Seiring berkembangnya teknologi digital di berbagai bidang, ancaman keamanan siber menjadi suatu hal yang kerap terjadi. Untuk itu, organisasi dituntut untuk bersikap adaptif terhadap adanya fenomena-fenomena negatif yang ditimbulkan oleh ancaman siber. Merespons hal ini, Badan Sistem Informasi Universitas Islam Indonesia (BSI UII) melalui program UII Academy bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengadakan seminar Yogyakarta Cyber Resilience 2023. 

Acara yang digelar di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito UII pada Senin (19/06) tersebut turut dihadiri Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset,  Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., dan Deputi Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pengembangan Manusia BSSN  Dr. Sulistyo, S.Si., S.T., M.Si. Di samping seminar, acara pada hari kedua juga diisi dengan simulasi menghadapi ancaman gangguan siber.

Read more

Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Grand Opening Adha Fest 1444 H pada Minggu (18/06). Acara bertema “Representasi Keikhlasan melalui Implementasi Nilai-Nilai Qurban” itu dihelat di Masjid Ulil Albab dan disiarkan melalui kanal YouTube resmi Masjid Ulil Albab. Sementara sebagai penceramahnya adalah Ustaz Dennis Lim.

Drs. Nanang Nuryanta, M.Pd. selaku Direktur Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) dalam kesempatannya memberikan semangat kepada hadirin di sepuluh awal bulan Zulhijah.

Read more

Transformasi digital yang dijalankan UII dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan pengalaman berharga dan kesadaran baru. Selain kami belajar banyak dari lapangan terkait dengan beragam strategi untuk menjamin transformasi digital dalam dijalankan dengan baik, kami juga semakin menyadari pentingnya untuk menaruh perhatian kepada resiliensi siber (cyber resilience).

 

Mengapa penting

Transformasi digital yang semakin masif telah menjadikan resiliensi siber semakin mendesak dan relevan. Ancaman siber yang terus berkembang secara konstan mengharuskan kita untuk memahami dan menghadapinya dengan kesiapan dan ketahanan yang tepat.

Secara umum, resiliensi siber adalah kemampuan suatu organisasi atau sistem untuk bertahan dari serangan siber, mengatasi dampaknya, dan pulih dengan cepat setelah terjadi insiden keamanan. Ini melibatkan serangkaian tindakan proaktif dan responsif yang melibatkan kebijakan, praktik, dan teknologi yang tepat untuk melindungi sistem, data, dan infrastruktur yang terkait.

Tak jarang kita membaca berita tentang serangan siber yang mengekspos celah dalam sistem keamanan, mencuri data pribadi, dan merusak reputasi organisasi. Serangan siber terhadap sebuah bank nasional beberapa waktu lalu, tampaknya masih segar dalam ingatan kita semua.

Dampak dari serangan siber, tidak hanya terkait dengan infrastruktur yang tidak berjalan seperti seharusnya, tetapi lebih jauh dibandingkan dengan itu. Reputasi organisasi dapat runtuh dalam waktu sekejap. Reputasi yang tercoreng berdampak kepada kepercayaan publik yang semakin turun. Memperbaiki kepercayaan publik bukan sesuatu yang mudah dilakukan.

Tentu, semua sepakat bahwa hal ini merupakan kerugian yang sangat besar, meski tidak mudah dikuantifikasikan. Karenanya, dalam kondisi seperti ini, penting bagi kita untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip resiliensi siber dengan serius.

 

Aspek resiliensi siber

Terdapat banyak aspek yang terkait dan penting untuk dikaji dan didiskusikan. Beberapa di antaranya terkait dengan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah serangan siber. Ini termasuk penerapan kebijakan keamanan yang kuat, pelatihan pegawai tentang praktik keamanan siber, dan pengujian kelemahan sistem. Selain itu, pemantauan keamanan secara proaktif dapat membantu mendeteksi ancaman sebelum terjadi.

Aspek lain adalah terkait dengan respons yang efektif dalam menghadapi serangan siber. Di sinilah diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang. Organisasi harus memiliki rencana respons insiden dan, jika dimungkinkan, mengadakan latihan simulasi secara berkala. Pemulihan yang cepat dan efisien setelah serangan adalah kunci untuk meminimalkan dampaknya. Sangat mudah dipahami, respons yang lambat dapat menyebabkan kerugian yang signifikan dan memperburuk reputasi organisasi.

