Keutamaan Sedekah dalam Islam
Center for Medical Islamic Activities (CMIA) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengadakan Kajian for Muslimah mengenai “Keutamaan Sedekah dalam Islam” bersama Ustadzah Nurina Alfiani, S. Kom pada Jumat (11/2) secara daring melalui Zoom Meeting.
Keinginan kaum muslim untuk bersedekah saat ini semakin naik. Bersedekah tidak hanya bagi orang-orang yang memiliki kelebihan harta. Tapi, bagi siapa saja yang ingin berbuat baik. Sedekah berasal dari makna bahasa shidqoh yang berarti benar. Para ulama menyebutkan orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. “Jadi, sedekah adalah cara seseorang mewujudkan dan mencerminkan keimanannya,” tegas Nurina.
Menurut Nurina, sedekah dilihat dari makna syar’i adalah suatu pemberian sukarela kepada orang lain. Pemberian diutamakan kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Hukum dari sedekah sendiri adalah sunnah.
Sedekah memiliki banyak jenis mulai dari materi seperti uang, makanan, barang, dan memberi makan hewan. Non materi contohnya ilmu, tenaga, senyum. Saat mengajari teman atau berbagi materi kuliah juga termasuk sedekah. Membantu teman atau siapapun dengan ikhlas. “Bahkan senyum kita saja bisa bernilai sedekah,” tutur Nurina.
Jenis sedekah yang lain adalah jariyah contohnya adalah wakaf yang bisa dimanfaatkan misal sebagai masjid atau sekolah. Pahala akan terus mengalir kepada si pemberi wakaf saat masyarakat umum tersebut terus merasakan manfaatnya. Contoh lain wakaf adalah dengan membuat sumur.
Menyinggung perbedaan pemberian wajib dan sedekah, Nurina memberikan sebuah contoh. Misalnya seorang suami saat menafkahi istri dan anak-anaknya adalah wajib hukumnya. “Berbeda saat istri memberikan harta ke keluarganya maka hukumnya sunnah,” jelasnya.
Disela-sela penyampaian materi, Nurina menyinggung sebuah hadits yang berisi mengenai sedekah. Hadis sedekah yang paling utama diriwayatkan Abu Hurairah R.A., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari di saat terbitnya matahari: berbuat adil terhadap dua orang (mendamaikan) adalah sedekah; menolong seseorang naik kendaraannya, membimbingnya, dan mengangkat barang bawaannya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah; Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits diatas memiliki makna yang kompleks sekali. Salah satunya, menerangkan ruas tulang manusia yang harus disedekahi setiap hari maknanya adalah sholat dhuha setelah matahari terbit. Pada hadis lain mengenai sedekah jariyah adalah ilmu yang bermanfaat. Contohnya adalah seorang guru yang mengajarkan satu huruf alquran. Pahala kebaikan saat si murid membaca Al-Qur’an selama dia hidup akan terus mengalir kepada si guru.
Di penghujung kajian, Nurina mengingatkan kepada audiens untuk gemar bersedekah. Selain sebagai bentuk ketakwaan seorang hamba kepada Allah SWT, sedekah juga bisa membuat hati tenang dan bahagia. (UAH/RS)