Ikatan Keluarga Alumni Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (IKATI UII) sukses menggelar webinar bertajuk IKATI Berbagi dan Berdiskusi (IKATI BERISI) dengan menghadirkan narasumber Ir. Moh. Manthovani yang saat ini merupakan Supervisor (SPV) Marketing Power & Mining PT. Rekayasa Industri (Rekind).

Read more

Perayaan Idul Adha tahun ini terasa sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena pandemi Covid-19, banyak protokol kesehatan yang perlu mendapat perhatian. Merespon kondisi ini, Judicial Council of International Program FH UII mengadakan diskusi online melalui Live Instagram dengan tema Qurban dan Pandemi : Apa Hikmahnya?. Diskusi ini menghadirkan narasumber Ahmad Sadzali, Lc., M.H. selaku Dosen FH UII.

Read more

Mari bandingkan kedua tukang kayu imajiner ini. Tukang kayu A mendapatkan kayu sisa dengan ukuran kecil yang tidak seragam. Kualitasnya pun bervariasi. Tukang ini dengan teknik yang dikuasainya, meski dengan kakas seadanya, berhasil menjadikan material tersebut menjadi sebuah meja yang artistik. Tukang kayu B terdidik secara formal. Dia mendapatkan kayu dengan kualitas terbaik dalam ukuran jumbo. Dengan kakas modern, tukang ini menjadikannya meja yang indah, tanpa sambungan.

Tukang kayu mana yang lebih hebat? A atau B. Sulit memberi jawab dengan pasti. Sebagian kita akan menjawab A dengan titik tekan pada kreativitas dan utilisasi kakas yang ada. Sebagian lain tertarik dengan meja tanpa sambungan, karena alasan yang lain.

Seperti inilah masalah dalam pemeringkatan, termasuk di kalangan perguruan tinggi (PT). Perspektif pemeringkat yang mewujud dalam beragam indikator menjadikan perbedaan hasil. Jangankan bagi orang awam, bagi praktisi pendidikan pun tapi abai dengan metodologi yang digunakan, bisa terjebak dalam interpretasi yang menyesatkan. Karenanya, tidak mengherankan, ketika banyak yang berseloroh, peringkat kok mudah sekali berubah dalam waktu yang sangat singkat.

Diskusi tentang muslihat peringkat bukan hal baru. Sebagai contoh, UNESCO pada 2013 pernah menerbitkan buku berjudul Rankings and Accountability in Higher Education: Uses and Misuses. Satu tulisan di dalamnya menjelaskan perkembangan pemeringkatan dari generasi pertama yang yang mengandalkan survei dan membuat daftar. Generasi kedua memasukkan aspek transparansi, akuntabilitas, dan sistem informasi manajamen; dan generasi ketiga lebih cenderung komersial: mengukur dan menguatkan kinerja pasar. Di sini ada diskusi terkait dengan kebijakan politis negara sampai dengan kultur selebritas. Singkatnya, ada sisi positif dan sekaligus sisi negatif pemeringkatan di perguruan tinggi.

Berikut adalah beberapa catatan untuk menghindari muslihat peringkat. Pertama, pahami bahwa setiap pemeringkatan menggunakan metodologi yang berbeda-beda, yang tercermin dalam indikator yang dipilih. Tidak ada indikator yang komprehensif (meski kadang diklaim demikian), dan karenanya, sulit menyatakan dengan pasti bahwa PT A lebih baik dari PT B, dan seterusnya. Harus ditambahkan pertanyaan: dalam indikator apa. Peringkat, hanya efektif untuk komparasi sebatas indikator yang digunakan, dan tidak mungkin komprehensif. Ingat kerumitan memeringkat dua tukang kayu di atas.

Sialnya, pemahaman terhadap indikator ini ternyata bisa memicu muslihat lain yang justru dipraktikkan oleh PT. Sebagai ilustrasi, ketika sebuah pemeringkatan melihat volume konten, tidak sulit menemukan PT di Indonesia, mengunggah skripsi tidak menjadi satu dokumen utuh, tetapi dipecah menjadi belasan dokumen, mulai dari sampul, halaman judul, per bab, sampai dengan daftar pustaka. Praktik yang marak dilakukan ini akan memperbesar volume konten. Dulu, ketika koneksi Internet masih sangat lambat, ada alasan masuk akal untuk memecahnya. Tapi saat ini, nampaknya akal sehat dikesampingkan untuk mengejar peringkat.

Kedua, gunakan hasil pemeringkatan untuk memanen manfaat yang mungkin tanpa melibatkan muslihat. Interpretasikan peringkat dengan jujur. Hindari pesan yang dapat mengelabuhi akal sehat publik, karena PT tidak jarang memanen peringkat untuk promosi dan sejenisnya. Publik, sampai saat ini, masih melihat PT sebagai lembaga terhormat. Karenanya, PT perlu tetap menjaga sukma kejujurannya dalam mengkomunikasi hasil pemeringkatan kepada khalayak. Jika ini dilakukan, hasil pemeringkatan akan dapat dimaknai sebagai sebagai kaca benggala untuk berbenah melalui komparasi indikator.