Ragam serangan siber juga berkembang dari waktu ke waktu. Karenanya, organisasi juga harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan keamanan yang cepat. Organisasi harus awas dengan tren baru dalam serangan siber.

 

Penutup

Saya yakin seminar dan workshop ini akan menjadi forum yang berharga untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam resiliensi siber. Pertukaran gagasan yang terjadi, saya percaya, menjadikan diskusi semakin mendalam dan menarik.

Sebelum mengakhiri sambutan, izinkan saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan ini: para mitra, pembicara, panitia, dan juga peserta.

Saya berharap kegiatan ini akan menjadi kesempatan yang bermanfaat bagi kita semua untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam transformasi digital, terutama terkait dengan resiliensi siber.

Sambutan pada Seminar dan Workshop “Yogyakarta Cyber Resilience 2023” yang diselenggarakan di Universitas Islam Indonesia pada 19 Juni 2023

 

Universitas Islam Indonesia (UII) turut andil dalam upaya pengembangan Embung Bembem yang terletak di Giriasih Purwosari Gunungkidul sebagai taman wisata edukasi. Melalui Program Pengabdian Masyarakat, keterlibatan UII telah dimulai sejak tahun 2017 dengan menyiapkan masterplan taman wisata. Selain itu, secara bertahap beberapa program yang telah dilaksanakan UII di antaranya yakni pengembangan wisata air dan peningkatan kapasitas SDM.

Melanjutkan program yang telah dirintis, UII bersama Kalurahan Giriasih mengadakan kegiatan Pencanangan Kebun Buah dalam Rangka Mendukung Wisata Embung Bembem pada Minggu 18 Juni 2023. Kegiatan yang juga diselenggarakan dalam rangka Milad ke-80 UII ini dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul, Rektor UII, Panewu Purwosari, Lurah Giriasih, Kapolsek, Danposramil, Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat YBW UII, tamu undangan, dan warga masyarakat setempat.

Read more

Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (PSHI UII) menginisiasi Seminar bertajuk “Inspiring Fair 2023” yang dihelat pada Sabtu (17/6) di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir. Pada agenda kali ini, PSHI UII menghadirkan Dr. Zuhair Al Shun sebagai pembicara di sesi Ambassadorial Lecture bertemakan “Muslim Youth and Diplomacy”. Tidak hanya itu, pada kesempatan yang sama PSHI UII juga menggelar seminar Career Talk pada sesi selanjutnya. 

Seminar Career Talk turut menghadirkan narasumber muda, yakni Danang Giri Sadewa, seorang Creativepreneur, Muhammad Hidayat Hasan, Alumni PSHI UII sekaligus Field Facilitator IOM-UN Migration 2021-2023, dan Najla Indah Annisa, alumni PSHI UII yang kini menjadi Staf Pendukung Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI). Sebagian besar peserta yang hadir pada acara ini adalah siswa/siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berkeinginan untuk menyusun dan menentukan rencana karier ke depan.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Forum Debriefing Kepala Perwakilan Republik Indonesia yang diorganisasi oleh Program Studi Hubungan Internasional (PSHI) UII dan Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI. Forum Debriefing bertajuk “Diplomasi Ekonomi Indonesia dalam Kerangka EFTA” pada Rabu (14/6) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito UII itu dibuka dengan sambutan oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Kepala BSKLN Dr. Yayan G. H. Mulyana.

Yayan G. H. Mulyana dalam sambutannya menekankan bahwa forum ini diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat Indonesia dalam distribusi informasi terkait pelaksanaan, kendala, hingga capaian dalam proses kerja sama bilateral maupun multilateral RI. 

Read more

Genap sepuluh windu sudah Universitas Islam Indonesia (UII) merayakan miladnya dalam perhitungan kalender hijriah. Guna menyambut hari bahagia sekaligus milad ke-80, kali ini UII berinovasi untuk memberikan sesuatu yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Melalui acara Festival Seni Pertunjukan 2023, UII melibatkan seluruh tenaga kependidikan serta dosen untuk memberikan persembahan seni dalam ajang kreativitas dan kolaborasi. Acara diadakan pada Rabu (14/06) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu. Terdapat sembilan tim kesenian dari fakultas dan rektorat yang berpartisipasi dalam acara ini.

