Dalam rangka mempererat kerjasama dan silaturahmi, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta di Indonesia (BKSPTIS) melaksanakan rapat koordinasi di Gedung Kuliah Umum (GKU) Sardjito Universitas Islam Indonesia (UII), Senin (30/5). Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh jajaran Dewan Penasehat, Dewan Pembina dan Pengurus BKSPTIS dari berbagai perguruan tinggi Islam di Indonesia.

Adapun perwakilan perguruan tinggi yang hadir berasal dari UII, Universitas Darussalam Gontor, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Islam Bandung, Universitas Muhammadiyah Surabaya, Universitas Islam Riau, Universitas Muhammadiyah Tangerang hingga Universitas Nahdlatul Ulama.

Read more

Dua dosen Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan pidato pengukuhan dalam Rapat Terbuka Senat UII yang digelar di Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakkir, Senin (30/5). Kedua dosen yang dikukuhkan yakni Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Informasi dan Prof. Dr. Budi Agus Riswandi, S.H., M.Hum. sebagai Guru Besar Bidang lmu Hukum.

Read more

Isu kesehatan reproduksi masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Membicarakannya saja dianggap sebagai hal yang kurang pantas. Hal tersebut berkorelasi sejajar dengan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan tingginya angka infeksi menular seksual (IMS).

“Kesehatan reproduksi seharusnya diajarkan sejak dini,” ujar Windyan Kestri Hardhani Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) pada acara Seminar yang diadakan oleh Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) SMK N 1 Depok, Yogyakarta pada Sabtu (28/05).

Read more

Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) menyelenggarakan Kuliah Umum “Mahkamah Konstitusi dalam Dinamika Ketatanegaraan Indonesia”. Acara yang diadakan di  Gedung Auditorium FH UII, kampus terpadu itu menghadirkan dua hakim Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI) yakni Prof. Dr. Saldi Isra, S.H. dan Dr. Suhartoyo, S.H., M.H. 

Read more

Setelah dua tahun terjeda karena pandemi, Ikatan Keluarga Ibu-Ibu Universitas Islam Indonesia (IKI UII) mengadakan pertemuan tatap muka tepatnya dalam rangka Syawalan IKI UII, “Ramadan Sebagai Entakan Memperbaiki Diri”. Acara ini berlangsung pada Jumat (27/05) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII. Acara dibuka oleh sambutan dari Ketua IKI UII yaitu Prof. Nurul Indarti, SE, Sivilokonom, Cand Marc., Ph.D yang juga merupakan istri dari Rektor UII, Prof Fathul Wahid  S.T., M.Sc., Ph.D. 

Read more

Dr. Yahya Syam, S.H., M.H., alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Angkatan 1978 menyampaikan lulusan UII harus dapat memanfaatkan dan menguasai perkembangan teknologi. Sebab seiring dengan berjalannya perkembangan teknologi, ia menyebut persaingan akan semakin ketat dalam semua lini kehidupan dan profesi. Untuk itu, lulusan UII harus memiliki semangat juang yang tinggi untuk menghadapi setiap rintangan dalam mencapai cita-cita.

Hal itu disampaikannya di hadapan 570 wisudawan UII pada Acara Wisuda Periode V Tahun Akademik 2021/2022 yang diadakan di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir pada Sabtu (28/05).

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar upacara wisuda secara luring yang berlangsung di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir. Di sisi lain kampus terpadu UII, juga memberikan opsi kepada mahasiswanya untuk melakukan wisuda secara daring dari kediaman masing-masing. Acara diselenggarakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Acara Wisuda Periode V Tahun Akademik 2021/2022 pada hari Sabtu (28/05) tersebut, diikuti 570 lulusan yang terdiri 12 ahli madia, 498 sarjana, 59 magister, dan satu orang doktor. Sebanyak 95 mahasiswa mengikuti prosesi wisuda secara daring. Meskipun secara daring, mahasiswa tetap mengikuti dengan baik dan tertib sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Read more

Setelah wisuda, sebagian besar dari Saudara akan memasuki dunia berkarya. Ada beragam pilihan, bekerja di perusahaan atau lembaga yang sudah ada, membuka usaha mandiri, atau meneruskan studi. Ini adalah soal pilihan personal dengan kemantapan hati dan argumen masing-masing. Tak seorang pun bisa memaksakannya. Ini adalah soal pembagian tugas peradaban yang saling melengkapi.

 

Kepemimpinan dan kepengikutan

Ketika menjalankan beragam peran tersebut, kecakapan kepemimpinan (leadership) sangat penting. Namun, pada sambutan yang singkat ini, izinkan saya berbagi sebuah perspektif tentang sebuah isu terkait kepemimpinan yang jarang dibahas, yaitu kepengikutan (followership).

Kita mulai dari ilustrasi sederhana.

Siapa yang membuat para Youtuber atau Selebgram dianggap berhasil? Beragam jawaban mungkin muncul, tapi saya yakin semuanya sepakat: salah satu yang terpenting adalah pengikut (follower). Atau lebih tepatnya adalah pengikut yang efektif: mereka aktif dan sekaligus independen.

