Karier Gemilang Dimulai dari Mindset
Career Talkshow bertajuk “How to Become an Agile Learner to Get Succes in New Era” pada Sabtu (20/2) menjadi pembuka dari rangkaian acara UII Integrated Career Days 2021 yang digelar oleh Direktorat Pembinaan Karier dan Alumni Universitas Islam Indonesia (DPKA/UII). Acara yang digelar secara daring ini mengundang alumnus program studi Psikologi UII Syahrial Amin, S.Psi., M.A., yang saat ini sebagai Manajer Desain dan Pengembangan Budaya Perusahaan di PLN.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni UII, Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag. dalam sambutannya menuturkan bahwa industri 4.0 membuat semua instansi akademik saling bersaing dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guna memberi dampak pada lulusan yang unggul dan kompetitif.
“Lulusan yang berhasil dalam kariernya juga menjadi salah satu parameter indeks kinerja universitas yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud melalui Direktorat Pendidikan Tinggi,” sebutnya. Karenanya, UII melalui bidang pengembangan karier dan alumni mencoba memfasilitasi berbagai kegiatan pengembangan diri dan softskils secara berjenjang dan reguler kepada mahasiswa agar siap menjaring karier setelah lulus dari jenjang perkuliahan.
Syahrial membuka diskusi dengan mengulas problem dunia industri yang cepat sekali berubah dan penuh akan ketidakpastian. Menurutnya, ketika industri tidak mampu beradaptasi dengan keinginan pelanggan, maka perusahaan bisa saja jatuh meskipun pernah atau sedang berada pada masa kejayaan. Syahrial mencontohkan bagaimana perusahaan merek dagang seperti Nokia, BlackBerry, dan Kodak yang terlalu nyaman dengan kejayaannya pada saat itu, dan harus kehilangan konsumennya karena gagal beradaptasi pada inovasi dan keinginan konsumen.
Lebih lanjut, Syahrial dalam pemaparannya bergeser pada isu disrupsi dalam teknologi. “Jadi, ketika dulu kita membayangkan perusahaan di anggap besar ketika memiliki banyak aset yang terlihat dan bertebaran dimana-mana, pada era disrupsi 4.0 kita justru bisa melihat perusahaan-perusahaan besar yang justru zero aset,” terangnya. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan digital seperti layanan belanja dan transportasi online. Dalam pandangannya, penyedia jasa digital ini sangat minim dalam kepemilikan aset namun justru mampu mencetak angka valuasi hingga miliaran dolar.
Syahrial mengungkapkan di tahun 2010 perusahaan-perusahaan besar dunia dikuasai oleh industri minyak, akan tetapi 10 tahun kemudian mereka sangat mudah tergantikan dengan perusahaan-perusahaan berbasis teknologi. Hal ini menurutnya merupakan sebuah peringatan sekaligus kesempatan bagi kita untuk lebih bisa beradaptasi sekaligus berinovasi agar para pencari kerja dapat memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan untuk bertahan pada era industri 4.0. “Melihat apa yang sudah terjadi, maka kesimpulannya adalah we need to manage this change for personally,” jelasnya.
Lebih jauh dalam melakukan perubahan serta pengembangan diri secara personal, Syahrial menjelaskan tentang konsep mindset. “Ketika mindset sudah bermain dan mempengaruhi alam bawah sadar kita, di situlah muncul pilihan mengenai gambaran perilaku kita, maka pola pikir sangat berpengaruh dalam manusia mengembangkan kemampuan,” tegasnya.
Syahrial mengambil teori yang dijelaskan oleh Carol S. Dweck yang menyatakan bahwa mindset seseorang terbagi menjadi dua, yakni Fixed Mindset dan Growth Mindset. Pada dasarnya, ketika kita meyakini bahwa suatu kondisi yang terjadi pada diri kita adalah sebuah nasib atau takdir, maka itu adalah Fixed Mindset. Sedangkan apabila kita menyadari bahwa masih ada ruang atau celah untuk berkembang dalam mengatasi masalah, maka itu adalah Growth Mindset.
Pada akhir sesi, Syahrial Aminberpesan kepada peserta untuk betul-betul mempersiapkan diri pada era disrupsi teknologi. “Persiapan-persiapan kita semuanya itu dimulai dari mindset, karena mindset adalah hal terpenting, apabila dalam pemikiran kita sudah ragu dan tidak yakin pada masa depan kita, maka the way we learn, the way we make effort akan sangat berpengaruh dan tidak akan maksimal dalam mempersiapkan diri,” pungkasnya. (IAA/RS)