Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menambah capaian di bidang akademik, yakni raihan jabatan profesor oleh salah satu dosennya sebagai jabatan akademik tertinggi. Kali ini, dosen Fakultas Hukum UII, Dr. Muhamad Syamsudin, S.H.,M.H. menerima Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI tentang Kenaikan Jabatan Akademik Profesor dalam Bidang Ilmu Hukum.

Read more

Tujuan hidup memberikan energi positif yang luar biasa bagi kita untuk menatap masa depan. Tanpa tujuan hidup, seseorang akan menjalani kehidupannya dalam keadaan hampa. Manusia membutuhkan strategi dalam menyusun tujuan hidupnya. Lalu, bagaimana strategi yang tepat agar dapat menyusun tujuan hidup yang baik?.

Direktorat Pengembangan Karier dan Pemberdayaan Alumni UII (DPKA UII) mengundang seorang founder Quantum of Mind Indonesia sekaligus alumni UII, Muhammad Saleh S.H., M.H, dalam acara career TalkShow dengan tema ‘Strategi Menyusun Goal’ pada Selasa (29/3) melalui via zoom meeting. 

Read more

Program studi (Prodi) Hukum Islam program Doktor UII menggelar acara Fikih Keindonesiaan Perspektif Budaya, Tata Negara, dan Ushul Fikih pada Rabu (30/03). Acara yang diselenggarakan via Zoom itu menghadirkan Dr. Zainuddin, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Batusangkar, Prof. Dr. M. Noor Harisuddin, M.Phil.I. Dekan Fakultas Syariah UIN KH. Achmad Siddiq, dan Dr. Drs. M. Muslich KS, M.Ag. Dosen Prodi Hukum Islam Program Doktor FIAI UII.

Prof. Noor Harisuddin mengungkapkan bahwa fikih merupakan salah satu produk hukum yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karenanya eksistensi produk fikih selalu menghadirkan pembaharuan yang cocok dengan keadaan masyarakat sekitar.

Read more

Izinkan saya, di saat yang berbahagia ini, untuk berbagi perspektif yang semoga relevan untuk kita semua, dan terutama untuk para profesor, yang ahli di bidangnya masing-masing.

 

Matinya kepakaran

Lima tahun lalu, pada 2017, Oxford University Press menerbitkan sebuah buku yang langsung menjadi pergunjingan publik di banyak pojok dunia, termasuk Indonesia. Buku itu ditulis oleh Tom Nichols (2017) dan berjudul The Death of Expertise, matinya kepakaran. Meskipun didasarkan pada kasus di Amerika Serikat, tetapi topik yang dibahas sangat relevan untuk konteks lain, termasuk Indonesia.

Beragam informasi di dalam buku tersebut memerlukan benang merah untuk memahaminya. Misalnya, buku ini melacak mengapa kepercayaan terhadap para ahli mengalami penurunan. Isu membanjirnya informasi salah atau hoaks di Internet juga dibahas di sana. Peran ahli seakan sudah tergantikan oleh orang banyak, dengan beragam mekanisme. Salah satunya, karena informasi beragam subyek yang tersedia di kanal publik, terutama Internet. Di sini, jurnalisme dianggap mempunyai peran penting karena menjadi jembatan antara para ahli dan publik.

Ilustrasi yang diberikan untuk dunia kampus pun serupa. Mahasiswa dapat merasa sudah menyamai para dosen atau profesor yang sudah mendalami topik bahasan cukup lama. Yang menarik, Nichols, penulis buku, menghubungkan fenomena sebagai akibat tren mutakhir, yaitu pendekatan korporatisasi kampus yang melihat pendidikan sebagai komoditas dan menempatkan mahasiswa sebagai konsumen, dan bukan sebagai pembelajar.

Menurut saya, banyak implikasi sosiologis atas perspektif ini. Ketika mahasiswa dianggap sebagai konsumen, mereka akan memerankan diri dengan cara berbeda ketika berhadapan dengan kampus. Pola pikir transksional pun wajar jika mengemuka. Berbeda halnya, jika mereka menjadi aspiran dalam proses pembelajaran. Dosen atau profesor akan dilihat dengan kacamata berbeda yang lepas dari jerat transaksional.

