Manusia Berakhlak Al-Quran menjadi tema yang diangkat pada penyelenggaraan tabligh akbar di Masjid Ulil Albab UII, Kamis (12/4). Kajian ini diisi oleh Abi Fakhri Nabhan Rabbani yang merupakan seorang tokoh pendidikan Indonesia, motivator dan trainer internasional, da’i internasional, penulis buku best seller, pengusaha, dosen, konsultan dan juga guru di pondok pesantren.

Read more

Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqoh (LAZIS) Yayasan Badan Wakaf (YBW) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Program “Bantuan Marbot Masjid atau Musholla”. Acara penyerahan Program Bantuan tersebut sekaligus dilanjutkan acara pembinaan bagi para Marbot dan Takmir Masjid atau Musholla dilaksanakan pada Rabu (11/4) di Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo, DI Yogyakarta.

Read more

Dewasa ini kesempatan bekerja di luar negeri semakin terbuka lebar. Namun untuk mendapat kesempatan itu tentunya harus melalui persaingan yang cukup ketat dan dibutuhkan informasi serta strategi yang tepat.

Read more

Pemisahan tempat ibadah berdasar gender lazim ditemui di berbagai masjid atau mushala di Indonesia. Rupanya hal itu memantik rasa ingin tahu peneliti perbandingan agama asal Amerika Serikat. Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (HI UII) menggelar kuliah umum bertemakan “Religion and Gender: Comparative Studies between The US and Indonesia” pada Rabu (11/4), di Auditorium Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Kegiatan ini mengundang Bethany Elias Jenner, seorang kandidat Ph.D dari Arizona State University sebagai pembicara. Kegiatan ini terselenggara sebagai hasil kerjasama Prodi HI UII dan American Institute for Indonesian Studies.

Read more

Zakat memegang fungsi penting dalam stabilitas ekonomi dan kesejahteraan umat Islam. Kewajiban berzakat bahkan disandingkan dengan kewajiban shalat sehingga menunjukan betapa penting peran zakat. Demikian disampaikan oleh Drs. Asmuni M.Th., MA pada kajian yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Ulil Albab (TMUA) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Rabu (11/4). Bertempat di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu UII, kajian tersebut mengambil tema “Mengupas Tuntas Zakat Profesi ”.

Read more

Ikatan Mahasiswa Muslim Psikologi (IMAMUPSI) Prodi Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kajian bertemakan “Kesehatan Mental dalam Psikologi Islam” pada Rabu (11/4), bertempat di Ruang 3.19 lt.3 Gedung FPSB. Kajian ini menghadirkan Dr. Ahmad Rusdi, S.Sos., M.Si. yang juga merupakan dosen Psikologi.

Dalam pemaparannya, Ahmad Rusdi menjelaskan dalam Islam, setidaknya ada lima paradigma yang dapat digunakan dalam mengukur kesehatan mental. Paradigma tersebut membentuk piramida dari yang terendah, yaitu normalitas, kemudian pada tingkatan yang lebih tinggi yaitu akhlak mazmumah (akhlak tercela), akhlak mahmudah (akhlak terpuji), keseimbangan nafsiyah, dan yang paling tinggi adalah orientasi ilaahiyah.

Read more

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Kognisia Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya (FPSB) UII mengadakan ikrar sumpah kepengurusan Kognisia yang baru periode 2018/2019. Acara pelantikan pengurus ini diadakan pada Selasa (10/4) di Ruang Audio Visual Ilmu Komunikasi FPSB UII dan dihadiri perwakilan himpunan jurusan serta komunitas dari seluruh fakultas UII. Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FPSB UII, Firman Hidayat melantik ketua pengurus LPM Kognisia yang baru yaitu Eprina Amalina, mahasiswi Psikologi angkatan 2015. Pengurus LPM Kognisia FPSB yang dilantik berjumlah 20 orang berasal dari seluruh FPSB UII.

Read more

Sebanyak 70 siswi dari Madrasah Aliyah (MA) Khusnul Khotimah Kuningan mengunjungi Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) dalam rangka menggali informasi tempat perkuliahan setelah lulus nanti. Rombongan dari MA Khusnul Khotimah Kuningan diterima di Ruang Sidang Gedung Wahid Hasyim FIAI UII, pada Selasa (10/4).

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menerima Hibah Program Asuh Perguruan Tinggi Unggul dari Direktorat Penjaminan Mutu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Raihan ini tertuang dalam Surat Direktur Penjaminan Mutu Nomor 487/B4.2/TU/2018 tertanggal 2 April 2018.

