,

Internasionalisasi dan Studi Pelacakan Alumni Penting Bagi Eksistensi PTIS

Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKSPTIS) bekerjasama dengan Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Muhammadiyah Makassar menyelenggarakan Workshop Studi Pelacakan Alumni dan Internasionalisasi Perguruan Tinggi. Workshop digelar dalam rangka peningkatan kualitas akademik perguruan tinggi, khususnya dalam merespons paket kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Workshop yang digelar di Ruang UBC, Menara Iqra, Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh Makassar) pada 19-20 Februari 2020 ini diikuti oleh anggota BKSPTIS, khususnya pengambil kebijakan dan pelaksana studi pelacakan alumni dan internasionalisasi perguruan tinggi. Jalannya workshop terbagi dalam di dua sesi besar guna berdiskusi dan berbagi pengalaman terkait dengan studi pelacakan alumni dan survei kepuasan pengguna alumni internasionalisasi perguruan tinggi.

Disampaikan Sekretaris Umum BKSPTIS, Prof. Fathul Wahid, Ph.D, salah satu cara menakar eksistensi maupun relevansi perguruan tinggi bagi masyarakat adalah kualitas kiprah alumninya di masyarakat selepas menyelesaikan studi. “Perguruan tinggi perlu mengembangkan instrumen untuk memetakan hal ini secara sistematis. Isu ini menjadi semakin penting, ketika kebijakan terbaru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menempatkan studi pelacakan alumni sebagai basis pengukuran akreditasi dan keberlangsungan program studi”, ujar pria yang juga Rektor UII itu.

Ia pun menambahkan perguruan tinggi Indonesia juga sudah saatnya lebih menyiapkan mahasiswanya untuk siap menjadi warga global. “Program internasionalisasi, dalam beragam bentuknya, menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan akses internasional mahasiswa, tenaga kependidikan, dan dosen. Selain itu, jaringan internasional, juga dapat menjadi pendorong kualitas akademik perguruan tinggi. Untuk memberikan hasil yang optimal, inisiatif internasionalisasi perlu didesain dan dikawal dengan lebih serius”, imbuhnya.

Pada sesi studi pelacakan alumni menghadirkan narasumber Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni UII Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag. dan Direktur Pengembangan Karier & Alumni UII Abdurrahman Al-Faqiih, S.H., M.A., LLM.

Dalam sesi ini antara lain akan membahas tentang bagaimana mendesain perguruan tinggi masa depan, urgensi studi pelacakan alumni dan survei kepuasan pengguna alumni, pengolahan dan analisis data studi pelacakan alumni, dan survei kepuasan pengguna alumni. Selain itu juga akan didiskusikan tentang penyajian, pemanfaatan hasil analisis, dan pelajaran dari lapangan.

Sementara pada sesi internasionalisasi perguruan tinggi menghadirkan narasumber Wakil Rektor Bidang Networking & Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D. dan Ketua Program Studi Hubungan Internasional UII, Hangga Fathana, S.IP., B.Int.St., M.A.

Dalam sesi kedua ini topik yang akan dibahas antara lain internasionalisasi perguruan tinggi Islam: peluang dan tantangan, strategi internasionalisasi perguruan tinggi, pengelolaan kantor urusan internasional, program mobilitas sivitas akademika, dan manajemen perjanjian kerja sama.

Penandatanganan MoU dengan Unismuh Makassar

Pada saat yang sama juga dilangsungkan penandatanganan kesepakatan bersama antara UII dan Unismuh Makassar. Kedua universitas telah lama menjalin kerjasama yang cukup erat di bidang tri dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. (RS/ESP)