Inovasi Mahasiswa UII Petik Penghargaan di Malaysia
Prestasi di tingkat internasional kembali diraih oleh Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII). Sebanyak 5 mahasiswa yang tergabung dalam satu tim, yakni Ndilalah Pulungan (FK 2015), Gustie Nanda (FK 2016), Chairun Nisa N.A (FK 2016), Fauziyah Ulfatun Ni’mah (FK 2016), dan Bella Taradipa D (FTI 2015), berhasil meraih penghargaan Bronze medal pada ajang MTE (Malaysia Technology Expo) 2018 yang diselenggarakan pada 22-24 Februari 2018 di gedung Putra World Trade Center, Kuala Lumpur, Malaysia.
MTE 2018 merupakan sebuah ajang pameran inovasi tingkat internasional yang telah diselenggarakan terhitung sejak tahun 2001. Pada perhelatan di tahun 2018, acara ini mengangkat tema yaitu“Asia’s Inventions and Innovations Marketplace”. Ajang internasional ini diikuti oleh kurang lebih sebanyak 150 peserta dari berbagai Universitas, sekolah menengah, institut penelitian, dan sekolah vokasi yang berasal dari berbagai negara.
Pada ajang ini, Indonesian Innovation and Invention Promotion Association (INNOPA) mengirimkan 32 tim dari Indonesia dan salah satunya berasal dari UII. Dalam proses seleksinya, masing-masing tim mendaftarkan suatu inovasi dalam bentuk abstrak dan akan di seleksi secara nasional oleh INNOPA. Setelah lolos seleksi nasional, akan dilakukan seleksi internasional yaitu melalui proses presentasi produk dan menyampaikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
Salah satu anggota tim, Chairun Nisa N.A (FK 2016) mengatakan kalau tim dari UII membuat sebuah karya berjudul The Ocassia Candle: Bioaromatherapy Environmental Eco-friendly Candle to Decreasing Mosquito Borne Disease. Ocassia candle merupakan campuran kayu manis dan kemangi tersebut berfungsi sebagai pengusir nyamuk dan aromaterapi.
“Latar belakang diambilnya judul ini karena 700 juta orang setiap tahunnya terjangkit penyakit yang dibawa oleh perantara nyamuk dengan mencapai angka kematian 1 juta. Penyakit seperti demam berdarah, malaria, chikungunya, dan zika di antaranya. Saat ini memang sudah ada obat anti nyamuk namun masih berbahan kimia. Inovasi kami ini lebih memanfaatkan tanaman herbal yakni ekstrak kayu manis dan ekstrak daun kemangi. Produk yang kami hasilkan berupa lilin aromaterapi” Ujar Nisa.
Sedangkan, anggota tim lainnya, Fauziyah Ulfatun Ni’mah (FK 2016) mengatakan ajang ini telah membuka wawasan tentang inovasi yang bisa datang dari mana saja dan dapat dilakukan oleh siapapun tanpa mengenal batasan usia. Di acara ini, mereka terkagum-kagum oleh beberapa anak yang telah mampu mengembangkan suatu teknologi yang cukup canggih walaupun usia mereka masih sangat muda. Selain itu, dengan mengikuti MTE 2018, mereka juga dapat mengenal beberapa inventor baik dari Indonesia maupun negara lain.
Fauziyah juga berharap bahwa tim dari UII ini ke depannya bisa mengembangkan karya The Ocassia Candle sehingga bisa diaplikasikan ke masyarakat luas. Tidak hanya itu, Fauziyah juga berharap bahwa mahasiswa UII bisa meningkatkan potensi mereka melalui inovasi dan kreasi yang unik. (BKP/ESP)