Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Sekolah Mahasiswa Berprestasi 2025, sebuah program pembinaan intensif bagi mahasiswa berprestasi yang bertujuan membekali mereka dengan keterampilan akademik, kepemimpinan, serta wawasan global. Acara ini digelar selama tiga hari, mulai Kamis-Sabtu (6-8/3) di Ruang Sidang Datar, Gedung Kuliah Umum, dan Ruang AV Rektorat UII.
Kegiatan ini diikuti oleh finalis mahasiswa berprestasi UII yang berpotensi akan mewakili UII dalam ajang Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional nantinya. Para mahasiswa ini diharapkan nantinya dapat menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya. Tidak hanya berfokus pada nilai akademik, namun juga capaian-capaian non akademik lainnya seperti kompetisi, organisasi,
Pemahaman Gagasan Kreatif dan Deskripsi Diri
Hari pertama, Kamis (6/3), dimulai dengan sesi workshop “Poster Gagasan Kreatif” yang dipandu oleh Willy Prasetya, S.Pd., M.A. Sesi ini bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyusun poster gagasan kreatif atau produk inovatif yang telah disusun sebelumnya.
Berikutnya, sesi bertajuk Poster Deskripsi Diri dipandu oleh Anandayu Suri Ardini, S.S., M.A., yang membimbing peserta dalam menampilkan citra dan potensi diri secara efektif. Peserta diajarkan cara mendeskripsikan diri, dan memilih niche apa yang ingin mereka tampilkan. Hal ini sangat penting dalam berbagai ajang kompetisi mahasiswa, termasuk saat menghadapi seleksi mahasiswa tingkat nasional atau regional nantinya.
Penguatan Pemahaman SDGs dan Keterampilan Public Speaking
Pada hari kedua, Jumat (7/3), kegiatan dimulai dengan sesi “Isu Permasalahan SDGs”, yang dipandu oleh Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc. Sesi ini membantu peserta memahami bagaimana memilih lingkup pembahasan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan mengidentifikasi potensi serta kebutuhan lingkungan, hingga merumuskan target pembangunan yang konkret.
Ikrom juga memberikan arahan tentang alur penulisan gagasan kreatif serta memberikan feedback terhadap hasil penulisan mahasiswa, sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas ide-ide yang diajukan.
Setelah itu, peserta mengikuti sesi public speaking yang dipandu oleh Dr. Herman Felani, S.S., M.A.. Pelatihan ini diawali dengan pengantar tentang pentingnya keterampilan berbicara di depan umum, diikuti dengan simulasi praktik bagi para peserta. Melalui sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan ide dan gagasan mereka dengan lebih percaya diri dan persuasif.
Coaching Presentasi, FGD, dan Optimalisasi Capaian Unggulan
Hari terakhir, Sabtu (8/3), dibuka dengan sesi presentation coaching yang kembali dipandu oleh Anandayu Suri Ardini, S.S., M.A. Dalam sesi ini, peserta mendapat pelatihan intensif dalam menyusun dan menyampaikan presentasi yang menarik dan sistematis.
Berikutnya, sesi focus group discussion (FGD) dipandu oleh Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc., yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan kerja sama tim peserta dalam menyelesaikan suatu permasalahan. FGD menjadi salah satu aspek penting dalam berbagai seleksi kompetisi, sehingga sesi ini memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk terlibat dalam diskusi yang produktif dan berbobot.
Setelah istirahat siang, kegiatan dilanjutkan dengan sesi bertajuk optimalisasi capaian unggulan”yang dibawakan oleh Hazhira Qudsyi, S.Psi., M.A. Sesi ini bertujuan untuk membantu mahasiswa memaksimalkan pencapaian akademik maupun non-akademik mereka agar dapat menjadi nilai tambah dalam kompetisi mahasiswa berprestasi.
