Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) dan Puskesmas Ngemplak I Sleman Yogyakarta sepakat menjalin kerjasama pengembangan ilmu pengetahuan teknologi yang bersifat aplikatif, khususnya di bidang kesehatan. Kesepakatan kerjasama ditandai dengan penandatanganan naskah Memorandum of Understanding (MoU) oleh Dekan Fakultas Teknologi Industri Dr. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc dan Kepala Puskesmas Ngemplak I dr. Dini Threes Harjanti di Gedung Fakultas Teknologi Industri UII, Rabu (23/3).
Turut hadir dan menyaksikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dr. Novita Krisnaini, M. Ph, Wakil Dekan FTI UII Dr. Sri Kusumadewi, S.Si, MT dan Kepala Pusat Studi Informatika Medis Izzati Muhimmah, ST, M.Sc, Ph.D.

Read more

Semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi bangsa menuntut semua elemen untuk bersatu dalam mengatasinya. Tantangan di berbagai bidang itu tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga institusi pendidikan tinggi. Salah satu tantangan yang dinilai cukup berat adalah bagaimana menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap lingkungan, khususnya bumi pertiwi Indonesia yang kaya akan keragaman budaya dan keindahan alam.

Perguruan tinggi memiliki peran edukatif untuk terus mengajak dan memberi pemahaman setiap generasi muda akan pentingnya hal ini. Masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam memahami kelestarian lingkungan alam juga menjadi tantangan bagi perguruan tinggi ke depan.

Read more

Sebanyak 65 lulusan Program Studi Profesi Apoteker UII menjalani pengambilan sumpah profesi, pada Kamis (23/3), di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir UII. Pada angkatan XXVIII ini, 100 persen lulusan apoteker UII dinyatakan lulus UKAI (Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia) dan dinyatakan berhak mengikuti pengambilan sumpah.  Capaian ini melengkapi raihan yang telah diperoleh Program Studi Profesi Apoteker UII yang pada januari 2017 berhasil meraih akreditasi A.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) semakin memantapkan diri sebagai perguruan tinggi unggulan.Hal ini ditunjukkan melalui berdirinya Program Studi (Prodi) S3 Teknik Sipil yang bernaung di bawah Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Dibukanya prodi ini secara resmi ditandai dengan berlakunya Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 126/KPT/I/2017 yang ditetapkan di Jakarta pada 7 Februari 2017.

Penyerahan SK dari Koordinator Kopertis Wilayah V, Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA kepada Ketua Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dr. Ir. Luthfi Hasan, MS berlangsung di Kantor Kopertis Wilayah V Yogya pada Rabu (22/3). Turut hadir pada kesempatan ini, Rektor UII,Nandang Sutrisno, S.H., LL.M., M.Hum., Ph.D dan Dekan FTSP UII, Dr.-Ing. Ir. Widodo, M.Sc.

Menanggapi raihan tersebut, Rektor UII, Nandang Sutrisno, S.H., LL.M., M.Hum., Ph.D., menyampaikan bahwa UII dengan ini sudah siap menerima mahasiswa baru yang ingin belajar dan meneruskan pendidikannya pada Program Doktor Ilmu Teknik Sipil di UII. Dengan dibukanya program ini maka Kemenristekdikti secara khusus dan juga masyarakat secara umum telah memberikan ijin sekaligus kepercayaan penuh kepada UII untuk menyelenggarakan program doktor ilmu teknik sipil di Indonesia.

“Harapannya ke depan hal ini dapat menambah daya saing UII dengan perguruan tinggi lainnya baik di kancah nasional maupun internasional, karena secara sumber daya UII saat ini telah memiliki ahli dalam berbagai bidang teknik sipil, seperti struktur bangunan, struktur tanah kegempaan, dan lain-lain,” ungkapnya.

