Memasuki pertengahan tahun 2023, sivitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mengungkapkan rasa syukur selepas menggelar Wisuda Doktor, Magister, Sarjana, dan Diploma Periode V Tahun Akademik 2022/2023. Prosesi acara yang dilaksanakan pada Jumat (26/05) di Gedung Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir tersebut turut dihadiri orang tua wisudawan dan disiarkan pula melalui kanal daring.

Kali ini, sebanyak 687 lulusan dari berbagai jenjang yang mengikuti, dengan rincian sejumlah 19 ahli madya, 586 sarjana, 78 magister, serta 4 doktor. Wisudawan terbaik dari program Sarjana diraih oleh Khoirun Nisa’ Lu’lu’ Mafruchah, dari Program Studi Manajemen dengan IPK 4,00. Adapun wisudawan terbaik dari jenjang Magister diperoleh Timothy Dillan Tandjung dari Program Studi Informatika dengan perolehan IPK 4,00.

Read more

Ikatan Keluarga Alumni UII (IKA UII) menggelar perayaan Milad ke-56 sekaligus Halal Bihalal yang dihadiri secara langsung oleh lebih dari 500 alumni dari berbagai daerah pada Jumat (26/05). Acara yang diselenggarakan di The Oval Plaza, Mall Epicentrum Walk Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan tersebut disaksikan secara daring oleh ribuan alumni UII yang tersebar di seluruh Indonesia.

Prof. Dr. H. Muhammad Syarifuddin, S.H, M.H selaku Ketua Umum DPP IKA UII mengatakan, “Saya berharap para alumni UII mampu hadir sebagai problem solver bagi setiap persoalan bangsa, turut andil dalam merawat keharmonisan masyarakat, mari kita bersatu dalam menjaga keutuhan umat, saling membantu dalam kebaikan, serta berkolaborasi untuk membangun Indonesia yang lebih baik”.

Read more

Ikhtiar menjaga kelestarian lingkungan melalui inisiatif hijau yang berkembang saat ini sejatinya didasari pada isu pembangunan keberlanjutan. Tiga pilar utama yang menopang inisiatif ini harus selalu menjadi dasar pertimbangan dalam pendekatan kewirausahaan, yaitu people (manusia), planet (bumi), dan profit (manfaat).

Demikian disampaikan Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) dalam pembukaan hari kedua Training of Trainers (ToT) ASEAN Network for Green Entrepreneurship and Leadership (ANGEL) Erasmus+ CBHE, Selasa (23/5), di Kampus Terpadu UII. Kegiatan ini diselenggarakan secara kolaboratif dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui dukungan global dari Erasmus+ CBHE.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menambah tenaga pendidik bergelar profesor. Kali ini, dosen Fakultas Hukum UII, Dra. Sri Wartini, S.H., M.H., Ph.D. berhasil meraih jabatan akademik tertinggi Profesor Bidang Ilmu Hukum. Raihan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 25162/M/07/2023. Dengan raihan ini, Dra. Sri Wartini menjadi Profesor ke-9 di FH dan ke-31 di UII. Penyerahan SK diadakan di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito, kampus terpadu UII pada Selasa (23/5). Acara dihadiri pimpinan, para profesor, dan perwakilan sivitas FH UII.

Dalam sambutannya, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. mengajak hadirin untuk melantangkan pesan-pesan ilmiah bernas pada khalayak yang lebih luas tanpa meninggalkan peran akademik. Pesan ini dilantangkan sebagai pengingat untuk menjadi intelektual publik lebih baik.

Read more

Selamat atas jabatan guru besar untuk Prof. Sri Wartini. Beliau adalah profesor ke-31 yang lahir dari rahim Universitas Islam Indonesia (UII).

Saat ini, UII masih mempunyai 253 dosen berpendidikan doktor, dan 67 di antaranya sudah menduduki jabatan akademik lektor kepala. Mereka adalah para calon profesor.

Beberapa usulan profesor dari UII saat ini masih dalam proses, termasuk yang sudah melalui beberapa tahapan di Jakarta. Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, surat keputusan profesor lain akan diterima oleh UII.

 

Melawan anti-intelektualisme

Di kesempatan yang baik ini, izinkan saya mengajak, terutama para dosen, dan lebih khusus lagi, para profesor untuk bersama-sama berusaha menyampaikan pesan-pesan saintifik kepada khalayak yang lebih luas. Tentu, dengan tanpa meninggalkan peran lain dalam komunitas akademik, seperti riset dan publikasi.

