Putri Monica Timora Madjowa, mahasiswi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2017 membanggakan almamaternya dengan torehan prestasi. Di penghujung tahun 2019, Putri mempersembahkan gelar Juara 2 Nasional Lomba Prestasi Mahasiswa untuk Perguruan Tinggi Umum (PTU) yang diadakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.

Read more

Jumlah Doktor Universitas Islam Indonesia (UII) kembali bertambah. Menjelang pergantian tahun 2019 ini, sebanyak 19 doktor baru, satu di antaranya Pustakawan, telah menyelesaikan studi dari berbagai kampus ternama. Dari jumlah tersebut, enam di antaranya merupakan lulusan dari kampus di Eropa, Amerika, dan Asia.

Penyambutan doktor baru UII periode 2019 digelar di Gedung Kuliah Umum, Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII, pada Senin Siang (30/12). Sebanyak delapan doktor baru berasal dari rumpun ilmu sosial dan 11 lainnya berlatar belakang ilmu eksakta.

Read more

Salah satu ritual baik UII di akhir tahun adalah menyambut secara resmi doktor baru yang lulus dalam satu tahun. Pada 2019 ini, UII mendapatkan berkah atas kelulusan 19 doktor baru. Saat, ini masih 111 dosen UII yang sedang menempuh program doktor, baik di dalam maupun di luar negeri.

Proses menjadi doktor tidaklah ringan. Ada investasi ihktiar yang luar biasa. Dibutuhkan konsistensi dan ketahanan tinggi. Tingkat kegagalan menjadi doktor pun sangat tinggi.

Doktor adalah warga negara elit di Indonesia. Statistik pada 2017 menunjukkan bahwa cacah doktor, sebagai pemegang pendidikan formal tertinggi, di Indonesia masih sedikit. Dari setiap satu juga penduduk, hanya ada 143 doktor di Indonesia. Bandingkan, misalnya, dengan Malaysia yang mempunyai 509 doktor per satu juta penduduk. Sebagai penyemangat, India mempunyai 1.410,  Jepang 6.438, dan Amerika 9.850. Intinya, menjadi doktor merupakan sebuah kemewahan, dan di saat yang sama, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh Indonesia.

Saya berharap para doktor baru, juga doktor kawakan, menjadi pecinta ilmu. Mengapa ini menjadi penting? Kecenderungan mutakhir tidak begitu menggembirakan, ketika para doktor (atau secara umum, dosen) berganti halauan, atau paling tidak haluan utamanya teracuni.

Secara umum, terdapat tiga macam dosen ketika melakukan aktivitas akademik, terutama penelitian. Kelompok pertama adalah mereka melakukan penelitian dan publikasi atau sejenisnya karena iming-iming hadiah finansial. Mereka adalah dosen pemburu uang perangsang, incentive-minded. Kelompok kedua adalah para pengejar karier, baik dalam bentuk akademik maupun struktural. Meneliti dan melakukan publikasi semata sebagai pelengkap syarat mendaki anak tangga karier yang lebih tinggi. Mereka masuk kelompok career-minded, para pengejar karier.

Tidak ada yang haram dari kedua kelompok ini. Tetapi, kalau kita mengharap ada pergerakan peradaban, ini ibarat menggantang asap. Lalu, kepada siapa harapan perubahan peradaban digantungkan? Kelompok ketiga insyaallah bisa membantu. Mereka adalah para pengembang ilmu, peran tulen dari dosen, dan utamanya para penggenggam gelar doktor.

Kisah Nabi Sulaiman dapat menjadi cermin atas pilihan ini. Nabi Sulaiman adalah pembangun peradaban. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa pemerintahannya. Anak termuda dari Nabi Dawud ini jatuh hati kepada ilmu, ketika diminta oleh Allah memilih antara ilmu, harta, dan karier. Tetapi karena pilihannya tersebut, Nabi Sulaiman mendapat kedua yang lain: menjadi kaya raya dan raja.

Rasululllah saw. pernah bersabda, “Nabi Sulaiman disuruh memilih antara harta benda, kerajaan,dan ilmu; maka beliau memilih ilmu. Maka diberikanlah kepada beliau kerajaan dan harta benda karena beliau memilih ilmu”. Kerajaan adalah metafora karier dan harta adalah insentif finansial.

