Jurusan Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Kajian Islam Sains & Teknologi (KAIST) dan Kuliah Umum dengan tema “Peptidas as Targeted Drug Delivery System” pada Kamis (22/9) di Auditorium Lantai 4 Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) pada Kamis (7/9). Kajian menghadirkan narasumber yakni, Prof. Teruna J. Siahaan selaku pengajar School Of Pharmacy, Kansas University, US.

Read more

Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ang berlangsung pada Selasa lalu (5/9), Ibaraki University mengadakan sesi kuliah umum dalam rangka memperkenalkan kampusnya pada sivitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII). Kegiatan tersebut diadakan di Gedung K.H. Mas Mansyur, Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII pada Kamis (7/9).

Read more

Tidak mengada-ada! Nurani akademik saya terusik ketika melihat beberapa poster undangan menulis beberapa jurnal ilmiah di Indonesia di linimasa media sosial. Poster tersebut menuliskan secara eksplisit, bahwa pengelola jurnal dapat melayani penomoran mundur untuk keperluan pengisian beban kinerja dosen (BKD) yang wajib diisi oleh dosen setiap semester.

Poster lain memuat hitung-hitungan. Meski harus membayar dalam jumlah tertentu, tetapi dosen penulis masih untung karena nominal biayanya lebih rendah dibandingkan akumulasi tunjangan sertifikasi dosen yang diterima. Ada analisis laba-rugi di sana. Elok nian!

Sekilas tidak ada yang salah. Pun tidak ada yang berpendapat miring, baik dalam kolom komentar maupun grup media media. Sialnya, saya pun tidak punya keberanian untuk mengomentari secara langsung, karena pertimbangan mudarat-maslahat. Saya berharap, saya tidak sendirian terbenam dalam kegalauan, ketika menemukan fenomena ini. Bisa jadi, sebagian dosen langsung berseloroh ini masih wilayah ‘abu-abu’.

 

Alasan pembenar

Dalam diskusi informal terbatas, isu tersebut kadang dibahas. Beberapa alasan pembenar pun bermunculan. Termasuk di antaranya adalah beban dosen yang terlalu tinggi, sehingga tidak mungkin melakukan riset dengan baik. Secara satiris, alasan ini diilustrasikan sebagai Doctor Strange, tokoh rekaan Marvel, dengan tangan banyak yang setiapnya menyimbolkan tugas dosen.

Alasan lain ikut menimpali, terkait penghasilan dosen yang rendah, sehingga sebagian harus mencari cara yang menyita waktu dan energi untuk menjamin keberlangsungan hidup. Betul, di sebagian perguruan tinggi, dosen terperhatikan dengan baik dan mendapatkan penghasilan yang mencukupi. Tetapi, tidak demikian halnya di banyak perguruan tinggi lain. Survei terkait kesejahteraan dosen di Indonesia ikut menguatkan klaim ini.

Meskipun alasan-alasan di atas merupakan fakta sosial yang tidak mudah ditampik, apakah itu dapat menjadi pembenar penggadaian integritas akademik?

Integritas akademik seharusnya berada di atas formalitas yang terlihat. Ada nilai-nilai luhur yang berhak dijaga dengan baik oleh kalangan dosen, termasuk kejujuran dan tanggung jawab.

 

Integritas akademik

Banyak aspek yang dapat didaftarkan di sini. Yang paling awal adalah motivasi atau niat dalam publikasi ilmiah. Tentu, kita sepakat, niat bersifat personal. Selain itu, juga tak ada seorang pun di muka bumi uang berhak memaksakan niat kepada orang lain. Riset menemukan bahwa dosen tidak selalu merespons baik terhadap stimulus eksternal. Motivasi intrinsiknya lebih kuat. Karenanya, di sini, kesadaran etis personal dosen menjadi sangat penting.

Beragam motivasi mulia publikasi ilmiah, dapat ditulis di sini, termasuk kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, peningkatan manfaat hasil riset, dan edukasi khalayak yang lebih luas.

Apakah tidak boleh menggunakan motivasi lain? Tidak ada yang berhak melarang. Di sana ada beragam niat. Di antaranya untuk mendapatkan insentif, mendukung karier akademik, dan meningkatkan profil personal.

Apapun motivasinya, pertanyannya sama: apakah layak menjadi alasan pelanggaran integritas akademik?

 

Godaan jalan pintas

Saya berharap, jawaban jujur atas pertanyaan di atas cenderung ‘tidak’. Meski di lapangan teriakan ‘tidak’ tersebut masih terdengar sayup-sayup. Poster yang diungkap di atas merupakan sebagian buktinya. Sikap diam yang ada pun bisa jadi juga indikasi persetujuan atau toleransi.