Pesan ini perlu kembali dilantangkan, karena semakin sedikit profesor yang memilih jalur ini, menjadi intelektual publik. Publik perlu diedukasi. Publik perlu dicerahkan dengan gagasan-gagasan bernas yang mempengaruhi perspektif dan akhirnya menjadi basis pengambilan keputusan dan tindakan kolektif.

Kegalauan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di banyak negara, termasuk Amerika Serikat (Kristof, 2014). Suara akademisi di ranah publik yang terbatas atau bahkan terasa tak terdengar gaungnya karena rendahnya relevansi gagasan dengan kebutuhan publik, dapat menjadi akar gerakan anti-intelektualisme.

Tentu, jika hal ini terjadi akan sangat mengkhawatirkan, karena kepercayaan publik terhadap sains dan saintis berkurang. Sains tidak dianggap sebagai komponen penting dalam pemecahan masalah manusia dan kemanusiaan.

Saat ini, misalnya, menjadi semakin sulit menemukan pemikiran para profesor yang bisa diakses oleh publik luas, termasuk akademisi di luar disiplinnya.

 

Belajar dari pendahulu

Untuk memberikan ilustrasi, kita bisa menyebut Kuntowijoyo, Mubyarto, Umar Kayam, Dawam Raharjo, Nurcholis Madjid, Azyumardi Azra, Deliar Noer, Artidjo Alkostar, dan Ahmad Syafi’i Ma’arif. Daftar ini tentu bisa dibuat lebih panjang. Saat ini, sangat sulit mencari pengganti mereka.

Apa yang bisa kita pelajari dari mereka, selain mereka produktif dalam berkarya? Hasil refleksi sederhana saya, menemukan paling tidak empat pelajaran yang bisa kita ambil dari mereka.

Pertama, mengasah sensitivitas. Mereka sensitif dengan masalah bangsa. Perspektif yang diangkat dalam ceramah dan tulisannya sangat aktual dan memotret kondisi mutakhir bangsa saat itu.

Sebagai contoh, kolom Umar Kayam yang terbit rutin di Harian Kedaulatan Rakyat, selalu mengangkat isu-isu keseharian publik. Dengan kemasan cerita yang menarik, kolom ini termasuk yang dibaca paling awal ketika harian tersebut di tangan.

Konsep Ekonomi Pancasila yang dicetuskan oleh Pak Mubyarto adalah contoh lain sensitivitas intelektual, setelah sistem ekonomi pasar yang menyebabkan ketimpangan. Negara diharapkan terlibat untuk menjamin keadilan sosial.

Kedua, melewati pagar pembatas disiplin. Mereka mempunyai basis disiplin masing-masing, tapi mendekatkan kajiannya melewati batas-batas ranah disiplin. Ini yang menjadikan gagasan yang diperkenalkannya melalui beragam media menjadi terasa semakin relevan.

Banyak contoh yang bisa diberikan di sini. Pak Kuntowijoyo, misalnya, adalah sejarawan, tetapi tulisannya menjangkau perspektif yang lebih luas, termasuk pergerakan Islam, epistemologi ilmu, dan bahkan menulis novel dan kumpulan cerita pendek, yang sarat dengan pesan.

Ketiga, menyederhanakan bahasa. Mereka, selain cakap menulis untuk komunitas akademik, juga lihai dalam mengomunikasikan gagasan untuk khalayak. Bahasa yang digunakannya pun mudah dipahami oleh publik.

Ini bukan perkara mudah, tetapi bisa dilatih. Seperti anjuran teori komunikasi profetik: kita diminta berbicara dengan bahasa yang dapat diterima oleh audiens.

Selain itu, saat ini, semakin banyak kanal yang dapat digunakan oleh para profesor untuk menjangkau khalayak luas selain media massa, termasuk penggunaan media sosial dan ruang perjumpaan gagasan yang semakin banyak digelar, baik daring maupun luring.

Keempat, menjaga konsistensi. Mereka mempunyai dedikasi yang tinggi menjadi intelektual publik, bahkan sampai ajal menjemput. Nama-nama yang tersebut di atas sudah membuktikan diri istikamah di jalur lengang ini. Tentu saja, pilihan ini bukan tanpa risiko.