Dengan Sekolah Mahasiswa Berprestasi 2025, UII berharap dapat mencetak mahasiswa berprestasi yang memiliki wawasan luas, keterampilan komunikasi yang kuat, serta pemahaman mendalam mengenai isu-isu global. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi UII dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi seleksi Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional, serta membangun budaya akademik yang kompetitif dan inovatif. (ELKN/AHR)
Ramadan sebagai Momentum untuk Menyayangi Diri Sendiri
Acara kajian spesial senja yang diselenggarakan oleh Safari Iman Ramadan (Safir) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali digelar pada Senin (10/3). Kajian kali ini menghadirkan Lifthya Ahadiati A., S.Psi., M.Psi, seorang dosen Psikologi UII, sebagai narasumber. Acara yang diadakan di Auditorium Prof. Abdul Kahar Muzakkir ini mengangkat tema Bangkit dari Kegagalan, Melangkah dengan Keyakinan yang berhasil menarik perhatian banyak mahasiswa untuk hadir dan mengikuti kajian
Dalam pemaparannya, Lifthya Ahadiati A., S.Psi., M.Psi menerangkan bahwa setiap manusia memiliki jatah untuk gagal yang artinya mereka diajarkan untuk selalu mencoba dan terus belajar. Menurutnya, kegagalan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan justru kegagalan akan memberikan banyak pelajaran agar tidak jatuh dalam kesalahan yang sama.
“Kegagalan itu memiliki 3 tujuan baik tetapi manusia seringkali hanya menggerutu dan sibuk menyalahkan takdir Allah Swt. Pertama, kegagalan datang untuk mengabulkan do’a-do’a kita. Kedua, Allah menjadikan kita gagal karena ada sesuatu takdir yang lebih baik di kemudia hari. Ketiga, gagal menjadi cara Allah untuk berbicara dengan kita, karena biasanya ketika seseorang itu gagal, ia akan menangis dan mencurahkan isi hatinya kepada Allah swt” jelasnya
Lebih lanjut, ia memberikan solusi untuk dapat bangkit dari kegagalan dan Bulan Ramadan ini adalah waktu yang tepat untuk mencoba berlapang dada dan ikhlas menerima kegagalan.
“Jika teman-teman pernah berada dalam fase yang menyedihkan, maka mari jadikan Ramadan kali ini sebagai momentum menyayangi diri sendiri. Dengan berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain, syukuri segala nikmat yang Allah berikan, tingkatkan ibadah sholat, membaca al-qur’an serta sesekali melihat ke bawah ke mereka yang hidupnya jauh lebih susah daripada kita” ucapnya
Sebagai penutup, ia berharap bahwa selepas Ramadan ini para mahasiswa yang hadir dapat lebih ikhlas dalam menerima takdir Allah swt seperti kegagalan dan peristiwa-peristiwa buruk lainnya dengan menganggap itu semua sebagai ujian untuk meningkatkan kualitas diri di hadapan Allah Swt. (GRR/AHR/RS)
Safir UII Resmi Membuka Pasar Ramadan 1446 H
Universitas Islam Indonesia (UII) secara resmi membuka Pasar Ramadan 1446 H pada Senin, (3/3). Pasar Ramadan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan besar yang diselenggarakan Safari Iman Ramadhan (Safir) Masjid Ulil Albab UII. Dalam acara tersebut, puluhan pedagang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Pasar yang terletak di dekat bundaran jalan Boulevard Kampus UII ini dipadati oleh civitas akademika UII yang berburu takjil.
Pembukaan Pasar Ramadhan ini diresmikan oleh Ahmad Sadzali, LC., M.H., selaku Ketua Takmir Masjid Ulil Albab. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan rasa syukur karena tahun ini merupakan kali kedua Pasar Ramadan diadakan yang akan berlangsung selama 19 hari ke depan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada panitia, mahasiswa, dan para pedagang yang telah bekerja sama dalam meramaikan Pasar Ramadan ini. Alhamdulillah, ini adalah tahun kedua kami menyelenggarakan kegiatan ini, dan jumlah tenant yang bergabung lebih banyak dibandingkan tahun lalu,” ujar Dosen Fakultas Hukum UII ini.