Sementara, Dekan FTSP UII, Dr.-Ing.Ir.Widodo, M.Sc mengatakan bahwa upaya untuk menginisiasi pendirian Prodi S3 Teknik Sipil telah dimulai secara serius sejak tahun 2015. Pada awalnya hal itu sebagairespon atas tingginya minat masyarakat untuk mengakses pendidikan Teknik Sipil di jenjang doktor.

Selain itu, Teknik Sipil UII sendiri merupakan salah satu prodi mapan di UII yang telah berdiri sejak tahun 1964. Prodi ini juga telah memiliki jenjang master serta didukung oleh banyak akademisi yang telah menjadi pakar.

“Beberapa tahapan sudah kita lalui dengan baik, mulai dari pengajuan borang pendirian prodi, kemudian diikuti dengan visitasi dari asesor hingga keluarnya izin pembukaan prodi dari DIKTI. Insyaallah mulai bulan September tahun ini kita bisa mulai kuliah perdana”, terangnya. Ia mengaku tidak sedikit alumni UII yang sudah menghubungi dan tertarik untuk mendaftar.

Terkait dengan konsentrasi keilmuan yang ditawarkan, Dr. Widodo menyampaikan ke depan konsentrasi akan lebih diarahkan pada ilmu teknik sipil dan ilmu kebencanaan mengingat FTSP UII cukup konsisten dalam kajian tersebut bersama para pakarnya.

“Saya berharap hal ini dapat menjadi terobosan yang bagus bagi FTSP UII. Pembukaan prodi S3 Teknik Sipil akan menjadipemantik tumbuhnya riset dan kolaborasi di bidang tersebut. Di perguruan tinggi, jenjang doktor menjadi pusat untuk melahirkan inovasi dan pengembangan teori-teori keilmuan baru”, imbuhnya.

Menurutnya, pendirian prodi juga sebagai bentuk komitmenUII untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi masyarakat. Selain diisi oleh para pakar UII, Prodi Teknik Sipil UII juga akan mengundang para profesor dan pakar perguruan tinggi lain untuk turut mengajar di prodi tersebut.

Delegasi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil mengukir prestasi sebagai Juara 3 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Law Enforcement Fair yang berlangsung Pada 16-19 Maret 2017 di Universitas Sumatera Utara, Medan. Prestasi tersebut diraih oleh Tim Tarigan yang terdiri dari Mohammad Faisol Soleh (2014), Yudhistira Ary Prabowo (2015), dan Muhammad Yanuar Sodiq (2015).

Dalam ajang tersebut, dua tim UII yakni Tim Tarigan dan Tim Sitorus berhasil masuk dalam babak finalis setelah berkompetisi dengan 53 Tim lainnya dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Beberapa diantaranya seperti Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, dan Universitas Airlangga. Kemudian dari beberapa finalis tersebut terpilihlah tiga pemenang yang menempatkan salah satu delegasi UII yaitu Tim Tarigan sebagai juara tiga, sedangkan posisi pertama dan kedua diraih oleh Tim dari Universitas Gadjah Mada.

Kegiatan Law Enforcement Fair 2017 merupakan lomba membuat karya tulisan ilmiah, khususnya penulisan dalam bidang hukum dengan tujuan untuk memberikan pemikiran solutif mengenai permasalahan praktek penegakan hukum yang selama ini terjadi di Indonesia. Adapun tema yang diangkat ialah “Law Enforcement System Reform More Than Just A Vision”.

Lomba tersebut terdiri dari dua kategori seleksi, tahap pertama seleksi naskah karya dan kedua presentasi finalis. 10 Tim dengan karya terbaik yang lolos seleksi pertama, berhak diundang oleh panitia untuk mempresentasikan karyanya dihadapan dewan juri pada tahap kedua.

Disampaikan Mohammad Faisol, selaku ketua dari Tim Tarigan bahwa dalam kompetisi tersebut mereka mengajukan gagasan berupa pengawasan terpadu (integrated control) berbasis konsep peradilan etika advokat Indonesia sebagai ikhtiar membangun profesi advokat yang bermartabat dan bertanggungjawab.