Kehadiran jalan pintas pun akhirnya menggoda para dosen melanggar integritas akademik.  Hal ini bisa mewujud dalam beragam trik, termasuk menjadi ‘penumpang gelap’ (free rider) dengan mengklaim kepengarangan tanpa kontribusi yang jelas dan pemilihan kanal publikasi yang tidak terjamin mutunya karena tanpa melalui proses penelaahan sejawat (peer review) yang memadai. Termasuk dalam kelompok terakhir adalah sengaja melakukan publikasi pada jurnal yang terindikasi pemangsa (predatory journals), yang biasanya mengharuskan penulis untuk membayar sejumlah uang. Meski harus dicatat, tidak semua jurnal yang mengenakan biasa, masuk ke dalam katogori ini.

Modus pelanggaran integritas akademik masih banyak, termasuk dengan fabrikasi dan falsifikasi data serta plagiarisme. Fabrikasi data dilakukan dengan memproduksi data yang sebetulnya tidak pernah ada atau dikumpulkan. Falsifikasi dilakukan dengan menambah, mengurangi, atau mengubah data supaya sesuai dengan keinginan penulis, termasuk untuk membuktikan hipotesis.

Plagiarisme atau penjiplakan sering kali dipahami sebagai isu teknis, selama tidak ketahuan oleh mesin pengecek, dianggap tidak bermasalah. Mesin pengecek plagiarisme dapat dikecoh dengan strategi tertentu.

Plagiarisme adalah isu etika. Yang paling tahu, apakah sebuah tulisan mengandung praktik plagiarisme adalah penulisnya. Proses penulisan menentukan ini semua. Yang dibutuhkan hanya kejujuran dan keberanian mengakuinya.

Menolak godaan jalan pintas tidak selalu mudah, tetapi tidak ada pilihan lain, jika kita ingin menjaga integritas akademik. Jika tidak, masihkah kita ingat pepatah: guru kencing berdiri, murid kencing berlari? Saya tidak punya keberanian untuk membayangkan.

Tulisan ini sudah tayang di Kolom Analisis Harian Kedaulatan Rakyat edisi 7 September 2023.

Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) menggelar Kuliah Umum Keislaman dan Kebangsaan bertajuk “Suksesi Kepemimpinan Nasional: Mencari Pemimpin yang Nasionalis dan Agamis” pada Kamis (07/09), di Auditorium Gedung FH UII, Jl. Kaliurang Km. 14,5. Kuliah umum menghadirkan pembicara Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2022-2027, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. Kehadiran tokoh yang kerap disapa Buya Haedar ini mendapat sambutan hangat dari segenap civitas akademika UII.

Read more

Dalam sepekan terakhir, jagad pendidikan tinggi di Indonesia dihangatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permen) 53/2023 terbaru tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Ada banyak hal baik dalam Permen tersebut untuk menjaga kedaulatan kepada setiap perguruan tinggi dalam menentukan standar mutunya, termasuk pilihan-pilihan pendekatan asesmennya. Dalam banyak aspek, saya melihat, Permen ini tidak bersifat imperatif yang kaku, tetapi justru membuka alternatif.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah bahwa Permen tidak lagi mewajibkan skripsi sebagai satu-satunya asesmen kelulusan. Permen menyebutkan bahwa asesmen ketercapaian kompetensi lulusan program sarjana atau sarjana terapan dapat melalui: (a) pemberian tugas akhir yang dapat berbentuk skripsi, prototipe, proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya yang sejenis baik secara individu maupun berkelompok; atau (b) penerapan kurikulum berbasis proyek atau bentuk pembelajaran lainnya yang sejenis dan asesmen yang dapat menunjukkan ketercapaian kompetensi lulusan.

Kata hubung yang digunakan adalah ‘atau’ baik untuk kalimat pengantarnya (sarjana atau sarjana terapan) maupun bentuk asesmennya. Apakah bentuk asesmen (a) untuk sarjana dan (b) untuk sarjana terapan, tidak mudah dijelaskan dengan pasti. Yang menjadikan diskusi hangat adalah adanya alternatif asesmen akhir selain skripsi, termasuk prototipe, proyek, atau tugas akhir lainnya.