Ketua Pelaksana Safir UII, Muhammad Jundullah Janan, saat diwawancarai, menjelaskan bahwa tujuan diadakannya Pasar Ramadan ini adalah untuk membantu UMKM masyarakat dengan menyediakan wadah bagi usaha mereka, sekaligus turut meramaikan bulan Ramadan yang penuh berkah.
“Tujuan utama kami mengadakan Pasar Ramadan ini adalah untuk meramaikan bulan yang penuh berkah, serta memberikan kesempatan kepada para pedagang, baik mahasiswa maupun masyarakat sekitar, untuk meningkatkan perekonomian UMKM mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga berharap agar seluruh rangkaian kegiatan Safir UII dapat berjalan dengan lancar dan memberikan kesan positif bagi mahasiswa. Berbagai kegiatan positif selama bulan Ramadan, seperti kajian, iftar (buka puasa) dan sahur gratis, Pasar Ramadan, serta Nuzulul Qur’an, diharapkan dapat mempererat ukhuwah dan membawa manfaat bagi seluruh sivitas akademika UII. (GRR/AHR/RS)
UII Gelar Sekolah Mahasiswa Berprestasi 2025
Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Sekolah Mahasiswa Berprestasi 2025, sebuah program pembinaan intensif bagi mahasiswa berprestasi yang bertujuan membekali mereka dengan keterampilan akademik, kepemimpinan, serta wawasan global. Acara ini digelar selama tiga hari, mulai Kamis-Sabtu (6-8/3) di Ruang Sidang Datar, Gedung Kuliah Umum, dan Ruang AV Rektorat UII.
Kegiatan ini diikuti oleh finalis mahasiswa berprestasi UII yang berpotensi akan mewakili UII dalam ajang Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional nantinya. Para mahasiswa ini diharapkan nantinya dapat menjadi teladan bagi mahasiswa lainnya. Tidak hanya berfokus pada nilai akademik, namun juga capaian-capaian non akademik lainnya seperti kompetisi, organisasi,
Pemahaman Gagasan Kreatif dan Deskripsi Diri
Hari pertama, Kamis (6/3), dimulai dengan sesi workshop “Poster Gagasan Kreatif” yang dipandu oleh Willy Prasetya, S.Pd., M.A. Sesi ini bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyusun poster gagasan kreatif atau produk inovatif yang telah disusun sebelumnya.
Berikutnya, sesi bertajuk Poster Deskripsi Diri dipandu oleh Anandayu Suri Ardini, S.S., M.A., yang membimbing peserta dalam menampilkan citra dan potensi diri secara efektif. Peserta diajarkan cara mendeskripsikan diri, dan memilih niche apa yang ingin mereka tampilkan. Hal ini sangat penting dalam berbagai ajang kompetisi mahasiswa, termasuk saat menghadapi seleksi mahasiswa tingkat nasional atau regional nantinya.
Penguatan Pemahaman SDGs dan Keterampilan Public Speaking
Pada hari kedua, Jumat (7/3), kegiatan dimulai dengan sesi “Isu Permasalahan SDGs”, yang dipandu oleh Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc. Sesi ini membantu peserta memahami bagaimana memilih lingkup pembahasan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan mengidentifikasi potensi serta kebutuhan lingkungan, hingga merumuskan target pembangunan yang konkret.
Ikrom juga memberikan arahan tentang alur penulisan gagasan kreatif serta memberikan feedback terhadap hasil penulisan mahasiswa, sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas ide-ide yang diajukan.
Setelah itu, peserta mengikuti sesi public speaking yang dipandu oleh Dr. Herman Felani, S.S., M.A.. Pelatihan ini diawali dengan pengantar tentang pentingnya keterampilan berbicara di depan umum, diikuti dengan simulasi praktik bagi para peserta. Melalui sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan ide dan gagasan mereka dengan lebih percaya diri dan persuasif.
