Di saat kita merayakan pencapaian ini, izinkan saya berbagi beberapa pemikiran yang diambil dari buku Framers: Make Better Decisions in the Age of Big Data (Cukier, Mayer-Schönberger & de Vericourt, 2021) yang bisa menjadi panduan bersama.
Mengapa saya mengutip buku? Saya ingin mengirim pesan tentang arti penting membaca buku dan literatur lain.
Setiap buku adalah guru yang diam, memberi kita pelajaran hidup tanpa batas waktu dan ruang. Di saat yang sama, buku adalah teman yang setia, yang selalu siap menginspirasi dan menuntun kita kapan pun dibutuhkan.
Buku membentuk pikiran yang tajam dan hati yang terbuka; membaca adalah investasi terbaik untuk masa depan. Membaca buku bukan hanya tentang menambah pengetahuan, tapi juga tentang memperkaya jiwa dan memperhalus cara pandang kita terhadap dunia.
Bingkai dan pengambilan keputusan
Mari kembali ke buku Framers. Dalam kehidupan ini, keputusan yang kita buat tidak hanya ditentukan oleh data atau fakta yang ada di hadapan kita. Sebaliknya, keputusan-keputusan itu dipengaruhi oleh cara kita membingkai masalah—bagaimana kita memahami dan menafsirkan situasi. Cara kita ‘membingkai’ ini adalah kemampuan yang sangat manusiawi, yang melibatkan pemikiran kreatif, intuisi, dan imajinasi. Kemampuan kita untuk membingkai masalah dengan baik tetap menjadi kunci dalam pengambilan keputusan.
Pembingkaian (framing)—atau cara kita memandang dunia—adalah lensa yang menentukan mana aspek dari sebuah masalah yang perlu kita perhatikan dan mana yang bisa kita abaikan. Apa yang tampaknya sulit atau membingungkan bisa menjadi lebih sederhana hanya dengan melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, saya mengajak Saudara untuk terus membangun kerangka berpikir yang kuat dalam menghadapi masalah-masalah di masa depan. Sebuah kerangka yang tidak hanya melihat masalah secara dangkal, tetapi juga mampu menemukan kausalitas—atau hubungan sebab-akibat—dalam setiap keputusan yang Saudara buat.
Di saat Saudara menghadapi pilihan-pilihan penting dalam karier dan kehidupan pribadi, jangan lupa untuk mempertimbangkan counterfactuals—yaitu, berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan lain. Apa yang akan terjadi jika pilihan berbeda yang diambil? Pertanyaan “Bagaimana jika?” ini membantu kita melihat dunia secara lebih luas dan menyadari bahwa setiap keputusan memiliki banyak jalur alternatif.
Memanfaatkan batasan
Jangan takut pada batasan yang Saudara hadapi. Batasan (constraints), bukanlah halangan, melainkan peluang untuk berpikir kreatif. Dalam dunia yang serba terbatas, seringkali justru kreativitas tumbuh. Dan dengan kemampuan Saudara untuk reframing—melihat kembali masalah dari perspektif baru—Saudara bisa menemukan solusi-solusi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Belajar (learning) adalah kunci untuk membangun kerangka berpikir yang lebih baik. Pengalaman hidup akan terus memberikan pelajaran berharga, dan penting bagi Saudara untuk terus mengasah kemampuan dalam membingkai masalah secara efektif. Belajar dari kesalahan, mengubah cara berpikir, dan berkembang adalah bagian dari perjalanan yang akan Saudara lalui.
Di dunia yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian, penting untuk tidak terpaku pada satu cara pandang saja. Saudara harus menghargai pluralisme, yaitu kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Keputusan terbaik sering kali dihasilkan dari kombinasi berbagai perspektif dan pandangan. Jangan ragu untuk mendengarkan ide-ide yang beragam dan terbuka terhadap cara berpikir yang baru.
Namun, di tengah semua ini, tetaplah waspada terhadap kerangka berpikir Saudara sendiri. Kewaspadaan (vigilance)—adalah kemampuan untuk terus menguji dan mempertanyakan asumsi-asumsi yang Saudara buat. Jangan sampai terjebak dalam keyakinan bahwa satu cara pandang sudah pasti benar. Dunia ini terus berubah, dan kita juga harus fleksibel dalam cara kita berpikir dan mengambil keputusan.
Di hadapan Saudara terbentang masa depan yang penuh dengan peluang, tetapi juga tantangan. Saya percaya bahwa dengan kemampuan untuk membingkai masalah dengan baik, terus belajar, serta berpikir secara pluralis dan waspada, Saudara akan mampu membuat keputusan yang tidak hanya baik untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dan dunia di sekitar Saudara.
Referensi:
Cukier, K., Mayer-Schönberger, V., & deVericourt, F. (2021). Framers: make better decisions in the age of big data. Penguin.