Misalnya, dalam komunikasi melalui kanal WhatsApp dengan Pak Azra beberapa pekan sebelum Beliau meninggal, kami mendiskusikan risiko yang mungkin dihadapi ketika menyampaikan kritik di ruang publik. Beliau pun sadar risiko ini. Beliau membalas pesan saya:

“Saya juga kadang-kadang khawatir karena sering mengkritik secara terbuka di media elektronik dan media cetak. Saya tawakkaltu (alallah) sajalah. … Bahkan yang terhitung kawan kita dalam barisan kepemimpinan nasional ikut-ikutan menyalahkan mereka yang kritis.”

Tentu konseptualisasi sederhana yang menghasilkan empat pelajaran di atas dapat dilengkap dan dipercanggih dengan ilustrasi yang lebih kaya. Sila!

Referensi

Kristof, N. (2014). Professors, we need you! The New York Times. Tersedia daring: https://www.nytimes.com/2014/02/16/opinion/sunday/kristof-professors-we-need-you.html

Sambutan pada acara serah terima surat keputusan profesor atas nama Dra. Sri Wartini, S.H., M.H., Ph.D. pada 23 Mei 2023

Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan bincang Seni Budaya Islam yang bertemakan, “Tantangan dan Masa Depan Seni Kaligrafi di Era Teknologi Digital”. Acara dihelat di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir UII pada Senin (22/05) dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube resmi UII. Acara digelar guna menyemarakkan milad ke-80 UII sekaligus mengisi kegiatan Lomba Kaligrafi Tingkat Nasional yang digelar di hari yang sama.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan acara Sekolah Kepemimpinan guna menanamkan nilai-nilai organisasi dan budaya kepemimpinan yang digagas para pendiri UII. Sekolah kepemimpinan ini diikuti oleh dosen dan tenaga kependidikan UII yang telah ditetapkan sebagai pegawai tetap universitas yang diangkat pada periode 1 April 2023. Acara tersebut berlangsung pada Selasa (22/05) di Lt. 3 Ruang Auditorium Fakultas Teknologi Industri UII.

Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. menceritakan bagaimana berdirinya UII hingga sampai saat ini sehingga diharapkan dosen dan tenaga kependidikan baru dapat memiliki kemampuan analisis dan memahami identitas UII dari waktu ke waktu.

Read more

Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional Universitas Islam Indonesia (DK/KUI UII) menggandeng Universiti Teknologi Petronas (UTP), Malaysia dalam program pertukaran internasional atau International Exchange Programme. Program ini merupakan salah satu bentuk implementasi MoU UII bersama UTP Malaysia, yang diselenggarakan dalam pertandingan olahraga. Pertandingan olahraga dilaksanakan pada Sabtu (20/5), di Gedung Olahraga (GOR) Ki Bagoes Hadikoesoemo, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta.

Sebelumnya, UTP sudah beberapa kali berkolaborasi dengan UII melalui pola kegiatan yang berbeda-beda dan cenderung mengarah ke kegiatan-kegiatan bidang akademik. Pertandingan olahraga kali ini merupakan sebuah terobosan untuk dapat bertukar budaya bersama mahasiswa-mahasiswa asing melalui implementasi kerja sama dengan pihak mitra.

Read more

Satuan Resimen Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (Satmenwa UII) menggelar upacara serah terima jabatan yang diadakan di Ruang Audiovisual, Gedung Perpustakaan Pusat Mohammad Hatta UII pada Jumat (19/5). Jabatan Komandan Satmenwa UII diserahterimakan dari Ade Mulyavianis selaku Komandan periode 2021-2023 kepada Muhammad Davin Wicaksono selaku Komandan Satuan terpilih periode 2023-2024.

Read more

Lomba pada cabang olahraga (cabor) sepak bola dalam rangkaian Milad ke-80 Universitas Islam Indonesia (UII) telah selesai digelar dan tim Rektorat keluar sebagai juara. Perlombaan yang dilaksanakan mulai dari hari Senin (8/5) hingga Jumat (19/5) tersebut ditutup dengan kemenangan tim Rektorat atas tim Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) dengan skor akhir 3-2. 

Sebelumnya, terdapat total sembilan tim yang turut memeriahkan perlombaan sepak bola pada rangkaian Milad UII ke-80. Laga final antara tim Rektorat dan tim FBE tersaji di lapangan UII Training Ground (UTG) pada Jumat (19/5). Sejak kick off babak pertama, kedua tim saling serang satu sama lain, duel-duel keras tersaji mewarnai jalannya pertandingan. Puncaknya ketika pemain dengan nomor punggung 7, Gandang Susilo dari tim Rektorat mencetak gol pembuka di menit 13. Gol tersebut disambut meriahnya sorak sorai penonton yang memenuhi area sekitar UTG.

Read more