Coaching Presentasi, FGD, dan Optimalisasi Capaian Unggulan
Hari terakhir, Sabtu (8/3), dibuka dengan sesi presentation coaching yang kembali dipandu oleh Anandayu Suri Ardini, S.S., M.A. Dalam sesi ini, peserta mendapat pelatihan intensif dalam menyusun dan menyampaikan presentasi yang menarik dan sistematis.
Berikutnya, sesi focus group discussion (FGD) dipandu oleh Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc., yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan kerja sama tim peserta dalam menyelesaikan suatu permasalahan. FGD menjadi salah satu aspek penting dalam berbagai seleksi kompetisi, sehingga sesi ini memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa untuk terlibat dalam diskusi yang produktif dan berbobot.
Setelah istirahat siang, kegiatan dilanjutkan dengan sesi bertajuk optimalisasi capaian unggulan”yang dibawakan oleh Hazhira Qudsyi, S.Psi., M.A. Sesi ini bertujuan untuk membantu mahasiswa memaksimalkan pencapaian akademik maupun non-akademik mereka agar dapat menjadi nilai tambah dalam kompetisi mahasiswa berprestasi.
Dengan Sekolah Mahasiswa Berprestasi 2025, UII berharap dapat mencetak mahasiswa berprestasi yang memiliki wawasan luas, keterampilan komunikasi yang kuat, serta pemahaman mendalam mengenai isu-isu global. Kegiatan ini menjadi bagian dari strategi UII dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi seleksi Mahasiswa Berprestasi tingkat nasional, serta membangun budaya akademik yang kompetitif dan inovatif. (ELKN/AHR)
LDF Al-Muqtashidin FBE UII Gelar Tabligh Akbar
Lembaga Dakwah Fakultas Jama’ah Al-Muqtashidin Fakultas Bisnis dan Ekonomika (LDF JAM FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Tabligh Akbar Jawara Fest dengan meangangkat tema Meningkatkan Kualitas Ibadah di Bulan Ramadhan pada Sabtu (08/03) di Hall Tengah Gedung Ace Partadiredja FBE UII.
Acara ini menghadirkan pendakwah kondang Ust. Putra Pradipta, S.Pd.I dan dipandu oleh moderator Ust. Saiful Aziz, S.H., M.H. selaku dosen Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII. Tabligh Akbar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan acara JAWARA (Jam Warnai Ramadhan) Fest yang diadakan oleh LDF JAM FBE.
Dalam materinya, Ustadz Putra menjelaskan meningkatkan kualitas ibadah di Bulan Ramadhan sebenarnya adalah hasil dari kebiasaan seorang muslim dalam menjalani hidup selain pada saat bulan Ramadhan. “Bulan Rajab saatnya menebar benih, Bulan Sya’ban saatnya menjaga dan menyiram, Ramadhan itu adalah saatnya memanen,” ungkapnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Bulan Ramadhan sering disalahpahami sebagai sekadar waktu untuk memperkuat ibadah, seharusnya setiap muslim telah memiliki akhlak yang baik dan ibadah yang maksimal sehingga di bulan Ramadhan orang tersebut akan merasakan manisnya iman dengan ganjaran yang berlipat ganda.
Lebih lanjut, Ustadz Putra juga menegaskan bahwa ketika mahasiswa belajar atau mengerjakan tugas kuliah selain menghadirkan kesadaran ilmiah juga meniatkan kegiatan untuk mengharapkan ridho Allah Swt. “Mahasiswa hendaknya tetap bersemangat dalam berkuliah dan tidak mengeluh capek atau menggerutu akibat beratnya puasa Ramadhan. Jika, tidak diniatkan karena Allah SWT, kegiatan kuliah akan terasa menyiksa dan tidak akan mendapatkan ganjaran apapun di akhirat. Padahal, berkuliah sebagai bagian ajaran Islam untuk menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah dan jihad seorang muslim,” jelas Ustadz Putra.