Mereka menampilkan beragam karya seni, mulai dari musik, opera, teater, puisi, hadroh, hingga flashmob. Tidak hanya itu, acara festival ini juga turut menghadirkan dewan juri kenamaan, mulai dari Dr. Zaenal Arifin, M.Si. selaku Wakil Rektor Bidang Sumber Daya & Pengembangan Karier UII, Aji Mirza Hakim, S.E., atau yang dikenal sebagai Icha “Jikustik”, serta Timur Sinar Suprabana seorang budayawan dan penyair nasional.

Read more

Universitas Islam Indonesia menyambut kedatangan salah satu mitra perguruan tinggi program Erasmus Overcoming Digital Divide in Europe and Southeast Asia (ODDEA) dari perwakilan University of Donja Gorica, Montenegro, Mr. Ivan Piper. Sambutan sekaligus jamuan makan malam ini diadakan di My Kopi O, Jl. Candrakirana No. 21, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta pada Senin malam (12/06).

Turut hadir membersamai pertemuan yaitu;  Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., selaku Wakil Rektor Bidang Kemitraan & Kewirausahaan, Dr. Majang Palupi BBA., MBA., CPHR, selaku Ketua Program ODDEA, Nihlah Ilhami, S.Pd. selaku kepala Divisi Mobilitas Internasional DK/KUI, Karina Utami Dewi, S.I.P., M.A. ketua program studi Hubungan Internasional, dan juga ada 2 secondment.

Read more

Dalam sebuah institusi pendidikan tinggi, peran pemimpin tidak dapat dipungkiri menjadi hal yang mutlak diperlukan. Tidak hanya memerlukan sosok yang dapat dijadikan panutan, tetapi juga jiwa kepemimpinan yang mudah dan mau menampung aspirasi dari orang-orang di sekitarnya.

Read more

Selamat saya sampaikan kepada sahabat saya, Dr. Agus Mansur, S.T., M.Eng.Sc. yang baru saja dilantik sebagai Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia dan diambil sumpahnya. Amanah ini insyaallah akan membuka banyak jalan untuk lebih bermanfaat untuk orang banyak.

Terima kasih saya sampaikan kepada Dr. Arif Hidayat, S.T., M.T. yang sudah menjadi pelaksana tugas selama beberapa waktu dan mengamankan jalannya roda organisasi yang sempat terganggu. Semoga Allah memberikan balasan terbaik.

Seremoni pelantikan adalah momentum peneguhan komitmen secara publik. Para hadirin adalah saksinya, yang akan menjadi mitra dalam bekerja dan sekaligus merupakan wakil khalayak yang dilayani.

 

Perubahan di tengah jalan

Tidak semua perjalanan organisasi seperti yang terencana di awal. Tak jarang ada perubahan atau kejadian yang harus direspons segera. Semuanya natural karena bisa dialami oleh organisasi manapun. Respons yang kita pilih akan menunjukkan kedewasaan kita dalam berorganisasi.

Regulasi yang disepakati membantu kita menjalankan itu semua, meskipun banyak aspek dalam organisasi yang tidak sempurna diprediksi di dalamnya. Atau, bahkan dengan nakal kita bisa bertanya: apakah semua hal harus diatur dalam regulasi? Kita bisa diskusikan ini di dalam kesempatan lain, tidak hari ini.

Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa perubahan di dalam organisasi dapat direncanakan jauh hari (planned changes), tetapi kita harus menyiapkan diri terhadap perubahan yang muncul di tengah jalan (emergent changes). Perubahan yang kedua ini tidak selalu buruk, hanya saja kita sendiri yang belum siap dengan sentakan-sentakan (jolts) yang mengubah arah organisasi.

Bahkan, perubahan terencana pun tak jarang diikuti dengan konsekuensi yang tidak terbayangkan di depan (unintended consequences). Lagi-lagi, ini juga tidak selalu negatif. Ada banyak contoh konsekuensi tak disengaja yang justru disyukuri.

Penggunaan Facebook saat ini sangat berbeda dengan tujuan awal ketika didesain dan dikembangkan. Ada banyak konsekuensi tak sengaja yang justru dieksploitasi dan bahkan membawa perbedaan yang signifikan. Hal ini oleh Taleb (2007) disebut dengan angsa hitam (black swan).

