Berdirinya Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai kampus nasional tertua di Indonesia erat dengan pembentukan identitas keislaman dan keindonesiaan. UII menjadi salah satu pionir perguruan tinggi yang menyebarluaskan nilai Islam di Indonesia melalui misi rahmatan lil alamin dan ulil albabnya. 

Mohammad Hatta dan KH. Abdul Kahar Muzakkir merupakan dua diantara banyak nama pendiri UII sekaligus Bapak bangsa Indonesia. Keduanya juga tokoh yang konsisten menyebarkan pesan Islam yang keindonesiaan.  Hal ini diungkapkan oleh Dr. Drs. Yusdani, M.Ag (Ketua Prodi Hukum Islam Program Doktor FIAI UII) dalam webinar bertajuk “Keislaman dan Keindonesiaan” di UII belum lama ini.

Read more

Persaingan di ranah ekosistem digital Indonesia semakin memanas. Terlebih setelah dua perusahaan startup besar yakni Gojek dan Tokopedia melakukan merger. Berangkat dari isu ini, untuk membahas lebih lanjut terkait persaingan ekosistem digital di Indonesia, Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH FH UII) mengadakan webinar virtual melalui zoom meeting bertemakan “Membaca Persaingan Ekosistem Digital Indonesia”. Webinar ini menghadirkan dua pemateri yaitu Dyah Ayu Febriana, S.I.A. (Asisten Peneliti INDEF) dan Assoc. Prof. Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D. (Komisioner KPPU RI).

Read more

Pentingnya menjaga kesehatan seksual dan reproduksi masih belum banyak disadari masyarakat. Pasalnya membicarakan hal tersebut masih dianggap tabu oleh sebagian orang. Setiap tahun sedikitnya 2 juta remaja di dunia melakukan unsafe abortion. Merespon hal itu, Srikandi UII mengadakan Webinar “Membangun Pemahaman Kesehatan Seksual dan Reproduksi Sedari Dini” dengan pembicara Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., Ph.D. (Dekan FK-KMK UGM dan Guru Besar Bidang Pendidikan Kedokteran).

Read more

Dunia statistika yang penuh dengan angka-angka seringkali dianggap sebagai bahasan yang rumit bagi kalangan awam. Meskipun demikian, pada kenyataannya memutuskan untuk meneruskan studi pada jurusan statistika justru menawarkan berbagai macam keunggulan. Hal ini dibahas dengan menarik pada seri pertama Ngobrol Bareng Alumni Statistika (Ngobras) oleh Imam Adiyana belum lama ini di UII secara daring. Imam yang merupakan alumni Statistika UII tahun 2011 itu menjelaskan bagaimana statistika begitu dibutuhkan di berbagai sektor dan dapat diandalkan sebagai ladang rezeki dalam mencari mata pencaharian. 

Read more

Pusat Studi Hukum (PSH) Fakultas Hukum (FH) UII mengadakan webinar “Polemik Restrukturisasi (Polis Anuitas) Jiwasraya dengan narasumber Irvan Rahardjo (Pakar Asuransi), Ery Arifudin, S.H., M.H. (Dosen FH UII), dan Syahrul Tahir (Ketua Umum Forum Pensiunan BUMN Nasabah Jiwasraya).

Dalam sesinya, Irvan Rahardjo menyebut restrukturisasi Jiwasraya melibatkan banyak kepentingan antar lembaga dan jutaan nasabahnya dengan 40 triliun aset liability gap.

Terdapat tiga opsi restrukturisasi Jiwasraya yakni opsi bailout dan opsi likuidasi, dua opsi itu tidak ditempuh karena belum ada aturan. Ketiga ada opsi restrukturisasi, transfer dan bail-in. Ketiga opsi bisa ditempuh secara bersamaan dengan dukungan dana dari pemegang saham Jiwasraya melalui PT. BHUI.

Read more

Batik memang telah diakui sebagai warisan budaya asli Indonesia. Namun tidak banyak anak muda yang tertarik menekuni bisnis batik. Selain dibutuhkan keahlian khusus, usaha batik juga harus ditekuni serius agar tetap bertahan dan terus berkembang secara kontinyu. Hal inilah yang digeluti oleh Nabila Nur Dwijayanti. Mahasiswi program studi Manajemen UII ini tengah fokus membangun NDJ Tenun Batik, sebuah bisnis yang mengembangkan aneka produk kreatif anak muda bercorak batik.