Ustadz Putra juga berpesan untuk jangan sampai menyesal karena merasa menyia-nyiakan keistimewaan bulan Ramadhan. Seorang Muslim memahami lebih dalam dan menyadari keistimewaan bulan Ramadhan sehingga setiap aktivitas yang dijalani akan bernilai ibadah. Setiap muslim dapat memaksimalkan kemampuan dirinya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan Ramadhan seperti, mengaji Al-Quran, sedekah, dan lain sebagainya. (AAO/AHR/RS)
Menggali Hikmah Islam Melalui Kitab Klasik dengan Ramadan Mengaji
Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar Ramadan Mengaji pada Jumat (7/3) bertempat di Aula FIAI UII, acara ini menghadirkan Dr. Nur Kholis, SEI., M.Sh.Ec. sebagai pembicara dengan Kitab Kunuzul Hasanat sebagai bahan kajian utama. Kegiatan ini merupakan agenda rutinan yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa dan sivitas akademika terhadap ajaran Islam melalui literatur klasik.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Nur Kholis menjelaskan bahwa Kitab Kunuzul Hasanat mengandung banyak nasihat berharga yang dikemas dalam bahasa sederhana, sehingga mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Ia menekankan pentingnya mendayagunakan sumber kebaikan yang telah disediakan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan manfaat maksimal dalam kehidupan sehari-hari.
“Kitab Kunuzul Hasanat memberikan berbagai nasihat penting bagi umat Islam. Salah satu hal utama yang ditekankan dalam kitab ini adalah bagaimana setiap individu bisa memanfaatkan segala kebaikan yang telah Allah sediakan dengan sebaik-baiknya,” ujar Dr. Nur Kholis dalam pemaparannya.
Lebih lanjut, Nur Kholis merinci beberapa amalan yang dapat dilakukan oleh umat Islam serta ganjaran yang dijanjikan oleh Allah Swt bagi mereka yang istiqamah dalam menjalankannya. Hal ini mencakup amalan harian yang sederhana namun memiliki dampak besar dalam kehidupan spiritual seorang Muslim.
“Setiap amal baik yang dilakukan dengan niat tulus akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa dari Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa meningkatkan kualitas ibadah dan perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Ramadan Mengaji menjadi salah satu agenda unggulan FIAI UII dalam memperkuat pemahaman keislaman mahasiswa. Dengan menghadirkan berbagai pembicara ahli di bidangnya, acara ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang lebih mendalam serta menumbuhkan semangat keilmuan di kalangan peserta. (IMK/AHR/RS)
Memahami Makna Puasa Sempurna
Memasuki hari ketujuh Ramadan 1446 H, Mahasiswa/i Universitas Islam Indonesia (UII) masih berantusias untuk mengikuti kajian Spesial Senja, pada Jumat (7/3), di Auditorium Prof. Abdul Kahar Mudzakir. Kajian yang bertemakan Puasa Sempurna, Bekal Hidup Mulia kali ini menghadirkan Gus Maulana Al Arief sebagai pembicara.
Aktivitas ngabuburit identik dengan kegiatan yang dilakukan pada sore hari sembari menunggu waktu berbuka. Menurut Gus Maulana, aktivitas tersebut bisa menjadi ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar. “Allah menyukai orang yang ngabuburit dengan niat baik. Tidur siang pun bisa menjadi ibadah jika diniatkan untuk menghindari maksiat atau mempersiapkan diri menjalankan ibadah lainnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam puasa terdapat dua jenis pembatal, yakni yang membatalkan puasa itu sendiri dan yang hanya membatalkan pahalanya. Salah satu contoh yang membatalkan pahala puasa adalah ghibah. Namun, Gus Maulana menambahkan bahwa tidak semua bentuk ghibah itu dilarang. “Saat menjadi saksi di pengadilan atau membahas pemimpin yang tidak adil atau dzalim, hal tersebut justru harus dibicarakan,” ungkapnya.