 

Memperjelas definisi skripsi

Ada beberapa isu di sini, yang perlu diperjelas. Pertama, apakah menjadikan skripsi setara dengan prototipe dan proyek pendekatan yang bisa diterima? Mari kita tengok Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Skripsi merupakan karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Salah satu frasa kunci dalam definisi ini adalah ‘karangan ilmiah’.

Kedua, bagaimana seorang mahasiswa melaporkan protototipe atau proyek atau tugas akhir yang dilakukan? Apakah tidak dalam bentuk tulisan yang menggunakan pendekatan ilmiah juga? Apakah ketika mendesain dan mengimplementasi prototipe atau proyek atau tugas akhir lain mahasiswa tidak menggunakan pendekatan ilmiah? Bagaimana melatih mahasiswa dalam berpikir ilmiah, jika prototipe, proyek, atau tugas akhir tidak dianggap aktivitas ilmiah?

Jika aktivitas tersebut bersifat ilmiah, maka sifat laporan tertulisnya juga ilmiah. Jika pun menggunakan struktur penulisan yang berbeda, itu soal lain. Intinya tetap karangan ilmiah, dan itu adalah skripsi.

Saya khawatir, kata skripsi dalam Permen telah mengalami penyempitan makna. Ini mirip dengan membandingkan antara tumbuh-tumbuhan, pohon mangga, pohon duren, dan pohon apel. Tiga yang terakhir dapat dimasukkan ke dalam kelompok bertama (tumbuh-tumbuhan).

 

Kecakapan menulis dan berpikir kritis

Menyusun skripsi, baik berbasis riset, pengembangan prototipe, proyek, atau tugas akhir lain, adalah salah satu ikhtiarkan memastikan bahwa mahasiswa mempunyai kecakapan menulis ilmiah dengan baik. Tulisan ilmiah yang baik tidak mungkin hadir tanpa basis pemikiran yang tertib, argumentatif, dan berbasis data. Kecakapan dalam berpikir kritis diperlukan untuk melahirkan tulisan ilmiah yang bernas.

Kecakapan ini menjadi semakin penting ketika lulusan di dunia berkarya juga ditantang untuk mampu mengartikulasikan dan menjual idenya kepada orang lain, dalam bentuk tertulis. Mampu menulis dengan baik merupakan salah satu indikator bahwa seseorang memahami ide, konteks, atau tugas yang dikerjakan secara mendalam.

Tulisan juga telah terbukti menjadi perantara diseminasi ilmu pengetahuan ke khalayak yang lebih luas. Kehadiran ide dalam bentuk tertulis, telah memungkinkan manusia saat ini mengakses ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan berabad-abad lalu.

Selain itu, tulisan akan memudahkan mengundang orang lain melalui penelahaan sejawat  untuk menguji kredibilitas aktivitas ilmiah yang dilaporkan. Pendekatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa tulisan ilmiah yang beredar berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

Perangai ilmiah bangsa

Jika kecakapan menulis ilmiah tidak dilatih, saya khawatir, perangai ilmiah masyarakat Indonesia semakin pudar. Apa indikasinya? Salah satunya adalah penyebaran informasi yang tidak valid dan hoaks yang sangat cepat.

Hoaks sebetulnya dipastikan tidak ilmiah, tetapi karena tapis perangai ilmiah sudah terkoyak, maka hoaks sangat mudah dipercaya dan diamplifikasi lebih luas. Tidak hanya oleh mereka yang awam, tetapi oleh banyak cendekia. Data atau fakta dipinggirkan dan digantikan dengan opini yang sering kali tidak kalis kepentingan.

Apakah ini bukan pemikiran yang telalu mengada-ada? Bisa jadi. Tapi, hubungan antarkejadian seringkali tidak selalu serta-merta dan terlihat di awal. Yang jelas, apa yang kita nikmati hari ini, tidak lepas dari pilihan-pilihan masa lalu yang dibuat, baik oleh kita maupun oleh orang lain.

Dengan pemahaman ini, saya khawatir, pilihan kita untuk tidak melatih kecapakan menulis ilmiah para sarjana baru, akan berdampak buruk pada pudarnya perangai ilmiah bangsa ini di masa depan. Semoga prediksi saya ini salah.

Tulisan ini sudah tayang di Republika.id edisi 4 September 2023

Universitas Islam Indonesia (UII) memperluas jaringan global melalui kerja sama dengan Ibaraki University Jepang. Kesepakatan kerja sama ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Selasa (5/9) di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII. Dalam lawatannya ke UII, Ibaraki University juga berkesempatan memperkenalkan profil kampus kepada sivitas akademika UII melalui kegiatan kuliah umum yang diselenggarakan pada Kamis (7/9).

