Menempuh pendidikan tinggi tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk mencukupi kebutuhan biaya akademik, sebagian mahasiswa bergantung pada berbagai skema beasiswa yang ada di kampus. Dengan adanya beasiswa, tidak hanya membantu untuk melanjutkan studi namun juga meringankan beban finansial keluarga. Oleh karena itu, UII juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam penyediaan dana beasiswa bagi mahasiswanya.

Seperti tergambar dalam kunjungan Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia ke kampus terpadu UII pada Kamis (31/1). Perwakilan Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia terdiri dari Prof. Jan Pascchier, Berit van Hulst, Pariasih Manoto, serta dua orang staf. Kunjungan yang banyak diisi dengan diskusi ini berlangsung di GBPH Prabuningrat dan diterima oleh Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional dan Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan.

Read more

Tantangan dalam dunia pendidikan semakin rumit. Sejauh ini belum banyak perguruan tinggi yang bisa menghasilkan lulusan yang siap pakai di lapangan. Maka dari itu, mahasiswa dari prodi pendidikan Agama Islam dituntut lebih mengutamakan kualitas diri serta tidak lupa untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat. Dengan bersyukur dan terus memperbaiki diri maka akan menghasilkan pribadi yang baik dan juga berkualitas.

Demikian seperti disampaikan H. Sajian, S.Ag., M.Pd dalam acara Mujahadah dan Diskusi Ilmiah yang bertempat di Ruang Sidang FIAI, pada Rabu (30/1). Acara yang diselenggarakan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) UII itu juga dihadiri Dekan FIAI UII, Drs. Tamyiz M.A., Ph.D, Kaprodi PAI UII, Moh. Mizan Habibi, S.Pd.I., M.Pd.I serta staf di lingkungan prodi.

Read more

Pembangunan infrastruktur yang begitu pesat disinyalir belum diikuti dengan kesadaran menjaga kelestarian lingkungan. Tidak jarang masyarakat menilai pembangunan yang dilakukan tidak memperhatikan lingkungan di sekitarnya, dan menyebabkan berbagai macam persoalan muncul. Sperti contoh pasokan air di sungai menurun setelah pembangunan hotel di sekitarnya.

Bermula dari persoalan tersebut, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) menggelar Sakapari 2019, dengan mengusung tema “Sustainability in Architecture”. Kegiatan ini merupakan tanggapan akan presepsi masyarakat yang menilai arsitek turut berkontribusi merusak lingkungan dengan karya-karyanya.

 

Sebagai bagian dari kegiatan Sakapari 2019, diadakan Sharing Session dan Pameran Karya yang di Mezzanine Eatery & Coffee pada 28-30 Januari 2019. Selain itu, beberapa karya Jurusan Arsitektur juga dipamerkan pada kegiatan Open House yang diselenggaran pada hari yang sama di Gedung Moh. Natsir, Kampus Terpadu UII.

Disampaikan Sekretaris Sakapari 2019, Yulia Pratiwi S.T., M.Eng., tema Sustainabily in Architecture merupakan tanggapan akan isu-isu di masyakarat yang menilai arsitektur turut berkontribusi terhadap perusakan lingkungan, dengan pembangunan-pembangunan yang tidak menggunakan konsep Go Green.

“Oleh Karenanya, salah satu kegiatan Sakapari 2019 ini, kami mengadakan pameran yang diisi berbagai macam karya arsitektur, yang dapat berkontribusi mengurangi masalah lingkungan,” ujar Yulia Pratiwi.

Sebanyak 27 karya professional arsitektur dipamerkan di Gedung Moh. Natsir UII. Sementara 13 karya ramah lingkungan yang terdiri dari 3 karya Ikatan Arsitektur Indonesia Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (IAI DIY), 7 karya Program Profesi Arsitektur, 3 karya mahasiswa Program Studi S1 Arsitektur dipamerkan di Mezzanine Eatery & Coffee.

Penentuan karya-karya yang dipamerkan berdasarkan pada konsep sustainability berupa penghematan energi dan penggunaan material yang ramah lingkungan. “Bangunan yang mengusung konsep sustainability, dapat terlihat pada penghematan energi dan penggunaan material yang ramah lingkungan. Semua karya tersebut sudah memenuhi kriteria sehingga layak untuk dipamerkan,” ungkap Yulia Pratiwi.

Sharing session yang digelar selama tiga hari berturut-turut ini menghadirkan Ketua IAI DIY yang juga Ketua Program Profesi Arsitek UII, AR. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI., AA., Ketua Jurusan Arsitektur UII, Noor Cholis Idham, PhD., IAI., Sekretaris Program Studi Arsitektur UII, Arif Budi Sholihah, S.T., M.Sc., PhD. serta Sekretaris Program International Class Arsitektur UII, Dr. Ing. Putu Ayu P. Agustiananda, S.T.