Angsa lazimnya berwarna putih. Ketika kita menemukan angsa hitam, wajar kalau kita kaget. Tetapi, bisa jadi di sanalah justru adalah berkah tersamar (blessing in disguise), yang kehadirannya kadang memerlukan waktu untuk bisa diterima dengan legawa dan dimaknai dengan baik.

 

Rasionalitas terbatas

Tidak setiap kejadian dapat secara utuh kita potret. Kita hanya dapat menangkap yang tampak. Kadang memang tidak mungkin mendapatkan informasi yang sangat lengkap untuk mencernanya. Atau, bahkan memang tidak perlu dilakukan, karena informasi tersebut tidak mempengaruhi keputusan atau sikap kita.

Lagi-lagi, ini adalah sesuatu yang natural, meski model mental kita tidak menerima, karena selalu mengharapkan kesempurnaan. Dalam psikologi kognitif ini disebut dengan rasionalitas terbatas (bounded rationality). Tak jarang keputusan yang kita ambil didasarkan pada informasi yang ada saja dan tidak lengkap.

Tidak semua keputusan mempunyai kemewahan waktu. Ada yang harus diambil segera, seperti dalam situasi krisis. Situasi pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga terkait dengan ini. Sentakan-sentakan di dalam organisasi karena kejadian yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau terbayangkan memberikan pelajaran serupa. Pelajaran seperti ini mendewasakan organisasi dan juga kita sebagai pemimpin.

 

Tidak selalu linier

Salah satu pelajaran penting adalah bahwa kita tidak bisa mengandalkan berpikir linier. Perubahan linier merupakan yang mudah dibayangkan, tetapi tidak semua yang di lapangan seperti itu. Perubahan menuju ke perbaikan merupakan harapan wajar, tetapi tidak semua berjalan secara linier.

Dalam matematika, kita bisa mudah mengingat, bahwa tidak semua kurva adalah linier, di sana ada kurva lainnya, termasuk kurva V, kurva S, kuadratik, dan lain-lain (e.g. Rosling et al., 2016).

Sebagi ilustrasi, perbaikan pun tidak selalu menaik secara drastis ketika sudah sampai pada posisi mendekati garis asimtot. Di dunia kampus, contoh garis asimtot adalah IPK 4,0. Inilah contoh yang terjadi pada kurva S, karena tidak mungkin semua mahasiswa mendapat IPK 4,0 dan apalagi di atasnya. Kurva adopsi sebuah inovasi atau teknologi juga berbentuk S. Tidak mungkin semua orang akan mengadopsinya. Selalu saja ada yang terlewat. Garis asimtot tidak akan pernah terlewati kurva.

Perubahan kadang bahkan seperti kotak hitam (black box) yang tidak bisa dengan mudah dicerna ketika terjadi. Setelah itu muncul titik keseimbangan baru (punctuated equilibrium) (Romanelli & Tushman, 1994). Siklus ini bisa berulang pada konteks yang serupa dengan sentakan yang berbeda.

Mari, siapkan diri untuk menghadapi kejutan-kejutan yang hadir di dalam perjalanan organisasi kita.

Ada paradoks yang bisa sampaikan di sini. Di satu sisi, perencanaan diperlukan meski rencana bisa berubah. Perubahan dalam rencana bukan alasan untuk tidak melakukan perencaan. Di sisi lain, perencanaan juga jangan sampai mengekang kita untuk tidak responsif dengan perubahan dan juga bahkan lupa untuk membuat kejutan-kejutan sepanjang perjalanan menuju masa depan.

Kata orang bijak, cara paling baik memprediksi masa depan adalah dengan membuatnya. Masa depan dipastikan akan dipenuhi dengan kejutan.

 

Referensi

Taleb, N. N. (2007). The black swan: The impact of the highly improbable. Random house.

Rosling, H., Rönnlund, A. R., & Rosling, O. (2016). Factfulness. Flatiron Books.

Romanelli, E., & Tushman, M. L. (1994). Organizational transformation as punctuated equilibrium: An empirical test. Academy of Management journal37(5), 1141-1166.

Sambutan pada pelantikan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, 12 Juni 2023