Gus Maulana juga menjelaskan terkait imsak yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Istilah imsak tidak ada di zaman Rasulullah, tetapi merupakan kebiasaan ulama Indonesia sebagai pengingat agar umat Islam lebih berhati-hati sebelum memasuki waktu Subuh. “Jika masih makan saat imsak, itu tidak membatalkan puasa. Namun, tetap perlu hati-hati karena azan Subuh bisa saja tidak tepat sesuai perhitungan. Ditakutkan waktu masuk subuh yang telat oleh muadzin,” ujarnya.
Selain itu, Gus Maulana juga menyoroti pentingnya menjaga segala lubang yang ada pada diri saat berpuasa, yakni mulut, telinga, hidung, dubur, dan qubul. Salah satu hal yang kerap dipertanyakan adalah hukum menelan air ludah, sikat gigi, serta masuknya benda ke dalam lubang-lubang tubuh. Menelan air ludah tidak membatalkan puasa kecuali jika bercampur dengan zat lain seperti pasta gigi atau darah dari gusi. Oleh karena itu, ulama menganjurkan sikat gigi dilakukan sebelum Subuh atau setelah berbuka agar lebih aman, begitu pula dengan mandi. Apabila mandi ketika sedang berpuasa, lalu air tidak sengaja masuk ke lubang telinga, maka dihitung batal, karena dilakukan dengan sengaja dan bukan bernilai ibadah. Berbeda dengan berkumur saat wudhu yang hukumnya tidak membatalkan puasa, karena tujuannya untuk beribadah.
Terkait penggunaan obat-obatan, Gus Maulana menegaskan bahwa ada perbedaan hukum di antara jenisnya. Infus dan bius total dapat membatalkan puasa, sementara suntikan seperti vaksin atau suntik KB tidak membatalkan. “Kalau inhaleruntuk asma, ini diperbolehkan jika memang diperlukan untuk memperlancar pernapasan, karena menjaga kesehatan juga bagian dari ibadah, dan menggunakan obat tetes mata juga tidak membatalkan puasa.” tambahnya.
Kajian yang berlangsung menjelang waktu berbuka ini menjadi momen refleksi bagi para jamaah dalam memahami esensi puasa. Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, para jamaah juga berkesempatan untuk berbuka bersama dengan iftar yang telah disediakan panitia, menambah keberkahan di bulan suci Ramadan ini. (MANF & DA/AHR/RS)
Pernyataan Sikap Universitas Islam Indonesia: Merespons Perkembangan Mutakhir Praktik Berbangsa dan Bernegara
UIISoreNyastra #6: Serukan Lawan Ketidakadilan
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar UIISoreNyastra #6 dengan mengangkat tema Lawan Ketidakadilan pada Kamis (6/3) di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII. Jumlah puisi yang terkumpul kali ini menjadi yang terbanyak sejak kegiatan ini pertama kali diselenggarakan. Terkumpul 97 puisi karya dari dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa UII.
Read more
UII Layaknya Rumah Penuh Cahaya di Ramadhan 1446 Hijriah
Tempat ibadah adalah fasilitas termahal yang dapat dirasakan setiap insan apabila sedang bepergian ke negara dengan jumlah muslim yang minoritas. Demikian yang disampaikan oleh Herman Felani, S.S., M.A. dalam acara Spesial Senja di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir, Universitas Islam Indonesia (UII) pada Selasa (04/03) dengan tema Momentum Ramadhan di UII Layaknya Cahaya yang diadakan oleh Safari Iman Ramadhan (SAFIR) UII.
Saat memaparkan materi, Herman mengfilosofikan makna cahaya. Baginya, cahaya memiliki sifat terang, menerangi, dan lebih cepat dari suara, sehingga dimaknai sebagai simbol yang tidak pernah redup. Jika dikaitkan dengan bulan Ramadhan, maka cahaya itu difilosofikan sebagai tempat yang tidak pernah sepi, yakni masjid, khususnya Masjid Ulil Albab UII.