Inilah tangga Sulaiman. Pilihan anak tangga pertama akan mempengaruhi hasil di ujung perjalanan.

Ikhtisar dari sambutan rektor pada penyambutan doktor baru pada 30 Desember 2019.

Harapan untuk menggelar pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) yang lebih demokratis di tahun mendatang terus disuarakan berbagai pihak. Salah satunya datang dari kalangan perguruan tinggi. Sebagaimana disuarakan oleh Pusat Studi Hukum Konstitusi (PSHK) Fakultas Hukum UII yang mengadakan seminar akhir tahun “Prospek dan Tantangan Pilkada 2020”. Seminar dilaksanakan pada Sabtu (28/12) di ruang sidang utama lt. 3 FH UII dengan pemateri Dr. Abdul Gaffar Karim dosen Ilmu Politik UGM, Prof. Dr. Ni’matul Huda, S.H., M.H, Guru besar HTN FH UII, dan Anang Zubaidy, S.H., M.H, Dosen FH UII.

Read more

Wisuda Universitas Islam Indonesia (UII) periode II Tahun Akademik 2019/2020 nampak berbeda dari biasanya. Pasalnya, pada periode wisuda Program Doktor, Magister, dan Sarjana kali ini turut diikuti dua wisudawan berkebangsaan Thailand. Wisudawan tersebut yakni Sorlihan Pohleh dari Program Studi Ilmu Komunikasi dan Nurainee U-Mar dari Program Studi Ekonomi Islam. Keduanya menempuh studi melalui program UII ASEAN Scholarship, yakni program beasiswa penuh bagi calon mahasiswa dari negara-negara di wilayah ASEAN.

Read more

Pahlawan adalah tokoh yang dapat menjadi inspirasi untuk generasi-generasi berikutnya, khususnya generasi muda. Perlu adanya pengenalan kepada masyarakat agar keteladanan yang dimilki oleh sosok pahlawan tersebut tidaklah hilang. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat film dokumenter sebagai media pembelajaran.

Read more

Menjelang pergantian tahun, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) dan Takmir Masjid Ulil Albab menggelar pengajian akbar ‘Muhasabah Akhir Tahun Sebagai Upaya Penyucian Jiwa’ pada Jum’at, (20/12) di Masjid Ulil Albab, Kampus Terpadu UII.
Read more

Membaca merupakan salah satu cara seseorang memperoleh informasi atau mempelajari hal baru. Di Indonesia, kesadaran akan pentingnya membaca ini dinilai masih perlu menjadi perhatian bersama. Merespon hal ini, Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar talkshow dan pameran poster bertajuk ‘Reading for Leading’ pada Jumat (20/12) di Auditorium Gedung Gedung Soekiman Wirjosandjojo, Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya UII.

Read more

Sebagai karya ilmiah jenjang terakhir akademis, sebuah disertasi layak mendapatkan apresiasi atau penghargaan yang tinggi. Salah satu bentuk penghargaan tersebut adalah dengan mendiskusikannya dalam forum-forum akademik. Hal inilah yang mendorong Program Studi Doktor Hukum Islam (DHI) dan Magister Ilmu Agama Islam (MIAI) Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) menyelenggarakan acara Bedah Disertasi 4.

Kali ini acara membedah karya Dr. Muzhoffar Akhwan, MA yang berjudul “Perkembangan Berpikir Kritis Berbasis Al-Quran (Studi Keteladanan Nabi Ibrahim Alaihissalam di Pondok Pesantren UII Yogyakarta)”. Acara yang berlangsung di Ruang Seminar PPs FIAI UII Demangan pada Senin (23/12) ini menghadirkan Mukalam, S.Ag., M.Hum. (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) selaku pembedah.

Read more

Peradaban Islam mengalami naik dan turun. Sebelum penjajahan yang dilakukan bangsa mongol, Islam mengalami kemunduran karena konflik politik. Kontestasi fraksi atau partai-partai muslim telah memicu konflik dan perpecahan.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penganut agama Islam terbanyak. Sensus penduduk tahun 2010 menyebutkan 88,2 persen dari 260 juta penduduk Indonesia adalah Muslim. Dari jumlah tersebut terdiri dari banyak mazhab, disini diperlukan toleransi. Indonesia memiliki potensi besar sebagai penyumbang peradaban Islam dunia.

Read more