Sebagai tambahan ilustrasi, ketika pandemi menyerah, pendapat para ahli kesehatan di Amerika Serikat, dan termasuk juga di Inggris dan Brazil, untuk menyebut beberapa, tidak dianggap penting sebagai basis kebijakan pemerintah (Zakaria, 2020).

Di belahan dunia lain, seperti Jerman dan Taiwan, kebijakan pemerintahnya dengan tegas berkiblat pada sains. Mereka mendengarkan saran para ahli dengan serius dan menerjemahkannya menjadi kebijakan nasional yang konsisten (Zakaria, 2020).

 

Beberapa saran

Pertanyaan nakal selanjutnya adalah, apakah pendapat ahli harus selalu didengar? Atau, apakah memang betul bahwa pendapat publik, atau mahasiswa dalam konteks kampus, tidak mengandung kebenaran? Apakah betul bahwa para ahli, termasuk profesor, menjadi kaum elit yang tidak kalis dari kritik soal kualitas pendapat akademiknya?

Nichols, penulis buku, memberikan beberapa saran kepada para ahli. Termasuk di antaranya adalah mengajak para ahli untuk lebih rendah hati. Mereka seharusnya tidak berlagak elitis dan tercerabut dari konteksnya berpijak.

Selain itu, para ahli juga diharapkan memperkaya variasi sumber informasinya, supaya tidak terjebak di kamar gema (echo chamber) yang menjadikan narasi seakan tunggal tanpa bandingan.

Selain itu, validitas informasi perlu diperiksa dengan cermat. Di sini, kita bisa menambahkan, kegagalan dalam menjalankan ini, para ahli sangat mungkin memunculkan pendapat akademik yang kurang tepat karena tanpa dukungan data yang cukup.

Di sisi lain, fenomena ini juga menantang para ahli untuk lebih sering melantangkan beragam pendapat intelektualnya dengan jujur dan yang relevan dengan kebutuhan publik. Sensitivitas intelektualisme perlu terus terus diasah.

Namun di sini, jebakan lain bisa muncul, karena terkooptasi oleh kuasa lainnya, termasuk kuasa uang dan kuasa politik (lihat misalnya Dhakidae, 2003). Jika ini terjadi, pendapat ahli dapat menjadi tumpul dan tidak lagi jujur, karena mengikuti pesan sponsor.

Pelajaran yang dituliskan oleh Fareed Zakaria (2020) dalam bukunya Ten Lessons for a Post-pandemic World, seakan merangkum narasi yang disampaikan oleh Nichols. Berdasar kasus Amerika Serikat ketika melawan pandemi Covid-19, Zakaria mengemukakan bahwa khalayak, termasuk pemerintah, harus mendengarkan para ahli, dan para ahli juga harus mendengarkan khalayak.

Saya tambahkan di sini, semuanya perlu dilakukan dengan kejujuran. Pelajaran ini valid juga untuk konteks Indonesia dan banyak belahan bumi lain.

Hanya dengan demikian, kehadiran para ahli menjadi bermakna dan pendapatnya menjadi bernas dan relevan, karena didasari pemahaman yang mendalam dan mutakhir atas konteks. Sangat jelas, para profesor adalah bagian dari para ahli ini.

Semoga Allah meridai UII dan kita semua.

 

Referensi

Dhakidae, D. (2003). Cendekiawan dan kekuasaan dalam negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nichols, T. (2017). The death of expertise: The campaign against established knowledge and why it matters. Oxford: Oxford University Press.

Zakaria, F. (2020). Ten lessons for a post-pandemic world. New York: W. W. Norton & Company.

 

Sambutan pada acara Serah Terima Surat Keputusan Penngkatan Jabatan Akademik Profesor untuk Prof. M. Syamsuddin, S.H., M.H. pada 31 Maret 2022.