Sambutan pada acara wisuda Universitas Islam Indonesia pada 28 September 2024.
Membingkai Dunia
Di saat kita merayakan pencapaian ini, izinkan saya berbagi beberapa pemikiran yang diambil dari buku Framers: Make Better Decisions in the Age of Big Data (Cukier, Mayer-Schönberger & de Vericourt, 2021) yang bisa menjadi panduan bersama.
Mengapa saya mengutip buku? Saya ingin mengirim pesan tentang arti penting membaca buku dan literatur lain.
Setiap buku adalah guru yang diam, memberi kita pelajaran hidup tanpa batas waktu dan ruang. Di saat yang sama, buku adalah teman yang setia, yang selalu siap menginspirasi dan menuntun kita kapan pun dibutuhkan.
Buku membentuk pikiran yang tajam dan hati yang terbuka; membaca adalah investasi terbaik untuk masa depan. Membaca buku bukan hanya tentang menambah pengetahuan, tapi juga tentang memperkaya jiwa dan memperhalus cara pandang kita terhadap dunia.
Bingkai dan pengambilan keputusan
Mari kembali ke buku Framers. Dalam kehidupan ini, keputusan yang kita buat tidak hanya ditentukan oleh data atau fakta yang ada di hadapan kita. Sebaliknya, keputusan-keputusan itu dipengaruhi oleh cara kita membingkai masalah—bagaimana kita memahami dan menafsirkan situasi. Cara kita ‘membingkai’ ini adalah kemampuan yang sangat manusiawi, yang melibatkan pemikiran kreatif, intuisi, dan imajinasi. Kemampuan kita untuk membingkai masalah dengan baik tetap menjadi kunci dalam pengambilan keputusan.
Pembingkaian (framing)—atau cara kita memandang dunia—adalah lensa yang menentukan mana aspek dari sebuah masalah yang perlu kita perhatikan dan mana yang bisa kita abaikan. Apa yang tampaknya sulit atau membingungkan bisa menjadi lebih sederhana hanya dengan melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, saya mengajak Saudara untuk terus membangun kerangka berpikir yang kuat dalam menghadapi masalah-masalah di masa depan. Sebuah kerangka yang tidak hanya melihat masalah secara dangkal, tetapi juga mampu menemukan kausalitas—atau hubungan sebab-akibat—dalam setiap keputusan yang Saudara buat.
Di saat Saudara menghadapi pilihan-pilihan penting dalam karier dan kehidupan pribadi, jangan lupa untuk mempertimbangkan counterfactuals—yaitu, berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan lain. Apa yang akan terjadi jika pilihan berbeda yang diambil? Pertanyaan “Bagaimana jika?” ini membantu kita melihat dunia secara lebih luas dan menyadari bahwa setiap keputusan memiliki banyak jalur alternatif.
Memanfaatkan batasan
Jangan takut pada batasan yang Saudara hadapi. Batasan (constraints), bukanlah halangan, melainkan peluang untuk berpikir kreatif. Dalam dunia yang serba terbatas, seringkali justru kreativitas tumbuh. Dan dengan kemampuan Saudara untuk reframing—melihat kembali masalah dari perspektif baru—Saudara bisa menemukan solusi-solusi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Belajar (learning) adalah kunci untuk membangun kerangka berpikir yang lebih baik. Pengalaman hidup akan terus memberikan pelajaran berharga, dan penting bagi Saudara untuk terus mengasah kemampuan dalam membingkai masalah secara efektif. Belajar dari kesalahan, mengubah cara berpikir, dan berkembang adalah bagian dari perjalanan yang akan Saudara lalui.
Di dunia yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian, penting untuk tidak terpaku pada satu cara pandang saja. Saudara harus menghargai pluralisme, yaitu kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Keputusan terbaik sering kali dihasilkan dari kombinasi berbagai perspektif dan pandangan. Jangan ragu untuk mendengarkan ide-ide yang beragam dan terbuka terhadap cara berpikir yang baru.
Namun, di tengah semua ini, tetaplah waspada terhadap kerangka berpikir Saudara sendiri. Kewaspadaan (vigilance)—adalah kemampuan untuk terus menguji dan mempertanyakan asumsi-asumsi yang Saudara buat. Jangan sampai terjebak dalam keyakinan bahwa satu cara pandang sudah pasti benar. Dunia ini terus berubah, dan kita juga harus fleksibel dalam cara kita berpikir dan mengambil keputusan.
Di hadapan Saudara terbentang masa depan yang penuh dengan peluang, tetapi juga tantangan. Saya percaya bahwa dengan kemampuan untuk membingkai masalah dengan baik, terus belajar, serta berpikir secara pluralis dan waspada, Saudara akan mampu membuat keputusan yang tidak hanya baik untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dan dunia di sekitar Saudara.
Referensi:
Cukier, K., Mayer-Schönberger, V., & deVericourt, F. (2021). Framers: make better decisions in the age of big data. Penguin.
