Universitas Islam Indonesia (UII) telah mampu menunjukkan kiprahnya melalui berbagai produk inovasi, baik dengan kegiatan penelitian maupun pengabdian masyarakat. Namun, kebermanfaatan produk inovasi bagi pengguna belum dapat dipastikan oleh dosen peneliti. Karenanya, Katsinov Meter hadir sebagai solusi untuk mengukur kesiapan suatu teknologi dari suatu program inovasi teknologi di industri/institusi/ maupun lembaga.

Read more

Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah. Topik ini mengemuka pada kajian kemuslimahan bertemakana Wonderful Muslimah (Beauty Inside, Brightness Outside) yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Fakultas CENTRIS Fakultas Teknologi Industri dan Lembaga Dakwah Kampus Al-Fath UII, Sabtu (19/12). Narasumber talk show kemuslimahan menghadirkan Ustadzah Floweria, SIP. yang merupakan founder @kelas_muslimah. Hal utama yang disampaikan adalah dengan menata niat mengikuti kajian kemuslimahan karena Allah Swt semata. Selain itu juga diniatkan untuk mencari ilmu karena ilmu bukan hanya lembaran tapi juga harus mencari berkah di dalamnya.

Read more

Barang siapa sedang belajar sejarah maka ia adalah orang yang beruntung karena belajar sejarah dapat menjadikan seseorang bijaksana. Dikatakan demikian karena sejarah membuat seseorang belajar membijaksanakan dirinya mengambil hikmah dan agar tidak terjatuh ke lubang yang sama dari berbagai pelajaran yang ada dalam sejarah.

Read more

Budaya literasi di Indonesia masih terbilang rendah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya minat dan kebiasaan membaca masyarakat. Keadaan ini seperti disampaikan Moch Awam Prakoso, penggerak literasi dan founder kampung dongeng Indonesia. Pria peraih KPAI Awards 2008 serta rekor MURI 2003 ini menjadi pembicara dalam workshop literasi Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII dengan tema Boost Your Reading Quality: Pandemi gini pengen ngasah skill ah! Pengen banyakin bacaan kok susah ya. Acara tersebut diadakan secara daring.

Read more

Menulis berbeda dengan berbicara. Tidak semua orang yang mampu berbicara lancar, dapat menulis dengan baik. Keduanya memerlukan himpunan keterampilan yang berbeda, meski ada irisan di dalamnya.

Semuanya dimulai dari proses refleksi yang mendalam, menghubungkan antartitik pemahaman, dan mencari makna baru darinya. Tanpa itu, hasilnya akan hambar dan mengulang yang sudah ada. Tidak menghadirkan tilikan baru.

Berbeda dengan berbicara, menulis pada intinya adalah menulis ulang. Hal ini tidak mungkin dilakukan dalam berbicara.

Menulis ulang dilakukan untuk banyak tujuan. Termasuk di antaranya adalah memastikan bahwa kata sudah tersusun runtut dan setiapnya mengemban misi, tidak ada pengulangan pesan yang tidak perlu, apalagi salah ketik yang mengganggu. Tidak ada penulis baik yang mengabaikan ini dan berprinsip: yang penting dipahami. Prinsip ini berlaku untuk semua tulisan, bahkan untuk status media sosial.

Jika pembaca temukan hal-hal ini diabaikan dalam sebuah buku atau tulisan lain, itu bisa menjadi masukan berharga untuk penulis. Penulis yang tidak sudi membaca ulang naskahnya dan meluangkan waktu merevisinya, bukanlah penulis baik. Jika semua ikhtiar sudah dilakukan, dan masih ada yang salah, bukankah selalu saja ada kekurangan? Tapi, itu bukan alasan untuk sebuah keenggaan membaca ulang.

Ada proses di sana. Menulis dengan baik adalah soal berlatih tanpa henti. Keterampilan ini tidak ada di ronde pertama atau kedua, atau bahkan ketiga. Setiap ronde bisa jadi diselingi dengan kritik pedas yang harus dicerna dengan tulus.

Penulis yang baik adalah juga pembaca yang tekun. Dia akan meluangkan waktu untuk berbelanja perspektif dari penulis lain. Membaca akan memperluas cakrawala, memperkaya analisis, memperdalam refleksi, dan menajamkan tilikan.

Menulis adalah kerja menuju keabadian. Mahfuz Arab memberi bimbingan: qoyyidul ilma bil kitab, ikatlah ilmu dengan tulisan. Adagium Latin mengajarkan: verba volant, scripta manent, perkataan terbang, tulisan menetap. Tentu ini bukan berarti budaya tutur lisan tidak penting, tapi ia tidak akan lama direkam oleh sejarah.

Ingin abadi? Menulislah!

Pengantar untuk sebuah buku tentang menulis, 21 Desember 2020.

Salah satu tujuan Universitas Islam Indonesia (UII) yang dirumuskan para pendirinya yaitu melahirkan cendekiawan muslim dan pemimpin bangsa yang mampu menerapkan nilai-nilai islami sebagai bentuk islam rahmatan lil alamin. Hal ini dikemukakan Direktur Layanan Akademik Dr. Tatang Shabur Julianto, S.Si., M.Si., dalam sambutannya pada acara Studium Generale bertema Islam Ulil Albab yang diadakan bagi mahasiswa program studi doktor, magister, dan profesi pada Sabtu (19/12) secara daring.

Read more

Dalam menangani wabah Covid-19, pemerintah dinilai masih kurang bergitu serius dan terkesan menyepelekan keadaan. Selain komunikasi yang dibangun kurang jelas, pemerintah Indonesia juga lebih mementingkan ekonomi daripada kesehatan. Hal ini dikemukakan dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (UII), Dr. M. Zulfikar Rakhmat dalam acara Bedah Buku: Covid-19 di Indonesia yang diselenggarakan Program Studi Hubungan Internasional UII, pada Jum’at (18/12) secara daring.

Read more

Prodi Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan kuliah umum Ergonomi Kognitif melalui aplikasi zoom pada Selasa (15/12). Tema utama dari kuliah umum ini adalah Psikologi Kognitif dalam Human Capital Management yang menghadirkan narasumber Bina Satya Dwiputra, S.Psi selaku Praktisi Psikologi dan Manajemen SDM. Ergonomi kognitif adalah cabang dari ergonomi yang membahas tentang kerja mental manusia.

Read more

Program Studi (Prodi) Informatika Program Sarjana Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Informatics Expo di penghujung tahun 2020, yakni pada Minggu (13/12) dan Selasa (15/12). Kondisi pandemi Covid-19 memaksa ajang yang digelar tiap semester ini diadakan secara daring di channel YouTube Jurusan Informatika UII.

Read more

Soft skill adalah kemampuan penting yang perlu diperkuat setiap mahasiswa. Soft skill sangat membantu mahasiswa untuk melanjutkan karir di dunia kerja. Tidak hanya itu, soft skill juga menunjang bagi mereka yang ingin melanjutkan studi. Di antara soft skill terpenting adalah attitude dan time management. Seperti disampaikan oleh Mokhammad Nasyih Aminullah dalam webinar dengan tema Career Planning Mahasiswa “biasa-biasa” softskill planning penting atau gak penting. Acara ini digelar oleh program studi Teknik Elektro UII.

Read more