“Gagasan yang kami tawarkan berangkat dari permasalahan tidak efektifnya fungsi pengawasan dan penegakan kode etik advokat yang terus menjadi masalah berkelanjutan”, tutur Faisol, Rabu (22/03) di Kampus FH UII.

Urgensi kedudukan pengawasan terpadu dalam sistem kelembagaan advokat ialah untuk merefleksikan pancasila sebagai falsafah bangsa serta optimalisasi dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat sebagai upaya untuk melaksanakan sumpahnya sebagai advokat.

“Oleh karena itu, sistem pengawasan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat profesionalisme dan integritas advokat sebagai officium nobile dalam melayani masyarakat”, jelasnya.

Kemudian Mohammad Faisol menuturkan, bahwa dirinya mengaku tidak bisa mengikuti sesi penganugerahan pemenang karena harus lebih awal kembali ke Yogyakarta dari waktu yang ditentukan oleh panitia

“Karena satu dan lain hal saya harus kembali ke jogja lebih awal, namun kami sangat bersyukur atas capain prestasi kami”, ucapnya.

Dr. Muhammad Roy Purwanto, S.Ag., M.Ag., terpilih sebagai presenter dalam 3rd International Conference on Humanities, Social Sciences, and Education (ICHSSE) 2017. Konferensi tersebut dihelat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Senin-Selasa, 14-15 Jumadil Akhir 1438 H/13-15 Maret 2017.

Menurut Roy, penyelenggara konferensi tersebut adalah lembaga prestisius yaitu International Academy of Engineers and Universal Researcher of UEA. “Alhamdulilah, barusaja mempresentasikan hasil riset yang berjudul Acculturation between Islamic Teaching and Javanes Tradition in Mubeng Beteng Ritual Among Moslems in Yogyakarta Indonesia,” tutur Dosen Tetap Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyyah (PSAS) tersebut beberapa saat setelah presentasi.

“Ada akulturasi antara ajaran Islam dengan budaya Jawa dalam tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta,” tutur Roy menceritakan simpulan risetnya.“Bentuk akulturasi tersebut diantaranya, Mubeng Beteng Keraton Jogja (yang) diambil dari Thawaf mengelilingi Ka’bah dalam ibadah Haji,” lanjut mantan Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut.

Selanjutnya, Roy menerangkan bahwa masyarakat Yogyakarta pelaku Mubeng Beteng mengandaikan Keraton sebagai “pusat spiritual” seperti halnya Ka’bah bagi umat Islam. Akulturasi yang kedua yaitu mubeng beteng diisi dengan kontemplasi, merenung, tidak boleh berkata-kataatau yang biasa disebut topo mbisu. “(Hal ini) mirip dengan kondisi Thawaf yg diisi dengan dzikir pada Allah,” ungkapnya.

Sementara itu, wujud akulturasi yang terakhir yaitu dalam ritual Mubeng Beteng, patokan paling depan yang dijadikan imam adalah Pusaka Kyai Tunggul Wulung. “Posisinya sama seperti al-Quran yang dijadikan imam umat Islam. Kyai Tunggul Wulung merupakan bendera yg diambil dari Kiswah Ka’bah,” tutupnya.

Berwirausaha selagi muda adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan sosok Diana Fatimat Azzahro. Mahasiswi jurusan Manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) itu selain disibukkan dengan urusan akademik perkuliahan, juga tengah serius menggarap bisnis clothing line dengan omset yang cukup menggiurkan. Sejak awal dara pemilik akun instagram dengan nama DYN Clothingline ini memang punya mimpi bisa meraih kesuksesan di usia muda. Tentu saja tidak hanya sukses meraih gelar sarjana namun juga sukses mengembangkan bisnis fashion yang tengah digelutinya.