Read more

Penyebaran hoax yang marak beredar seringkali meresahkan masyarakat. Di antara hoax tersebut salah satunya hoax mengenai halal-haram produk makanan. Hal ini, selain membutuhkan peran pemerintah dalam mengurangi hoax yang beredar lewat penegakan undang-undang, juga mengharuskan masyarakat agar cerdas dalam merespon dan menyikapi setiap berita yang beredar. Menanggapi isu tersebut, Takmir Masjid Ulil Albab (TMUA) Universitas Islam Indonesia (UII) melangsungkan kajian bertemakan “Hoax Halal Haram Produk Makanan di Yogyakarta” pada Selasa (10/4), bertempat di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu UII.

Hadir sebagai pemateri, Nanung Danar Dono Spt., MP., Ph.D yang juga merupakan Auditor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Yogyakarta. Ia membuka pemaparannya dengan Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 6 yang menjelaskan pentingnya sikap tabayyun atau klarifikasi setiap individu terhadap sebuah berita. Selanjutnya, Ia memberikan penjelasan mengenai hoax halal-haram yang sering beredar di masyarakat, baik di media sosial, maupun yang tersebar via aplikasi pesan lintas platform.

Di antara hoax yang disinggung dalam pemaparan Nanung adalah beredarnya video mengenai produk-produk yang mengandung babi di khalayak umum. Di antara produk-produk tersebut bahkan merupakan produk-produk yang sering dijumpai di masyarakat. Ia melanjutkan, bahwa terdapat berita yang beredar bahwa produk-produk makanan tersebut mengandung babi karena mengandung kode E, seperti E100, E140, dan E153. Dalam hal ini, Nanung dengan tegas mengatakan bahwa berita tersebut adalah hoax, karena kode E bukan kode untuk bahan yang mengandung babi, akan tetapi kode penanda untuk bahan tambahan makanan.

“Kode E itu bukan kode babi dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan babi. Kode E itu apa? Kode E adalah kode bahan tambahan makanan. Bisa pewarna makanan, bisa bahan pemanis, bahan pengasam, atau bahan penstabil. Dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan babi,” ungkapnya. Lebih lanjut Ia mengungkapkan beberapa kode tersebut. “Kode E100 adalah pewarna kuning dari tepung kunyit. Kemudian E140, ini pewarna alami hijau, ada E153 adalah pewarna alami hitam dari arang kayu,” ujar Nanung yang juga Direktur Halal Centre UGM tersebut.

Selanjutnya, Nanung juga mengklarifikasi berita larangan memakan ayam broiler dikarenakan pertumbuhan ayam broiler yang cepat disebabkan oleh hormone babi betina yang disuntikkan, di mana kemudian residu hormon tersebut mengendap di leher dan sayap, sehingga tidak baik untuk mengkonsumsi bagian tersebut. Ia lagi-lagi menangkis hoax yang beredar tersebut. “Ayam broiler cepat besar itu bukan karena disuntik hormone babi, sama sekali bukan, tetapi karena genetik,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa harga hormon babi sangat mahal, sehingga menurutnya, bila pemeliharaan ayam broiler dibantu menggunakan hormone babi, maka biaya pemeliharaan ayam broiler bisa mencapai lima kali lipat. “Kalau pakai hormon babi, maka harga ayam broiler perkilo bukan 32ribu, tetapi 150 ribu,” ujarnya.

Dalam kesempatannya Nanung juga mengklarifikasi sebuah berita yang beredar mengenai seorang wanita yang meninggal, dengan 5 panca indera yang mengeluarkan darah dan nanah pasca memakan mie dan cokelat secara bersamaan. Dari berita yang beredar, dikatakan bahwa ketika mie dimakan bersamaan dengan cokelat secara bersamaan, maka ada racun arsenik pentaoxide yang bereaksi dan berubah menjadi arseik trioxide yang membahayakan, dan inilah yang menyebabkan pendarahan pada pembuluh darah.

Dengan tegas, Nanung juga menepis hoax tersebut, karena kasus tersebut tidak pernah ada. “Kasus ini tidak pernah ada di dunia nyata, karena hanya ada di negeri dongeng. Kalau tidak percaya silakan dicek di semua rumah sakit yang ada di Indonesia. Herannya, ada juga orang yang percaya,” ujar Nanung.

Selain beberapa hoax tersebut, kasus hoax lain yang disinggung Nanung adalah berita mengenai pengaruh aspartame sebagai penyebab kanker otak dan sumsum tulang belakang, termasuk pengaruh bahaya MSG terhadap otak, Menurutnya, berita tersebut adalah hoax, sehingga masyarakat perlu untuk mengklarifikasi setiap berita yang diterima. “Kewajiban kita, bila menerima berita apa saja adalah melakukan tabayyun terlebih dahulu,” tutupnya. (MIH/RS)