Sambutan pada acara wisuda Universitas Islam Indonesia pada 28 September 2024.
UII Mondial, Penampilan Mahasiswa Internasional UII di Ajang YBW UII Expo 2024
Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW UII) menggelar YBW UII Expo 2024 pada Kamis-Minggu (26-29/09) di Grand Atrium Pakuwon Mall Yogyakarta. Acara dalam rangka khidmat milad YBW UII tersebut diiringi sejumlah aktivitas menarik, salah satunya ialah penampilan “UII Mondial” dari Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DKKUI) UII pada Jumat (27/9). Read more
UII Mewisuda 1.575 Lulusan
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar wisuda jenjang Doktor, Sarjana, dan Diploma Periode I Tahun Akademik 2024/2025 pada Sabtu-Minggu (28-29/09) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir. Pada periode ini UII mewisuda 1.575 lulusan, terdiri dari 9 doktor, 125 magister, 1.323 sarjana, 86 Sarjana Terapan dan 32 ahli madia. Tercatat hingga periode ini UII telah meluluskan 128.873 alumni.
Read more
Penerimaan Mahasiswa Baru UII Tahun Akademik 2025/2026 Resmi Dibuka
Universitas Islam Indonesia (UII) resmi membuka Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) untuk Tahun Akademik 2025/2026 dalam rangkaian acara Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII Expo 2024 yang digelar di Pakuwon Mall Yogyakarta, Jumat (27/9). Dibuka langsung oleh Rektor UII, Fathul Wahid, terdapat tiga pola seleksi yang dibuka, yakni Jalur Rapor, Jalur Beasiswa, serta Jalur Tes.
Read more
Radio Dakwah Unisia Bahas Tantangan Membangun Ketahanan Umat dan di Era Digital
Radio Dakwah Unisia menggelar Dialog Keagamaan dalam rangkaian Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW UII) Expo 2024 pada Jumat (27/9). Kegiatan bertajuk “Tantangan Dakwah dalam Membangun Ketahanan Umat dan Generasi Digital” tersebut menghadirkan Ust. H. Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A. serta Ust. Dr. Subhan Afifi, S.Sos., M.Si. sebagai narasumber. Read more
Rakorja UII 2024 Usung Tema Merawat Muruah, Terus Berbenah, dan Bergerak Lincah
Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar agenda tahunan Rapat Koordinasi Kerja Tahun 2024 pada Selasa-Rabu (24-25/09) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Rakorja UII tahun ini mengusung tema Merawat Muruah, Terus Berbenah, dan Bergerak Lincah yang dihadiri oleh pimpinan UII tingkat universitas, fakultas, dan jurusan/program studi. Agenda ini diharapkan mampu menghasilkan forum diskusi yang inklusif, terbuka, dan sehat yang mampu menghasilkan ide-ide kreatif dan inovatif bagi kemajuan UII. Read more
Energi Jogja untuk Indonesia: YBW UII Expo 2024 di Pakuwon Mall Yogyakarta
Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia menggelar YBW UII EXPO 2024 yang merupakan pameran pertama dan terbesar di Yogyakarta sebagai ajang pertemuan keluarga besar Yayasan Badan Wakaf UII dengan masyarakat. Dalam khidmat milad YBW di tahun 2024, gelaran expo dihadirkan pada 26-29 September 2024 bertempat di Grand Atrium Pakuwon Mall, Kab.Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Read more
Srawung Demokrasi #2, Bahas Kerapuhan Etika dalam Hukum dan Politik Indonesia
Akademisi yang juga Aktivis sekaligus pengamat politik, Suparman Marzuki dan Prof. Ikrar Nusa Bakti merespons isu terkait krisis etika politik demokrasi saat ini. Gagasan tersebut dikemukakan dalam Srawung Demokrasi #2 dengan tajuk “Meneguhkan Kembali Etika Bernegara Hukum” yang digelar oleh Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PSAD) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Selasa (24/9) di Ruang Teatrikal Lantai 1, Gedung Dr. Sardjito UII. Read more
UII Bermitra dengan DDTC, Konsultan Pajak Terkemuka Indonesia yang Raih Dua Penghargaan Internasional
Jurusan Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) memiliki beragam kerja sama strategis di berbagai sektor. Salah satu mitra tersebut adalah Danny Darussalam Tax Center (DDTC), konsultan pajak terkemuka di Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. Read more
Testimoni Magang: Tingkatkan Profesionalisme, Wawasan, dan Kinerja Mahasiswa
Karir yang cemerlang dimulai dari banyaknya ilmu yang didapat dari pembelajaran maupun pengalaman. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mengikuti sebuah program untuk mendapatkan gambaran tugas kerja yang terjun langsung ke lapangan. Dengan program magang, mahasiswa dapat melatih keterampilan dan profesionalisme kinerjanya untuk menghadapi dunia kerja nyata. Read more