Kenali Potensimu untuk Menjadi Pemimpin yang Profesional
Direktorat Pengembangan Karier dan Pemberdayaan Alumni Universitas Islam Indonesia (DPKA UII) mengundang seorang senior lawyer yang juga alumni UII, Dr. Ari Yusuf Amir, S.H., M.H., dalam acara Career Mentoring dengan tema ‘Know Your Talent to Become Professional Leader’ pada Sabtu (9/4) melalui zoom meeting. Jalannya talkshow dipandu oleh Dian Ayu Amalia, S.Psi., M.Psi.
Mengawali talkshow, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni UII, Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Career Mentoring ini adalah sebuah kegiatan dimana para alumni yang telah berkarir di berbagai industri melakukan mentoring kepada adik-adik mahasiswa yang masih duduk dibangku kuliah, maupun yang fresh graduate. Harapannya dengan adanya acara ini dapat menginspirasi adik-adik mahasiswa agar mendapatkan gambaran yang komprehensif kedepannya dalam menggapai karir yang diinginkan.
Selanjutnya, Ari yang saat ini juga sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni UII menjelaskan bahwa UII mempunyai modal sosial yang kuat dalam membina mahasiswa, sekaligus membedakan dengan banyak perguruan tinggi lain. Modal tersebut adalah tradisi egaliter yang selama ini dibangun dengan adagium “the long tradition of freedom”.
Tradisi tersebut menciptakan hubungan yang kolaboratif dalam proses belajar mengajar antara dosen dan mahasiswa. Mahasiswa dapat menggali keilmuan dosen secara dialektis tanpa rasa sungkan dan beban psikis lainnya. Baik di dalam kelas maupun di ruang kelas.
Ari menjelaskan tips sukses dengan persiapan sejak dini. “Sebagai jembatan menuju kecemerlangan karier di masa depan, masa kuliah di S1 sangat menentukan. Disinilah semua pra kondisi harus disiapkan dan kesemuanya tergantung kemampuan kita memanfaatkan waktu serta mengelola manajemen personal,” ujarnya.
Menurutnya, setidaknya ada tujuh tips yang harus dilakukan sejak mahasiswa untuk membentuk pribadi sukses, calon pemimpin di masing-masing profesi. Beberapa tips tersebut diantaranya adalah bangun personal branding, aktif di organisasi kemahasiswaan, ikut serta dalam kompetensi ilmiah, berkontribusi di program magang, tingkatkan kapasitas diri, kuasai kemampuan komunikasi, dan berikutnya keterpaduan Iman, Ilmu, dan Amal.
Ia menjelaskan, personal branding adalah proses memasarkan diri ke masyarakat umum melalui suatu citra yang dibentuk. “Untuk membuat citra yang baik, kita harus dikenal sebagai orang yang baik, cerdas, dan kompeten. Citra yang baik dapat dibentuk ketika menduduki bangku kuliah antara lain menjadi mahasiswa yang aktif berdiskusi, memberikan banyak masukan yang positif, mengambil inisiatif dalam kegiatan mahasiswa dan menghasilkan karya yang bermanfaat di lingkungan kampus,” tandasnya.
Ari menjelaskan pentingnya mengikuti organisasi. Organisasi sejatinya adalah miniatur masyarakat dan dunia kerja. Keaktifan di organisasi akan menjadi kawah candradimuka yang melatih mahasiswa mengelola keberlangsungan sebuah entitas. “Di organisasi kita akan belajar menyusun dan menjalankan program kerja, belajar manajemen konflik, problem solving, administrasi persuratan, membangun jaringan, menyusun argumen dan keberanian untuk berbicara di depan umum. Kesemuanya itu sangat dibutuhkan di dunia kerja manapun,” paparnya.
“Di bangku kuliah hal itu tidak diajarkan. Ingat IPK tinggi tanpa bekal kemampuan lainnya, hanya akan mengantarkan pada lolos seleksi administrasi, selebihnya adalah kecakapan kita yang menentukan. Bekal keaktifan di organisasi sangat membantu,” tambahnya.
Lebih lanjut Ari menyebut bahwa mengikuti program magang sangat penting. “Mengikuti program magang di perusahaan atau instansi akan memberikan banyak benefit. Kita akan mendapatkan gambaran langsung di dunia kerja, sehingga kita dapat menyiapkan diri untuk berkompetisi nantinya di dunia kerja yang kita impikan. Program magang biasanya menjadi nilai tambah bagi pelamar di banyak perusahaan/institusi,” tandasnya
Selain itu, mengikuti kompetisi ilmiah menurutnya memiliki urgensi tersendiri. Hal ini akan membentuk mental untuk terbiasa dalam iklim persaingan yang ketat. Selain itu juga akan memperkaya pengetahuan, memperluas jaringan dan pengalaman baru yang akan meningkatkan portofolio. “Hal ini akan sangat bermanfaat untuk persiapan karir kita di masa depan,” tutur Ari.
Menurutnya, peningkatan kapasitas diri harus terus dilakukan di tengah dunia yang terus berubah dengan cepat, ditengah persaingan yang kian kompetitif. “Sering-seringlah mengikuti kursus, seminar, pelatihan dan sejenisnya. Apalagi upaya untuk itu lebih mudah dengan banyaknya platform digital yang menyelenggarakan kegiatan ilmiah secara daring,” pesan Ari.
Disampaikan Ari, di Ull kita diajarkan integrasi iman, ilmu dan amal. Inilah kelebihan kita yang membedakan dengan kampus-kampus lainnya. Prinsip profetik tersebut harus dipegang teguh dan diimplementasikan seluruh alumni Ull dimanapun, termasuk di dunia kerja. Sehingga tanggungjawab kita bukan hanya dengan lingkungan kerja, tetapi juga secara transendental terhadap Allah Swt.
Dalam kesempatannya Ari Yusuf berpesan kepada adik-adik mahasiswa untuk terus berusaha menjadi yang terbaik, ingat masa depan kita ada ditangan kita sendiri. Mengutip pesan dari salah satu pendiri UII, K.H. Wahid Hasyim, “Setiap manusia adalah anak dari jerih payahnya. Semakin keras berusaha, semakin pantas ia jaya. Cita-cita yang tinggi dapat mengangkatnya ke derajat yang tinggi. Semakin keras berkemauan, semakin terang derajat itu. Tak ada langkah mundur bagi orang yang ingin maju. Tak ada kemajuan bagi orang yang menghendaki mundur,” pungkasnya. (A/RS)