Bayangkan, jika para pengikut tersebut pasif dan mudah dipengaruhi untuk pindah ke lain hati, keberadaannya tidak akan banyak membantu para Youtuber atau Selebgram tersebut untuk mendapatkan penghasilan, karena tidak ada keterlibatan (engagement) dari pengikutnya. Atau, bisa jadi, keberadaannya, justru membuat gaduh dengan beragam umpan balik yang tidak diinginkan.

Nah, demikian juga dalam sebuah konteks organisasi atau komunitas. Kepemimpinan tanpa kepengikutan yang efektif tidak akan berjalan dengan baik.

Pemimpin atau pengikut adalah soal pembagian peran yang komplementer dan sekaligus temporer. Bisa berubah kapan saja. Seorang pemimpin di sebuah konteks, bisa menjadi pengikut di konteks yang lain. Karenanya, penting untuk melihat bahwa kedua peran ini sejajar dan dinamis. Kedua peran ini harus dapat dimainkan dengan baik.

Ada kalanya, ketika dalam posisi pemimpin, kita harus sadar akan semua sikap yang harus diambil. Salah satunya adalah membuat bingkai, dengan beragam inisiatif, termasuk menunjukkan jalan, mengumpulkan sumber daya, mengetahui dan memitigasi risiko, menunjukkan komitmen untuk mencapai misi, mendorong keragaman informasi yang masuk, menghargai kontribusi, dan memperjelas wilayah kerja (Hurwitz & Hurwitz, 2018). Pemimpin yang baik harus meyakini bahwa dia memiliki pengikut yang hebat.

Di sisi lainnya, pengikut akan melengkapi dengan menjalankan beragam aksi termasuk memahami apa yang dicari, mengetahui dengan tepat waktu yang dipunyai, berkolaborasi dengan yang lain, menghargai ide orang lain, dan dapat diandalkan.

 

Di luar kotak, di dalam bingkai

Daftar ini dapat kita perpanjang dan didetailkan. Namun ada satu poin penting yang bisa menjadi pengingat bersama, terkait dengan inovasi. Inovasi adalah kreativitas yang terjual atau diterima untuk digunakan. Di sini, istilah berpikir di luar kelaziman (thinking outside the box) menjadi relevan.

Dalam konteks relasi pemimpin dan pengikut, berpikir di luar kelaziman harus dilakukan oleh keduanya. Oleh pemimpin digunakan untuk mendefinisikan bingkai, dan oleh pengikut digunakan untuk menjalankan aksi. Nah, ketika pengikuti berpikir kreatif dan mengembangkan inovasi, harus tidak keluar bingkai yang disepakati.

Hal ini penting dipastikan supaya relasi yang ada menjadi produktif untuk kemajuan organisasi dan tidak justru menyemai konflik yang berpotensi menggeser organisasi dari misi yang diformulasikan dan disepakati.

Sebagian besar dari Saudara sangat mungkin ketika memasuki dunia berkarya, di tahap awal, akan memerankan sebagai pengikut. Ingatlah poin ini: sadar posisi, menjadi pengikut yang efektif, dengan memahami bingkai yang dibuat pemimpin, dan mengeksekusi beragam aksi secara inovatif tetapi tetap di dalam bingkai.

Menjadi pengikut yang efektif merupakan salah satu jalan menjadi pemimpin.

Untuk meningkatkan kualitas kepengikutan, semua pelajaran etika dan akhlak baik yang didapatkan di bangku kuliah dalam mewarnai setiap aksi yang Saudara lakukan ketika berkarya.

 

Referensi

Hurwitz, M., & Hurwitz, S. (2018). Leadership is half the story. Toronto: University of Toronto Press.

Ringkasan sambutan pada acara Wisuda Doktor, Magister, Sarjana, dan Diploma Universitas Islam Indonesia, 28 Mei 2022.

imam al ghazali - berita uii

Menjadi lulusan pondok tak selalu cita-citanya harus menjadi seorang ustaz yang mengisi kajian. Banyak lulusan pondok saat ini yang terjun di berbagai bidang seperti bidang kesehatan, pendidikan, dan bahkan bidang politik. Direktorat Pengembangan Karir dan Alumni (DPKA) UII mengadakan Career TalkShow dengan tema ‘Sukses Meraih Impian, Yuk Intip Pengalaman Alumni PP UII’. Acara ini mengundang M Addi Fauzani, Sosok Peneliti PSHK UII yang sekaligus telah menjadi alumni Pondok Pesantren (PP) UII, dan diadakan secara online melalui live Instagram @uiicareer pada Jum’at sore (22/5).

Dalam pembukaanya, Addi menjelaskan terkait program PP UII yang merupakan suatu program santri unggulan yang diadakan UII serta didukung fasilitas beasiswa full diperuntukkan untuk semua jurusan kecuali jurusan kedokteran.

Read more

Setiap manusia tentunya bercita-cita ingin menjadi orang sukses. Keinginan tersebut hanya berhasil diraih bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Ibarat huruf B, C, dan D yang berderet, B memiliki arti birth (kelahiran) dan D memiliki arti death (kematian). Huruf diantara B dan D adalah C yang berarti choice (pilihan).

“Setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih,” disampaikan oleh Drs. Imam Mudjiono, M.Ag, Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indonesia (FIAI UII) pada acara Seminar yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK UII) pada Minggu (22/05).

Read more