Ia menerangkan bagaimana Masjid Ulil Albab dapat berperan sebagai rumah yang bercahaya. “Nah, teman-teman lihatlah di Ulil Albab, kalau kita bilang cahaya itu tidak pernah redup di masjid kita, di Ulil Albab mulai dari bangun pagi sampai kalian tidur lagi, ada rumah kalian yang menyediakan semuanya. Jadi kalian ga usah ngerasa sepi dari rumah, karena rumah kalian tetap ada, manifestasinya di Masjid Ulil Albab kita, dia betul-betul akan menjadikan cahaya buat teman-teman semua. Satu, lampunya tidak pernah dimatikan. Kedua, teman-teman bisa ke kamar mandi kapanpun seperti di rumah. Disediakan makan, ada sahur bersama, kemudian ada buka puasa bersama,” ungkapnya.
Dalam penyampaiannya pula, Herman menceritakan pengalamannya ketika berada di India. Di mana ia memahami bahwa nikmat fasilitas paling mahal berupa tempat ibadah. “Nikmat fasilitas yang paling mahal yaitu tempat ibadah, dan akan dirasakan ketika teman-teman di luar negeri,” ujarnya.
Sehubungan dengan pernyataan itu, Herman ingin menegaskan untuk memaksimal momentum Ramadhan dengan perilaku gemar ke masjid. Ia juga menambahkan bahwa banyak sekali program Ramadhan yang diadakan SAFIR UII seperti Tarawih Malam Ramadhan (Tamaram), Fokus Ilmu dan Tarawih (Fitrah), Pasar Ramadhan, UII Menghafal, dan Semarak I’tikaf.
“Kita mau program Ramadhan di kita itu inklusif, ke semua pihak. Momentum Ramadhan di UII ini ada vibes-nya, ada opening-nya, lalu malam ramadhan gak ada sepi dari agenda. Misalnya Tamaram dan Fitrah. Jadi kultum di Ulil tu beda, pengen memadukan unsur keilmuannya. Yang menarik lagi, kesempatan ini dibuka seluas-luasnya,” tutupnya. (DA/AHR/RS)
LDF FPSB UII Sambut Ramadhan Dengan Pembacaan Puisi
Dalam rangka menyambut bulan ramadhan, Jamaah Fathan Mubina (JAFANA) yang merupakan Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) di bawah naungan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Grand Opening Ramadhan dengan tema “Mencerahkan Jiwa, Menghangatkan Suasana” di Lapangan Bulutangkis FPSB UII pada Senin (3/3) diikuti oleh kurang lebih 100 mahasiswa UII.
Acara Grand Opening ini merupakan awal dan pembuka dari rangkaian acara yang diselenggarakan LDF JAFANA di bulan Ramadhan yang JAFANA Mengkaji, Kelas JAFANA, Muslimah Level Up dan Ruang Berbagi dengan menghadirkan pendakwah dari berbagai kalangan generasi.
Jalannya acara berlangsung dengan pembukaan secara resmi Ramadhan di FPSB yaitu menerbangkan balon warna-warni, fun games, penampilan puisi oleh 6 penampil berbakat yang terpilih dan diakhiri dengan buka bersama gratis. Penampilan puisi oleh 6 penampil yang membawakan tema Ramadhan sukses mengundang riuh tepuk tangan para peserta yang hadir.
Dalam sambutannya, Muhammad Haqinnajili selaku Ketua Umum JAFANA menjelaskan bahwa acara Ramadhan di FPSB ini bukanlah untuk persaingan dengan lembaga lain. “tapi JAFANA berusaha menciptakan suasana FPSB menjadi rumah bagi mahasiswa dan mahasiswi saling bertukar cerita, berbagi dan berkumpul,” ungkapnya (NKA/AHR/RS)