Dalam rangka Milad ke-6 Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK-M) AUSHAF Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan talkshow dengan tema “Memulai Langkah dengan Hati Yang Suci”. Acara ini mengundang narasumber dr. Davrina, M. Gizi, Founder of Lab Pintar.

Read more

Dalam rangka menjaga tali silaturahmi, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Halal Bihalal pada Kamis (20/5). Kegiatan yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom & Youtube ini diikuti oleh segenap keluarga besar UII yakni para dosen, tenaga kependidikan, perwakilan lembaga mahasiswa, satpam, serta purna tugas.

Read more

Forum Kajian dan Penulisan Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FKPH FH UII) UII bersama Constitutional Law Society Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (CLS FH UGM) menggelar diskusi bertemakan “Problematika Pembentukan Undang-Undang Ditinjau Dari Segi Yuridis UU No. 15 Tahun 2019 dan Pasal 59 ayat (2) UU No. 7 Tahun 2020” pada Jum’at (21/5). Narasumber yang dihadirkan yakni Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H., LLM. dan Dr. Idul Rishan, S.H., LLM.

Read more

Eskalasi konflik Israel-Palestina yang memuncak sejak 10 Mei lalu telah menggerakkan solidaritas kemanusiaan yang bersifat meluas. Universitas Islam Indonesia (UII) merespon hal itu dengan menyelenggarakan Seminar Nasional “Membaca Masa Depan Palestina: Tinjauan Sejarah, Politik, dan Hak Asasi Manusia” pada Sabtu, 22 Mei 2021.

Read more

Konflik antara Palestina dan Israel terus berlanjut dan belum menemukan titik damai. Hal ini semakin diperparah dengan adanya serangan Israel ke jalur Gaza baru-baru ini. Menyikapi hal tersebut, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan webinar virtual bertemakan “Agresi Israel terhadap Palestina Perspektif Hukum Humaniter Internasional dan Politik Internasional” melalui zoom meeting pada Kamis (20/5).

Read more

Hampir 30 tahun lalu, di awal 1990an, ketika kuliah sarjana, saya membaca buku Orientalisme karya Edward W Said yang diterbitkan oleh Pustaka Bandung. Pada saat itu, bagaimana media membentuk persepsi publik, seperti dibahas di salah satu bagian buku, masih sulit dibayangkan. Tidak seperti sekarang ini, ketika persepsi publik dimainkan oleh para pendengung (buzzer) atau kelompok dengan kepentingan tertentu. Saat itu, Internet baru masuk Indonesia dengan jangkauan dan kualitas yang sangat minimal.

Bahkan kalau kita amati, kekuatan media dalam membentuk persepsi pun diorkestrasi dan diwujudkan dalam beragam bentuk oleh media internasional dan termasuk film. Informasi yang disajikan seringkali tidak faktual. Nama tokoh dalam film Hollywood yang dibingkasi dengan terorisme, hampir selalu nama Arab, yang dengan mudah diasosiasikan dengan agama tertentu. Tidak sulit menemukan contohnya, seperti London has Fallen, True Lies, Eye in the Sky, dan masih banyak lagi.

Propoganda seperti ini jangan dianggap remeh. Pesan itulah yang akan menyemai dan mewariskan kebencian terhadap kelompok tertentu. Pesan tersebut bukan pemanis film, tetapi ada misi di belakangnya. Sialnya, pesan tersebut memapar tidak hanya ke sekelompok kecil orang, tetapi dilantangkan ke seluruh penjuru dunia.

Saat ini, Internet (termasuk anak kandungnya: media sosial) telah mengamplifikasi penyebaran informasi dengan sangat cepat. Persepsi publik pun dengan cepat dipengaruhi oleh informasi yang memaparnya. Seringkali, tidak mudah memilah informasi yang valid dan tidak.

Informasi salah yang sering diakses tidak jarang lebih mudah dipercaya, dibandingkan informasi valid yang jarang diakses. Inilah esensi perang narasi. Kekayaan informasi telah melahirkan kemiskinan atensi. Frekuensi paparan dan presentasi informasi menjadi sangat mempengaruhi persepsi yang terbentuk.

Informasi tentang penjajahan atau pembunuhan —meminjam istilah Noam Chomsky, aktivis global dan profesor linguistik di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan bukan juga perang— yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina yang beredar hari-hari ini banyak yang bias. Penjajahan dan pembunuhan terhadap ribuan rakyat Palestina sejak berpuluh tahun terakhir adalah realitas di lapangan.