Read more

Dukungan perguruan tinggi terhadap kampanye energi bersih dinilai penting untuk memberi edukasi kepada masyarakat. Kebutuhan akan energi bersih semakin penting di dunia seiring dengan semakin menipisnya energi fosil. Peran kampus dalam mendorong energi bersih juga menjadi prioritas penting kebijakan UII. Sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa dosen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII yang tergabung dalam Tim Solar Project FTI UII. Tim tersebut mengadakan Launching Solar Cell Project FTI UII pada Selasa (21/03) di Auditorium FTI UII. Selain Pimpinan Kampus dan Fakultas, acara ini juga dihadiri oleh para awak media.

Read more

Tim Invose Alfa yang terdiri dari Muhammad Multazam, Rizaldi Prasetya dan Priyagung Alfikri berhasil meraih penghargaan sebagai Best TechnoExpo pada kategori Software Development Competition (SDC) pada ajang kompetisi Technocorner 2017. Ketiganya merupakan mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2016.

Technocorner 2017 merupakan acara nasional bertemakan teknologi yang pada tahun ini mengusung tema “Cintai Indonesia dengan Mahakarya Anak Bangsa”. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada bersama dengan Keluarga Mahasiswa Teknik Elektro dan Teknologi Informasi. Selain SDC, Technocorner 2017 juga menyelenggarakan 2 kompetisi lainnya yaitu Line Follower Competition (LFC) dan Electrical Engineering  Competition (EEC).

Saat ditanyai ide apa yang dibawa, Multazam selaku ketua tim mengatakan bahwa aplikasi yang mereka kembangkan diberi nama  MyTip. Aplikasitersebutberfungsi menghubungkan antara orang yang ingin menitipkan sesuatu dengan orang yang bersedia untuk dititipi atau mengambilkan barang tersebut yang kemudian akan mendapatkan imbalan jasa (uang Tip) dari orang yang menitipkan.

Sedangkan untuk cara kerjanya, Alfikri menuturkan, “Misal saat kita ingin membeli barang, tinggal post saja titipan kita di MyTip, nanti ada yang mengambilkan. Kemudian kalau kebetulan misalnya kita ada di tempat makan dan kita melakukan check-in lalu ada orang yang mau nitip dan kita antarkan. Nanti bagi yang dititipi akan mendapatkan uang Tip.”Papar Fikri.

Kompetisi ini terdiri dari serangkaian seleksi dimulai dari pendaftaran online, pengumpulan proposal secara online, penilaian karya dan pengumuman finalis, pengumpulan prototype aplikasi yang dikembangkan secara online dan yang terakhir babak final, peserta melakukan presentasi di depan dewan juri serta menampilkan karya mereka di Technoexpo 2017.

Untuk persiapan sendiri Prasetya mengatakan kalau persiapan mereka kurang intensif. Tapi karena Teknik informatika tahun ini kan ada kurikulum baru dan ada mata kuliah design thinking yang mengajarkan dari awal bagaimana membuat aplikasi yang dibutuhkan orang banyak. Semuanya diajari mulai dari survey lapangan, pembuatan prototype, presentasi ide dan yang terakhir pelaksanaan expo yang diadakan di hall FTI UII. Itu satu angkatan memamerkan aplikasi timnya masing masing. Jadi sebenarnya kami belajar banyak dari mata kuliah tersebut untuk keperluan lomba Technocorner 2017 ini.

“Harapannya semoga kedepan prestasinya bisa lebih meningkat, Selain itu untuk aplikasinya sendiri semoga bisa terus kami kembangkan sehingga bisa bermanfaat untuk orang banyak.” Ujarnya. (MDP/MUS)

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Kali ini, tim Program Studi (Prodi) Akuntansi Fathan Mubina yang terdiri dari 4 mahasiswa Prodi Akuntansi 2014 yaitu Huda Aulia, Muhammad Guntur Pamungkas, Mara Khwarizmi dan Arif Habibullah berhasil meraih juara satu pada kompetisi tahunan Enterprise Resource Planning Simulation (ERPsim) Asia Pasific Japan Cup 2017, Rabu (15/3).

Read more