Terakhir, meski bukan afkir. Ketiga, pastikan bahwa peringkat hanyalah efek samping karena PT mengerjakan perkerjaan rumahnya, dan bukan tujuan. Apalagi dengan bingkai “menang” dan “kalah”. Apakah PT yang tidak masuk peringkat dipastikan jelek? Tidak juga. Setiap PT bisa menentukan fokus aktivitasnya dan tidak selalu sejalan dengan indikator yang dipilih oleh lembaga pemeringkat. Karenanya, ambil manfaat peringkat dengan jujur dan hindari jebakan muslihat peringkat!

Tulisan ini sudah dimuat dalam Kolom Analisis Harian Kedaulatan Rakyat, 4 Agustus 2020.

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Ekonomi Kreatif memegang peran penting sektor ekonomi di Indonesia. Sejak tahun 2010, Industri kreatif di Indonesia menunjukkan perkembangan positif yang berdampak pada Gross Domestic Product (GDP). Pertumbuhan industri kreatif ini sebanding dengan pertumbuhan industri perdagangan elektronik (e-commerce), yang mana di Indonesia meningkat hingga 60% pada satu tahun terakhir. Hal ini disampaikan Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII), Prof. Dr. Jaka Sriyana, S.E., M.Si. dalam opening ceremony Indonesian Creative Economy Potentials (ICEP), pada Senin (3/8).

Read more

Dampak era revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan besar bagi kehidupan umat manusia. Salah satunya ditandai munculnya banyak pekerjaan yang menggeser tenaga manusia. Kondisi ini menuntut kreatifitas manusia untuk menciptakan pekerjaan yang belum ada sebelumnya.

Read more

Hari Raya Idul Adha yang dinantikan sudah di depan mata. Meski di masa pandemi, kaum muslimin diminta untuk peduli, mempertebal rasa kemanusiaan, dan mengajarkan sikap peka dengan saling berbagi hewan qurban. Demi terjaminnya keamanan dan kesehatan saat pandemi, penting memperhatikan prosedur penyembelihan hewan kurban, sehingga pelaksanaannya sesuai protokol kesehatan. Dengan memperhatikan hal ini, penyembelihan qurban tidak hanya sesuai dengan ketentuan syariat islam namun juga meminimalisir penyebaran Covid-19.

Sebagaimana digagas Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) yang menyelenggarakan webinar “Kontekstualisasi Makna Qurban di Masa pandemi Covid-19” pada Senin (27/7). Webinar ini menghadirkan Ir. Nanung Danar Dono, Ph.D (Auditor LPPOM MUI selaku Direktur Halal Research Centre Fakultas Peternakan UGM) sebagai narasumber.

Read more

Pemerintah mulai mencanangkan era new normal guna mensikapi pandemi Covid-19 yang belum juga mereda sejak kasus pertama di Indonesia mengemuka pada awal Maret 2020. Dalam kondisi ini, tidak ada perusahaan atau organisasi yang tidak terdampak, bahkan di negara besar sekalipun. Oleh karenanya, era new normal ‘memaksa’ perusahaan maupun organisasi melakukan beberapa adaptasi khusus demi dapat mempertahankan eksistensinya.

Read more

Situasi pandemi saat ini telah menghambat banyak aktivitas di berbagai ranah kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Namun hal ini nampaknya tidak berlaku bagi Informatics Expo. Agenda semesteran yang biasa menimbulkan kerumunan orang banyak ini kini beralih media virtual. Pada tahun ini, kerumunan orang berubah jadi ramainya pengunjung laman web informatics-expo.id dan yang menyaksikan siaran langsung di kanal Youtube Jurusan Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII).

Read more

Ilmu sosial dan humaniora merupakan cabang ilmu untuk memahami aspek kehidupan manusia. Kedua ilmu ini telah dikaji sejak zaman pra-Islam maupun pada masa berkembangnya sains Islam modern. UII memiliki empat prodi di bawah Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) yang banyak mengkajinya. Keempat prodi ini yaitu Ilmu Komunikasi, Psikologi, Hubungan internasional, dan Pendidikan Bahasa Inggris. Pada Selasa (28/9), diadakan bedah buku hasil kolaborasi keempat prodi yang berjudul Ilmu Sosial dan Humaniora dalam Perspektif Islam. Pembicara yang hadir yakni Hariz Enggar Wijaya, M.Psi, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A., M.Phil, dan Dr. Syamsuddin Arif, MA.

Read more

Sukses Berkarir Sesuai Syariat Islam

Penting memiliki target dalam belajar bahasa. Dengan begitu, pelajar memiliki capaian yang terarah dalam menguasai suatu kompetensi, terutama dalam kemampuan speaking bahasa Inggris. Namun nyatanya, itu saja tidak cukup untuk menguasai kemampuan speaking. Diperlukan konsistensi dan jam terbang tinggi selama proses belajar untuk terus menerus mengevaluasi dan memperkaya apa yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari. Demikian diungkapkan Diah Agustina Ratu, S.Pd, dan Fatchan Faturrahman, S.Pd. dalam webinar bertajuk English as a Map of Culture yang diadakan oleh Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (FPSB UII) pada Selasa (28/7).

Read more