Ingin Tembus Beasiswa IISMA?, Simak Tips-Tips Ini
Dalam rangka mempersiapkan para mahasiswa dalam mendaftar program Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) 2022, Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK KUI) UII menyelenggarakan acara bincang-bincang virtual bertema Tembus IISMA 20221 pada Sabtu (22/1). Acara ini menghadirkan 3 orang mahasiswa awardee IISMA UII yakni Ahmad Priansyah yang diterima di University of Sussex, Mehrunnisa Ani Mufti di Middle East Technical University dan M. Ulil Albab Surga Negara yang berangkat ke University of Granada.
Disampaikan M. Ulil Albab Surga Negara, komunikasi dengan pihak pengelola program studi dan KUI sangat penting ketika hendak mendaftarkan diri dalam program ini. Ulil menyebutkan bahwa komunikasi ini penting untuk memilih mata kuliah di universitas tujuan agar tidak berseberangan dengan program studi asal.
Selain berkomunikasi dengan program studi terkait pemilihan universitas tujuan yang menyediakan mata kuliah yang berkesinambungan jurusan, Ulil juga menyarankan untuk mengukur kemampuan diri sendiri untuk bersaing masuk ke dalam universitas tujuan.
Sementara itu, Ahmad Priansyah menambahkan bahwa berkomunikasi dengan orang tua juga penting untuk mendapatkan izin sebelum mendaftar program. “Kalau saya pribadi, selain komunikasi dengan pihak-pihak terlibat, saya juga meminta doa agar diperlancar segala proses.” Imbuh Ahmad.
IISMA tidak merilis jumlah pasti berapa kuota setiap universitas, namun menurut Ahmad hal ini bisa disiasati dengan mencari nama universitas tujuan di Instagram dan melihat jumlah mahasiswa yang diterima di angkatan pertama sebagai acuan terkait kuota penerimaan masing-masing universitas.
Hal lain yang harus dipersiapkan adalah latihan dalam membuat essay yang termasuk dalam tahapan seleksi untuk mengikuti beasiswa IISMA. Mahasiswa harus memiliki motivasi yang kuat mengapa ia harus mendaftar IISMA. Motivasi tersebut menyertakan apa manfaat program ini untuk diri sendiri, lingkungan dan bagaimana merealisasikan manfaat tersebut dengan baik. “Sederhana namun berdampak besar.” Ujar Ahmad. Essay yang ditulis harus memiliki isi dan struktur yang jelas khususnya pola kalimat yang diterapkan serta rasional dan dapat dipahami oleh pembaca dengan baik.
Para mahasiswa yang hendak mendaftar juga dihimbau untuk mempersiapkan sertifikat Bahasa Inggris sedini mungkin baik IELTS, TOEFL maupun DuoLingo English Test. Hal ini tidak terlepas dari persiapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan skor yang disyaratkan dalam program ini.
Seperti dijelaskan Mehrunnisa, nilai sertifikat Bahasa Inggris di atas nilai minimal memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan yang lain. “Misalkan nilai minimalnya 100, maka teman-teman harus punya nilai 110 untuk DuoLingo.” Ujarnya. Mehrunnisa juga menekankan perlunya menabung sejak dini mengingat biaya tes sertifikat bahasa inggris tidak sedikit.
Tips Ketika Wawancara
Terkait dengan wawancara, para pembicara berpesan agar mahasiswa yang hadir bisa mengikuti wawancara dengan sesantai mungkin untuk menghindari grogi, menyampaikan ide dengan jelas dan bisa menunjukkan kelebihan tanpa kesan sombong di depan para pewawancara.
“Jika wawancara dilaksanakan secara online, maka pastikan teman-teman mengikuti wawancara dengan kondisi jaringan yang stabil serta lingkungan kondusif dari berbagai gangguan.” Ujar Ahmad. Mehrunnisa menambahkan bahwa menghilangkan grogi saat wawancara bisa dihilangkan dengan cara banyak berlatih bersama teman sebaya atau orang tua.
Sebagai penutup sesi, seluruh pembicara menekankan para peserta untuk berani mencoba dan tidak minder terhadap kemampuan serta pencapaian yang selama ini diraih. “Teman-teman tidak usah malu terhadap orang lain yang memiliki banyak piagam penghargaan dan kegiatan karena saya sendiri tidak mengirimkan piagam ketika mendaftar program ini.” Ujar Ulil. (AP/ESP)