Read more

Mahasiswa peserta program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Indonesia (UII) Angkatan 67 Kecamatan Ngablak sukses menggelar kegiatan bertajuk “Expo Kuliner Mataraman” di Lapangan Dusun Krangean, Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Acara yang dilaksanakan pada Selasa (29/8) tersebut turut dihadiri Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Direktur Penelitian & Pengabdian Masyarakat UII, Eko Siswoyo, ST., M.Sc.ES., Ph.D., dan Camat Kecamatan Ngablak, Pujo Ihtiyarto, S.I.P., M.P.A.

Kepala Desa Ngablak, Anny Anggraeni, S.Psi., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada UII yang telah berkesempatan menempatkan tim KKN di Desa Ngablak. “Setiap tahun kami ketempatan anak KKN dan harapan kami dari kegiatan KKN ini bisa bermanfaat baik bagi para mahasiswa maupun warga kami semuanya, kita bersama-sama melaksanakan pencanangan wisata kuliner Mataraman,” tuturnya.

“Saya tadi sudah sedikit menyampaikan kepada Pak Rektor bahwasanya kami punya wacana seperti ini, ada harapannya juga. Semoga bisa dibantu untuk ke depannya, ada peninggalan dari UII untuk Dusun Krangean ini,” ujar Anny Anggraeni yang merupakan alumni Program Studi Psikologi UII tahun 2005 tersebut.

Sementara Camat Kecamatan Ngablak, Pujo Ihtiyarto, S.I.P., M.P.A., mengutarakan harapannya agar kegiatan ini menjadi salah satu pemantik kebangkitan masyarakat pascapandemi. “Setelah pandemi kemarin memang kami lumpuh total, apa itu di bidang pariwisata, di bidang UMKM, di bidang pertanian, dan sebagainya, tapi sekarang mulai bangkit,” tuturnya.

Menurut Pujo Ihtiyarto, kerja sama antara UII dan Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa di wilayah Kecamatan Ngablak telah menghasilkan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Camat mengambil contoh program KKN di Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak yang berhasil memenangkan lomba pengelolaan sampah di tingkat kabupaten serta binaan pariwisata di Desa Pagergunung.

“Itu ada pembinaan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle). Dampingan selalu dari UII. Dan kemarin mendapatkan Juara 1 tingkat kabupaten lomba De’Gemes (Desa Gemar Mengolah Sampah). Ada bantuan pembakar sampah dari UII, yang kedua di Desa Pagergunung. Ada binaan pariwisata di embung. Itu ada bantuan pembuatan gapura,” ucapnya.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa konsep KKN di UII memiliki karakteristik khas yang berbeda dari sejumlah perguruan tinggi lain. “Yang pertama adalah bahwa KKN di UII ini kita ingin berdampak riil di lapangan. Tidak hit and run. Tapi kita ingin mendampingi, ingin mendampingi desa mitra. Kita juga menyebutnya selama ini desa mitra, bukan desa binaan, karena desa mitra itu sejajar, kalau desa binaan itu atas bawah. Sehingga warga desa itu dilibatkan dalam kegiatan, perencanaan, dan lain-lain,” ungkapnya.

Rektor juga berharap agar mahasiswa mendapat wawasan yang lebih luas dari pengalaman mengembangkan potensi daerah. “Kita berharap pengalaman satu bulan itu sesuatu yang mempengaruhi perjalanan hidup adik-adik. Bisa jadi karena lahir dari keluarga yang sangat berada, kesehariannya tidak ada masalah, tinggal di kota yang semuanya serba terakses, hadir di desa dengan kondisi yang berbeda itu memberikan pengalaman yang luar biasa,” pesannya.

Prof. Fathul Wahid mengungkapkan harapannya agar kegiatan KKN dan expo yang berjalan dapat memberi peninggalan bagi daerah. “Kita berharap apa yang sudah dijalankan selama satu bulan ini juga punya tinggalan. Expo produk yang ada di meja itu, kita berharap, kalau toh tidak semuanya bisa berumur panjang, harapan kita seperti itu, tapi adalah yang nanti netas. Menetas dan itu berlanjut, berlanjut untuk penguatan usaha UMKM yang ada di Desa Ngablak dan Kecamatan Ngablak.

Karena hari ini ada 12 desa yang berpartisipasi, tempat KKN ada 12 dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak. Kita berharap nanti punya dampak, dan kita juga berharap apa yang nanti dilakukan bisa direspons oleh kelompok-kelompok di masyarakat,” tutur Prof. Fathul Wahid.