 

Universitas Islam Indonesia (UII) berkolaborasi dengan National Universities Network Indonesia (NUNI) menyelenggarakan IT Online Seminar “Emerging Trends in Information Technology” dengan tema “ORCAV-Solusi Dokumen Medis Secara Digital”. Webinar pada Selasa (29/03) itu menghadirkan empat pemateri inspiratif, yaitu Dosen Prodi Informatika Program Internasional UII, Irving Vitra Paputungan., S.T., M.Sc, Tim Developer Admisi dan Keuangan UII, Elbo Shindi Pangestu, Kepala Bidang Pengembangan UII, Hari Setiaji S.Kom., M.Eng., dan Muhammad Nur Imansyah (FK UII 2015).

Read more

Panitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) telah merampungkan tahapan pemilihan Wakil Rektor UII, Periode 2022-2026. Dalam tahapan ini, Panitia Pemilihan menerima usulan delapan nama calon Wakil Rektor dari Rektor UII Terpilih, atau masing-masing dua nama untuk empat bidang tugas Wakil Rektor di UII.

Read more

Proses pengembangan media pembelajaran yang kreatif menjadi keniscayaan yang perlu direspon oleh lembaga perguruan tinggi. Hal ini sejalan dengan kemajuan teknologi informasi yang juga menyentuh aspek-aspek di lingkungan pendidikan. Sebagaimana dilakukan Magister Ilmu Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII yang menjawab tantangan di era digital secara adaptif itu dengan meluncurkan Studio Laboratorium Studi Islam dan Podcast Perdana pada Selasa (29/3).

Hadir untuk membuka dan meluncurkan fasilitas, Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. menganggap studio yang ada merupakan salah satu nikmat yang harus disyukuri dan dimanfaatkan secara optimal. “Utamanya untuk memproduksi konten digital yang dapat menyampaikan pesan dengan beragam tujuan baik. Perubahan zaman yang masif tentu akan hadir dengan tantangannya,” buka Fathul. 

Read more

Masih banyak yang beranggapan bahwa kuliah di luar negeri merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan. Padahal, segudang manfaat dapat diperoleh jika memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Inilah yang mendorong Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara UII Open Days 2022 dengan tajuk “Bersama UII, Semua Punya Kesempatan Kuliah di Luar Negeri’ pada Minggu (27/03).

Acara daring yang diikuti pelajar SMA dan sederajat ini juga bertujuan memberikan informasi bagaimana menjadi mahasiswa UII, peluang double degree, student exchange, serta kesempatan beasiswa ke luar negeri bersama UII.

Read more

Forum Kajian dan Penulisan Hukum Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FKPH LEM FH UII) menyelenggarakan Seminar Nasional “Quo Vadis Transformasi Digital dan Pembangunan Hukum” pada Sabtu (26/03). Seminar di Ruang Auditorium FH UII merupakan rangkaian acara Kompetisi Hukum Nasional UII Law Fair Piala Mohammad Natsir 2022 yang digelar tiap 2 tahunan.

Pembicara yang hadir di antaranya Wakil Ketua MK RI Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.Si., D.F.M., sebagai Keynote Speaker dan Hakim Konstitusi Prof. Dr. Enny Nurbaningasih, S.H., M.Hum., Hakim Konstitusi Dr. Suhartoyo, S.H., M.H., Dosen Universitas Atmajaya Yogyakarta Dr. Aloysius Wisnubroto, S.H., M.Hum., serta Dosen FH UII Prof. Dr. Budi Agus Riswandi, S.H., M.Hum.

Read more

Kompetisi Call For Paper dan Business Plan dalam rangka International Student Mobility (ISM) 2022 di Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) UII pada akhir Maret 2022, memberi kenangan manis pada tiga mahasiswa UII. Mereka yang terdiri dari Nurul Hanifah Rahmadhani (Akuntansi IP 2019), Nabilah Suyu Wardhani (Akuntansi IP 2019), dan Jemmia Mukhlisa Fadila (Akuntansi IP 2019) berhasil menyabet prestasi sebagai Juara I Lomba Call For Paper. Meraka mengangkat tema inovasi digital untuk keberlangsungan UMKM.

Read more