,

Integrasi Kurikulum Keberlanjutan dalam Institusi Pendidikan Tinggi

Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi tuan rumah program MASUDEM (Master Studies in Sustainable Development and Management) yang digelar pada 12-15 September 2023. Penyelenggaraan program MASUDEM yang didanai oleh Erasmus+ tersebut merupakan yang ke tiga setelah sebelumnya diselenggarakan di Bratislava Slovakia dan Sevilla Spanyol. Kali ini agenda MASUDEM diisi dengan seminar internasional bertemakan “Integrasi Kurikulum Keberlanjutan dalam Institusi Pendidikan Tinggi”.

Penyelenggaraan seminar internasional bertujuan untuk mendiseminasikan praktik terbaik dalam mengintegrasikan aspek keberlanjutan dalam kurikulum program studi Magister Manajemen di berbagai belahan dunia. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi media memperkenalkan proyek MASUDEM sebagai inisiatif kolaboratif antara universitas-universitas mitra di Eropa dan Asia Tenggara yang mendukung pengembangan kurikulum berbasis keberlanjutan.  Seminar ini merupakan hasil dari kolaborasi antara 11 institusi mitra di Eropa dan Asia Tenggara.

Ketua Departemen Manajemen UGM, Prof. Nurul Indarti, S.E., Sivilokonom, Cand.Merc., Ph.D., menyebutkan bahwa tujuan dari diadakannya proyek ini adalah untuk mengembangkan sistem pada kurikulum Magister Manajemen agar lebih berkelanjutan. “Konsorsium ini tujuan utamanya adalah untuk membentuk program studi atau pemutakhiran program studi, khususnya di level Magister Manajemen,” tutur Prof. Nurul Indarti dalam sesi jumpa pers di sela penyelenggaraan seminar, di Gedung MBA FEB UGM, Yogyakarta (12/9).

Sementara Project Coordinator Erasmus+ MASUDEM, Prof. Anetta Caplanova, Ph.D. di kesempatan yang sama menyampaikan bahwa teknologi merupakan salah satu solusi efektivitas proses pembelajaran. “Chat GPT dan beberapa aplikasi serupa merupakan solusi untuk dapat mengajar secara efektif, sangat dibutuhkan terutama kita yang berada di pendidikan tinggi,” ujar Prof. Anetta Caplanova.

Lebih lanjut dikemukakan Prof. Anetta, pengembangan kurikulum ke depan sudah seharusnya lebih inovatif. “Dalam pengembangan kurikulum pengajaran pendidikan tinggi, tentu saja kurikulum yang akan dikembangkan tidak hanya terbatas pada Artificial Intelligence, akan tetapi terus dapat mengikuti perkembangan teknologi, sehingga perkembangan harus mengutamakan kurikulum yang berkelanjutan,” tandasnya.

Wakil Rektor Bidang Kemitraan & Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., menegaskan pentingnya unsur keberlanjutan di dalam kurikulum Program Studi Magister Manajemen. “Kami di konsorsium ini ingin memperkuat dimensi keberlanjutan (sustainability) dalam kurikulum di Program Studi Magister Manajemen,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wiryono Raharjo menyampaikan adanya proyek ini sangat menguntungkan bagi pendidikan. “Keuntungannya kita bisa lebih memberikan penguatan terhadap mindset sustainable development pada mahasiswa, kemudian kita juga bersinergi dengan negara tetangga, dengan Thailand dan juga Eropa, sehingga kita bisa belajar bersama,” terangnya di hadapan para jurnalis.

“Jadi perhatian terhadap isu-isu yang terkait dengan lingkungan itu diharapkan menjadi lebih kuat melalui program ini, outputnya itu adalah redesain kurikulum, jadi kurikulumnya diredesain sehingga di situ ada penguatan terkait dengan sustainable development,” tutur Wiryono Raharjo.

Narasumber seminar internasional bertemakan Integrasi Kurikulum Keberlanjutan dalam Institusi Pendidikan Tinggi adalah perwakilan dari universitas-universitas mitra dari Slovakia, Spanyol, Hungaria, Republik Ceko, Norwegia, Indonesia, dan Thailand. Dari Indonesia, institusi yang terlibat adalah UGM, UII, dan Universitas Trisakti.

Sementara topik pembahasan dalam seminar yakni pengenalan lingkup dan tujuan program MASUDEM, praktik terbaik kurikulum keberlanjutan dari berbagai negara, dan pemetaan situasi terkini dari masing-masing universitas mitra. (CWN/RS)