Koordinator Umum KKN Kecamatan Ngablak, Muhammad Novaldo Alfiyanda, berharap dapat menjadi wadah promosi bagi setiap UMKM dan mengenalkan ragam kuliner menarik yang ada di Kecamatan Ngablak. “Selain itu, hadirnya berbagai hidangan lezat dan inovatif diharapkan mampu memberikan cita rasa yang unik, sehingga menjadi sesuatu yang berkesan bagi semua pengunjung yang datang,” ucapnya.

Di samping unsur pimpinan universitas dan pemangku kepentingan daerah, acara juga dihadiri oleh segenap mahasiswa peserta KKN, dosen pembimbing lapangan (DPL), pengurus Ikatan Keluarga Ibu-Ibu (IKI) UII, serta masyarakat setempat. (JRM)

Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI), menyelenggarakan “International Students Welcome Days 2023” secara daring pada Kamis-Jumat, 24-25 Agustus 2023. Acara yang digelar melalui Zoom Meeting tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut para mahasiswa internasional Tahun Akademik (TA) 2023/2024 dan mematangkan kesiapan sebelum berangkat studi di UII.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. menyampaikan sambutannya di hadapan para mahasiswa mancanegara baru. “Segenap mahasiswa internasional yang kami banggakan, kami ucapkan selamat datang kepada Anda sekalian, sesaat Anda memulai perjalanan pengetahuan, pertumbuhan, dan pertukaran budaya di Universitas Islam Indonesia,” tuturnya.

Prof. Fathul menyambut mahasiswa internasional sebagai bagian dari keluarga global yang baru dan haus akan pengajaran dan berkomitmen terhadap keunggulan. “Anda akan menghadapi tantangan yang kemudian akan menunjukkan karakter Anda, membangun persahabatan seumur hidup dari mancanegara, serta mendapatkan ilmu yang akan memberdayakan Anda untuk memberi dampak positif terhadap dunia,” tuturnya.

Lebih lanjut, Rektor mengingatkan bahwa perjalanan studi akan dipenuhi dengan bermacam perspektif anyar yang akan memperluas cakrawala pengetahuan dalam memandang dunia dari sudut pandang yang berbeda.

“Pertukaran lintas budaya inilah yang menjadikan universitas kita tercinta sebagai melting pot–tempat meleburnya bermacam ide dan inovasi. Oleh karena itu, saya mendorong Anda untuk memanfaatkan setiap peluang yang datang kepada Anda. Terlibat dalam diskusi, bergabung dengan komunitas, berpartisipasi dalam berbagai acara, dan berinteraksi dengan segenap dosen maupun sesama mahasiswa,” ujarnya.

Selain itu, Prof. Fathul menyampaikan bahwa meskipun perjalanan ke depan penuh rintangan, namun mahasiswa baru tidak sendiri. “Para dosen dan staf ada di sini untuk mendukung Anda dan sesama mahasiswa akan mendampingi. Dan bersama-sama, kita akan menciptakan lingkungan tempat Anda berkembang secara akademis, sosial, dan individu,” ungkapnya.

Rektor juga berpesan agar para mahasiswa senantiasa sadar dengan tujuan melalui pembelajaran di UII. “Saat Anda menjalani studi dan mendapat banyak pengalaman, ingatlah selalu ketangguhan (resilience) dan tekad (determination) yang membawa Anda ke UII. Hargai setiap kenangan yang akan dibuat, pelajaran yang akan didapat, dan pertemanan yang akan dibina erat,” pungkasnya.

Kegiatan International Students Welcome Days 2023 juga diisi dengan penyampaian materi penting guna memudahkan pengalaman belajar mahasiswa internasional di UII. Pada sesi pertama, mahasiswa dikenalkan dengan sistem informasi akademik di UII yang disampaikan langsung oleh Yafi Hudatama Wibowo, S.Kom., staf Badan Sistem Informasi (BSI) UII, seperti layanan UIIGateway dan penggunan internet kampus.

Selain itu, dalam kegiatan ini juga diisi oleh Direktur Pembinaan Kemahasiswaan, Beni Suranto, S.T., M.Soft.Eng., sebagai pembicara materi berkenaan dengan kebijakan dan layanan pembinaan, termasuk aktivitas ekstrakurikuler, pengembangan diri, serta fasilitas konseling bagi mahasiswa.