Pada sharing session hari pertama terdapat pemaparan 3 karya dari pemenang Sayembara Desain Kawasan Kalibuntung, Sleman yaitu Widodo Agung Nugraha, IAI, Peda Bayu, IAI, dan Theo Rifai, IAI. Selanjutnya pada hari ke 2, diisi oleh paparan dari mahasiswa Program Profesi Arsitektur UII yaitu Haifa Azizah Utaryanto, S.Ars. (Perencanaan Kampus V UAD), Dina Sari Surbakti, S.Ars. (FRC: Gedung Sekolah Dasar), dan Adil Mushaithir Darmawan, S.Ars (Perancangan Rumah Kost Muntilan).

Selain itu pada sharing session hari kedua, juga dipaparkan karya dari Tri Astuti R. N, S.Ars (Perancangan Kantor Kecamatan Ampel Boyolali), Yushna Septian Adyarta, S.Ars (Jombor CoWorking Space), Aryani Puspitasari, S.Ars (Perancangan Ruko Bapak Andhik), serta Annisa Finy P.P, S.Ars (Ganis House “Eco Friendly Boarding House with Comfortable Sharing Atmosphere Taste Cafe”).

Sementara pada sharing session hari ketiga, diisi dengan paparan karya dari mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur UII, yaitu Ridho Pawenang, S.Ars (Pemenang Blue Ribbon Proyek Akhir Sarjana Arsitektur UII), Mutia Amelia Febriana dkk (Pemenang Sayembara Kawasan Tugu Simpang Lima Takengon Aceh), Muhammad Ihsan Hernanta dkk (Sayembara Livable Oasis).

Melalui kegiatan sharing session ini sendiri, diharapkan dapat menjadi sarana diseminasi karya arsitektur, baik untuk mahasiswa dan masyarakat umum. Kegiatan ini menjadi ajang penyampaian inovasi, ide, gagasan dalam mewujudkan arsitektur berkelanjutan. (NI/RS)

Berbagai macam inovasi terus muncul, seperti halnya pada bidang bisnis, pariwisata dan teknologi. Tidak sedikit produk inovasi ini juga muncul dari perguruan tinggi, dan bahkan dilirik oleh para investor. Hal ini tampak pada kegiatan Kunjungan Mandiri Sekuritas dan Investor ke kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Senin (28/1). Kunjungan ini merupakan rangkaian dari Mandiri Investment Forum 2019 untuk melihat langsung hasil karya Inkubator Bisnis Mahasiswa (IBISMA) dan Tim Mobil Listrik UII.

Read more

Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Agama Islam Universitas Islam Indonesia (DPPAI UII) menyelenggarakan Kajian Akbar Bersama Musa sang Hafidz Cilik Indonesia yang hadir bersama ayahnya, La Ode Abu Musa. Bertempat di Masjid Ulil Albab UII (28/01) selepas sholat dhuhur, kajian akbar ini mengangkat tema “Indahnya Menjadi Keluarga Penghafal Alquran”.

Read more

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. mewisuda 735 lulusan doktor, magister, sarjana dan diploma, pada upacara wisuda UII periode III TA 2018/2019, di Auditorium Prof. Dr. Abdulkahar Mudzakir, Kampus Terpadu UII, Sabtu (26/1). Terdiri dari 13 ahli madia, 674 sarjana, 47 magister, dan 1 doktor. Sampai saat ini, UII telah meluluskan lebih dari 95.571 alumni.

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi pada jenjang magister diraih Toni Hartadi dari Program Studi (Prodi) Magister Akuntansi, lulus dengan IPK 3,92. Sementara pada jenjang sarjana berhasil diraih Nafilatur Rohmah, dari Prodi Ekonomi Islam dengan IPK 3,96. Sedangkan pada jenjang diploma, IPK tertinggi 3,77, diraih Muhammad Indra Septiaji dari Prodi Diploma Tiga Analisis Kimia

Di hadapan wisudawan, Fathul Wahid menegaskan bahwa perkuliahan di perguruan tinggi bukanlah akhir dari sebuah perjalanan studi. Dalam pandangan Islam, belajar adalah misi sepanjang hayat, selama nyawa masih melekat, selama nafas belum tersendat, tidak ada garis finis dalam belajar.

“Meskipun sudah lulus satu tahapan pendidikan, pada program doktor sekalipun, ilmu yang kita dapatkan masih sangat sedikit. Manusia tidak diberi ilmu oleh Allah, melainkan hanya sedikit (QS 17:85), sedangkan ilmu Allah tidak bertepi, tak berbatas,” tuturnya.

Fathul Wahid berpesan untuk terus belajar, yakni dengan lebih sering membaca, piknik, dan diskusi. Membaca adalah ikhtiar membuka jendela dunia. Dengan membaca bisa menyelami beragam pemikiran, memperluas perspektif, memperkaya inspirasi, dan memperjauh horizon.

“Dengan membaca, bisa ‘lompat pagar’ dan memahami orang lain dengan logika dan argumen yang dikembangkannya. Membaca di sini tidak hanya terbatas pada teks, tetapi juga pada fenomena alam dan social,” imbuhnya.

