Bisnis Kuliner Sejak Lulus

Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) mengadakan kegiatan Growth Talk Online “NgoBraS” bertemakan ”Terus Berbuat Kebaikan melalui Bisnis Kuliner”. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (18/3) secara daring ini menghadirkan narasumber Owner PREKSU, Nasi Goreng TBK, dan Bakso Pa’jero, Ferry Atmaja. Ferry Atmaja merupakan lulusan Teknik Industri UII tahun 2011. Lewat wirausaha yang dirintisnya sejak kuliah, ia mampu membiayai hidupnya sendiri. 

“Saya memutuskan jualan produk orang, baju dan jaket. Sebelum berangkat kuliah saya ke kos teman-teman terlebih dahulu untuk menawarkan produk”, ungkapnya mengawali cerita. Menurutnya cara berjualannya tidak terlalu memakan waktu karena terbagi dengan kuliah, jadi ketika mahasiswa masih aktif dalam kuliah jangan membohongi diri sendiri. 

“Ketika kalian memang mampu dengan berwirausaha, ada yang memakan waktu dan ada juga yang tahapnya tidak memakan waktu, contohnya bisnis online. Jadi ketika mampu silahkan, tapi ketika tidak jangan membohongi dengan titip absen atau bolos kuliah”, pesannya.

Setelah menyelesaikan studi, Ferry bergabung dengan teman-teman yang memiliki kesamaan mindset. “Karena kalau kita mindsetnya bukan wirausaha itu susah dan tidak nyambung. Ketika kita bahas mau buka usaha dan jawabannya wah nanti kamu bangkrut dan lain-lain maka ujung-ujungnya tidak jadi. Jika bergabung dengan mindset wirausaha mereka akan saling support”, ujarnya. 

Berbekal restu dan izin orang tua, ia mulai merintis usaha kuliner di bidang minuman yakni Aneka Jus. Sayangnya, usaha pertamanya tidak berjalan mulus karena pada tahun 2012-2013, ia mengalami kebangkrutan bahkan sempat dijauhi sanak keluarga. Ia pun menginstrospeksi apa yang salah dari langkahnya.

“Niat saya dulu yang diperbaiki. Niat saya ada yang salah, saya melakukan ibadah untuk warung saya ramai. Dunia yang saya minta”, ujarnya. Niat beribadah diperbaiki dengan usaha yang dijadikan ladang ibadah. 

Empat Pilar Wirausahawan

Menurut Ferry, pengusaha itu memiliki 4 pilar yang harus dipahami, yaitu keuangan, operasional, SDM, dan marketing. Dulu ia tidak mempelajari hal tersebut. “Kebanyakan pengusaha pemula itu tidak menghitung hpp, padahal itu hal penting” ujarnya. Ketika bangkrut modalnya sudah tidak ada lagi. “Modal utama wirausaha itu sebenarnya bukan uang tetapi kemauan dan kemampuan. Ketika ada kemauan insyaAllah modal itu dapat. Buat proposal bisnis ajukan kepada investor dan membuat integritas terpercaya” jelasnya.

Ferry membuat proposal bisnis dan memperbaiki kesalahannya. Ia membaca market dan menentukan produk. “Saya sudah ada lokasi, market saya mahasiswa. Mahasiswa butuh apa? Butuh makanan yang murah, banyak, dan enak. Berarti saya harus bikin suatu produk yang murah, banyak, dan enak. Kuliner yang bertahan di Indonesia itu apa sih? Kuliner pedas yang selalu bertahan dan berinovasi” jelasnya. 

Akhirnya ia mendapatkan investor dari proposal bisnis dan memulai dari market dan ia juga belajar dari teman komunitasnya yang menjual ayam geprek. Ia memadukan ayam geprek dengan keju dan minum susu karena dapat menetralkan pedas lebih cepat.

Ketika kita membahas tentang berbuat kebaikan kita harus punya tujuan hidup dulu. Manusia yang paling baik di mata Allah itu adalah bermanfaat bagi orang banyak. Manfaat yang paling tinggi bukanlah sekedar materi, tetapi manfaat menuntun orang ke jalan hidayah. 

“Maka dari itu saya terapkan syariat islam di tempat saya untuk menuntun orang ke jalan yang baik. Kami terapkan sholat tepat waktu ke masjid bagi karyawan laki-laki. Berbuka puasa Senin dan Kamis gratis. Membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat juga dapat makan gratis. Karena kita ingin menuntun orang ke jalan hidayah dan mengenalkan sunnah kepada umat muslim” pungkasnya. (MD/ESP)