Sementara penyampaian informasi mengenai kegiatan mentoring keagamaan yang dikhususkan bagi mahasiswa internasional disampaikan Staf Divisi Pendidikan dan Dakwah, Direktorat Pendidikan & Pembinaan Agama Islam (DPPAI), Khairul Fahmi, S.Pd.I., M.Pd. Berikutnya Direktur Layanan Akademik, Hudori, S.T., M.T., Ph.D., menyampaikan tentang perkuliahan wajib universitas serta akses berbagai fasilitas akademik kemahasiswaan.

Di samping jajaran pimpinan universitas dan fakultas, acara International Students Welcome Days 2023 turut dihadiri oleh pengelola program studi yang menjadi tuan rumah bagi para mahasiswa internasional yang baru. (JRM)

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (FPSB UII) menyambut sekitar 860 mahasiswa/mahasiswi baru pada orientasi mahasiswa tingkat Fakultas bertajuk Semarak Ta’aruf Mahasiswa Penuh Makna (SERUMPUN) 2023.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FPSB ini diikuti oleh mahasiswa baru UII dari Program Studi Hubungan Internasional, Pendidikan Bahasa Inggris, Psikologi, dan Ilmu Komunikasi. Kegiatan yang diadakan pada 19 (PRA-SERUMPUN), 22, dan 23 Agustus tersebut ditutup dengan penampilan grup band asal Jakarta, Reality Club.

SERUMPUN 2023 mengangkat tema “Menjadi Cerita, Membangun Citra, Menggapai Cita”, artinya setiap mahasiswa baru dan Keluarga Mahasiswa FPSB UII diharap dapat memiliki rasa satu kesatuan untuk saling mengenal dan meningkatkan kualitas diri masing-masing.

Pada hari pertama, Selasa (22/8), acara dimulai dengan penampilan grup tari Xaviera Unisi. Selanjutnya, mahasiswa baru diajak untuk mengenal lebih jauh terkait dengan Lembaga-lembaga dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di lingkungan Keluarga Mahasiswa FPSB UII. Puncaknya hari pertama panitia menghadirkan I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D., sebagai pemateri dalam talkshow “Discovering Unique Paths to Success”.

Sementara pada hari kedua, Rabu (23/8), perwakilan dari mahasiswa baru dari tiap-tiap Jemaah mengikuti sesi Tampil Jemaah (TAJAM) sesuai dengan konsep/topik yang diperoleh. Selain itu, ada gelaran Fashion Show yang turut diikuti oleh perwakilan jemaah.

Memasuki hari kedua, kegiatan diisi dengan talkshow mengundang Bagoes Kresnawan S.I.Kom, sebagai narasumber bertemakan “Finding Your Place in The Digital World”. Rangkaian kegiatan SERUMPUN 2023 ditutup dengan penampilan Grup Band Reality Club.

Kesuksesan acara SERUMPUN 2023 tidak terlepas dari semangat panitia dan mahasiswa-mahasiswi baru dalam memeriahkan setiap rangkaian kegiatan. Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional sekaligus Ketua Steering Committee (SC) SERUMPUN 2023, Ghany Matin Syaripudin menyampaikan bahwa adanya kendala tidak menghalangi tekad untuk membuat acara berjalan dengan lancar.

“Berkat banyaknya dukungan dari rekan-rekan panitia, dan berbagai pihak lain yang terkait, alhamdulillah menjadikan serumpun kali ini mendapatkan impresi terbaik untuk mahasiswa baru FPBS terhadap dunia perkuliahan ke depannya,” ujar Ghany Matin Syaripudin.

Sementara mahasiswa baru Program Studi Ilmu Komunikasi, Nadia Zakirah Ramadhani mengucapkan rasa senang dan bahagianya mengikuti kegiatan SERUMPUN 2023.

“Mulai dari PRA-SERUMPUN, awal bertemu dengan kakak-kakak yang baik dan seru banget, benar-benar diperhatikan segalanya, sampai pada day 1 dan day 2 juga disambut baik sama kakak-kakak panitia. Selain itu, narasumber dan guest star yang dipilih juga sangat menarik dan seru, pokoknya overall SERUMPUN 2023 serunya minta ampun!,” ungkapnya. (JR)

Program Studi Pendidikan Kimia (PSPK) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Chemistry Education Festival pada Sabtu (26/8) di Gedung Kuliah Umum UII. Acara ini diikuti oleh kurang lebih 300 peserta terdiri dari 50 guru, 210 peserta didik SMA/sederajat dari sekolah mitra serta mahasiswa dan dosen PSPK UII.

Read more