Namun dalam realitas yang terekam media, tidak jarang, informasi yang tayang tidak sesuai dengan kondisi faktual karena dibingkai dengan kepentingan Zionisme. Salah satunya adalah bingkai “mempertahankan diri”. Argumen ini selalu mengemuka dan dijual di forum internasional.

Dalam konteks Indonesia, ini mirip dengan para pejuang ketika penjajahan Belanda yang dicap dengan pemberontak, sedang Jan Pieterszoon Coen Gubernur Jenderal Belanda pada saat itu (1617) yang membunuh belasan ribu orang di Kepulauan Banda dianggap sebagai pahlawan dan bahkan dibuatkan monumen dalam bentuk patung di kota kelahirannya, Hoorn. Kisah serupa kita temukan untuk Raymond Westerling, komandan pasukan Belanda, yang membantai puluhan ribu orang di Sulawesi Selatan.

Belanda saat itu pun berdalih mempertahankan diri atau menjaga ketertiban. Jadi, jangan heran, misalnya, jika dalam buku sejarah mereka tidak ada informasi penjajahan di Indonesia.

Seminar tentang membaca masa depan Palestina kali ini diharapkan memberikan informasi faktual yang valid tentang apa yang terjadi di Palestina. Selain itu, perspektif temporal yang diusung adalah tentang masa depan. Kami berharap, pilihan tema ini bisa menumbuhkan optimisme masa depan cerah bangsa Palestina yang masih terjajah.

Seminar ini adalah salah satu ikhtiar menjaga akal sehat kolektif, melantangkan pesan kemanusiaan, dan memberi dukungan kepada bangsa Palestina untuk terlepas dari ketidakadilan dan untuk merdeka. Penjajahan, pembunuhan, dan ketidakailan yang terjadi jelas bertentangan dengan akal sehat dan nilai universal ini.

Sambutan pada pembukaan Seminar Membaca Masa Depan Palestina, kerja sama Universitas Islam Indonesia, Republika, dan Umma, pada 22 Mei 2021

 

 

Kubah merupakan ciri khas bangunan Masjid yang tidak berasal murni dari budaya Islam. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kubah yang baru dimulai ketika penaklukkan Istanbul dan Hagia Sophia di Turki. Peristiwa itu dianggap sebagai momentum perkawinan arsitektur barat dan timur yang memberikan pengaruh dalam perkembangan bangunan Islam khususnya kubah masjid. Dalam perkembangannya, Hagia Sophia telah memberi pengaruh terhadap penggunaan kubah di masjid sejak masa pemerintahan Dinasti Utsmaniyah hingga saat ini.

Read more

Takwa adalah elemen penting yang patut dimiliki oleh seluruh umat muslim. Eksistensi takwa tidak melulu harus dilakukan pada tempat atau waktu tertentu. Ia harus konsisten dilakukan secara terus menerus agar maknanya benar-benar dirasakan. Demikian yang disampaikan oleh Prof. Fathul Wahid., S.T., M.Sc, Ph.D dalam acara kajian bertajuk “Biar Lelah Tetap Harus Istiqamah”. Kajian daring ini sekaligus menutup event semarak Ramadan di UII.

Read more

Penyerangan terhadap Sheikh Jarrah merupakan pelanggaran hukum internasional, karena menurut Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kawasan Sheikh Jarrah ditetapkan menjadi bagian dari Palestina. Dunia harus mendesak Israel untuk membatalkan pengusiran warga Palestina dari wilayah tersebut.

Demikian disampaikan Gustri Eni Putri, Dosen Politik Islam dan Studi Kawasan Timur Tengah, Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia. “Pada bulan Ramadan, masyarakat Muslim dunia makin masif melakukan ibadah, termasuk memberikan bantuan kepada Palestina. Syiar ibadah yang dilakukan warga Palestina tidak disukai Israel, sehingga hampir setiap bulan Ramadan, Israel menyerang warga Palestina,” tambah Gustri.

Read more

Srikandi UII menyelenggarakan webinar daring bertajuk “Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di Lingkup Pendidikan” dengan narasumber M. Novvaliant Filsuf Tasaufi, S.Psi. atau kerap disapa Ali (Konselor PIKM Aushaf UII) dan Asasiputih, S.H., M.H. (Advokat LKBH FH UII) pada Sabtu (8/5). Agenda ini disandingkan dengan peluncuran Hotline Srikandi UII bagi pihak yang mengalami kekerasan seksual dalam lingkup UII.

Read more