Menurut Fathul Wahid, banyak hikmah yang bisa dipetik ketika rajin melakukan piknik. Piknik juga merupakan upaya ‘membaca’ ayat-ayat kauniyah, tanda-tanda keagungan Allah yang menempel di alam semesta. Sementara diskusi adalah ikhtiar lain dalam belajar. Kemampuan pemahaman dan jangkauan bacaan kita terbatas.

“Diskusi akan memantik banyak hal yang selama ini sudah mapan diyakini. Diskusi juga akan membawa perspektif baru yang mungkin belum diakses sebelumnya. Diskusi akan membangun komunitas pembelajaran,” jelasnya.

Disampaikan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta, Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA., lulusan perguruan tinggi sampai saat ini belum mendominasi SDM di Indonesia. Dimana keberadaannya masih sekitar 15 persen, selebihnya SDM yang ada merupakan lulusan SD sampai SMA.

Selain itu dalam sambutannya, Bambang Supriyadi berharap lulusan perguruan tinggi berani mendukung kebenaran, dan berprilaku kebenaran. Disampaikan, indeks presepsi korupsi Indonesia masih di angka 37. Ia membandingkan dengan Newzealand, yang indeks presepsi korupsinya sudah cukup baik. Hal ini menurutnya juga didukung oleh kualitas lulusan dari perguruan tinggi.

Sementara disampaikan wakil alumni UII, Iqbal Himawan, S.E., untuk mewujudkan mimpi, dibutuhkan komitmen dan konsistensi. Di sisi lain, konsistensi pada satu bidang bisa membuat kita terjebak dalam rutinitas dan Comfort Zone. “Jangan pernah takut dengan tantangan-tantangan baru, dengan resiko yang juga berbeda-beda. Resiko inilah yang akan membuat kita selalu terpacu dan terhindar dari titik jenuh,” tuturnya.

Iqbal Himawan menambahkan, memasuki era industri 4.0 akan ada peralihan teknologi dari tenaga manusia ke robot, dimana empati yang akan membedakannya. “Saat bekerja dalam sebuah team besar, saat harus menjadi leader dan mengambil keputusan yang menyangkut nasib orang banyak dibutuhkan Empati,” ujar Iqbal Himawan yang merupakan anchor di PT. Media Televisi Indonesia.

Meski telah beberapa kali menjajal kompetisi tari tingkat internasional di benua biru, International Program Dance Club (IPDC) UII tidak lantas berpuas diri. Kali ini, IPDC UII bertekad mencoba kompetisi tari tingkat dunia bertajuk FOLK FESTIVAL IN CATALONIA. Kompetisi tersebut sejadinya akan berlangsung di provinsi Catalunya, Spanyol pada 3-6 Februari 2019 dan diikuti oleh grup tari serta seniman dari berbagai dunia.

Sebagaimana disampaikan Zahra Chairani Bachtiar, ketua delegasi IPDC UII yang akan berangkat dalam kompetisi itu. “Insyaallah kami akan berangkat bersama 13 anggota tim dan para pelatih. Perjalanan cukup panjang, dimulai dari Jogja ke Jakarta, kemudian Jakarta ke Belgia, dan dilanjutkan dengan rute darat dari kota Brussel menuju ke Catalunya selama 22 jam”, ujar mahasiswi Akuntansi IP itu antusias pada acara pelepasan delegasi di GKU Prof. Sardjito, Senin (28/1).

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali membuka program studi baru pada jenjang strata dua (S2). Program Magister Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII, resmi dibuka setelah memperoleh izin pendirian dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi berdasarkan Surat Keputusan No: 1142/KPT/I/2018.

Peresmian secara simbolis ditandai dengan pemukulan gong oleh Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf (PYBW) UII, Drs. Suwarsono Muhammad, M.A., pada Rabu (23/1), di Gedung Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, M.Sc., Kampus Terpadu UII.

Read more

Kerjasama antara Universitas Islam Indonesia (UII) dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Amuntai sudah resmi terjalin melalui penandatanganan kesepakatan bersama. Hal ini termaktub dalam penandatanganan nota kesepahaman antara Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D dan Ketua STIA Amuntai, Akhmad Riduan, S.Sos., M.AP di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII, pada Rabu (23/1).

Read more

Dunia sudah banyak mengalami perubahan pada era digital yang disebut dengan revolusi industri 4.0. Bisnis apapun di era digital ini sudah banyak berubah. Oleh karena itu, ke depannya orang-orang yang berfikir kreatiflah yang akan menang.

Seperti disampaikan Ir. Hawari Nasution Tandjaya, MM ketika menyampaikan materi “Tantangan dan Peluang Bisnis di Era Digital” pada Orientasi Studi dan Kuliah Perdana Program Magister dan Doktor FE UII. Acara tersebut diselenggarakan di Kampus FE UII pada Sabtu (19/1). Kuliah perdana ini merupakan awal dari kegiatan akademik program doktor dan magister semester genap 2018/2019 di FE UII.

Read more