Nabila mengaku pada awalnya ia tertantang menyikapi pandangan yang menilai batik hanya cocok digunakan ketika acara formal. Ia pun menjawabnya dengan melahirkan berbagai produk batik yang tetap elegan dipakai pada waktu santai. Seperti pada jenis pakaian, ia menawarkan dress, outer, kimono, dan celana bermotif batik. Sedangkan di lini aksesoris, ia meracik produk  gelang, bandana, dan masker batik.

Read more

Tahun ini UII dipercaya sebagai tuan rumah acara Rapat Pleno Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Internasional melalui skema Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI). Rapat pleno yang berlangsung di Auditorium Abdul Kahar Muzakkir pada Jumat (28/5) itu diorganisir oleh Direktorat Kemitraan dan Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) UII.

Perwakilan 23 perguruan tinggi dalam negeri (PTDN) pengelola Beasiswa KNB turut hadir secara luring dan daring dalam pertemuan tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan sejak persiapan hingga selesai pelaksanaan.

Read more

Mengenang 15 tahun gempa bumi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, 27 Mei 2006 yang lalu, Simpul Pemberdayaan Masyarakat untuk Ketangguhan Bencana Universitas Islam Indonesia (SPMKB UII) mengadakan diskusi bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul.

Read more

Enam mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) berhasil menyabet dua juara sekaligus bidang video edukasi dalam perlombaan Medical Djogja Scientific Competition (Medjonson) yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan tema Spread Mental Health Awarness to Achieve Healthy Mind Around the Society.

Read more

In this short welcoming speech, I would like to share two thoughts that may stimulate further meaningful discussion among us. I encourage myself to do so, even if it seems like pouring a handful of salt into oceans.

Firstly, the theme of the conference is both important and interesting, “the role of religious education in the consolidation of national spiritual integrity”.

To me, in addition to ta’lim (the imparting and receiving of knowledge) and tarbiyah (the development of individual potential or the process of nurturing), a successful religious education will also consist of the process of character development as a solid foundation for moral and social behaviour within the community and society at large.

Syed Muhammad Naquib al-Attas calls it ta’dib, the process of instilling and inculcation of adab. An educated man, hence, is a man of adab or insan adabi.

The theme of the conference is even more important in the post-truth era, in which our perception in seeing the world is heavily affected by abundant information that is exposed to us.

The problem is that the validity of information is not easy to be confirmed. Adab or good character, to a great extent will equip us with a filter that encourages us to become responsible independent thinkers to protect ourselves from the meaningless public narrative.

In the last few years, we have witnessed that in many corners of the world, the production and the spread of hoax or false information have created a lot of incurable damages, including social segregation and polarisation. To a great extent, the damages have absorbed a lot of positive energy of a community or a nation, which is very important to make progressive efforts to build a better civilization.

Hence, I do hope that religious education can also play its important role in mitigating and curing these damages.

The second thought I would like to share is the fact that, in general, Muslim communities are lagging behind their counterparts in advancing sciences. I am fully aware that this claim itself may trigger another discussion.

Suppose we agree that religious education is a manifestation of tafaqquh fiddin initiatives. To complete the efforts (ikhtiyar), in that case, I will pose a question, perhaps a thought-provoking one: is it possible, in the nowadays context, the scientific inquiries may be seen as one possible form of jihads?

I hardly imagine the development of better civilization among Muslim communities without the advancement of sciences. I do not mention that our communities should be secluded from the global development, but instead, we need to design our own futures that will encourage us to actively engage and contribute to solve the human problems and to advance the humanity, together with other global actors.

If we do not design our own futures, other will do it for us.

Neglecting the aspiration to become a middle community (ummatan washatan), in the meaning of the best community that has been raised up for mankind (khaira ummah) is not an option. Otherwise, the Muslim communities may not able to be witnesses over humanity (syuhada’a ala al-naas) as mandated by the Holy Qur’an. Mastering and coping with the advancement of science, may be one of the qualities that should be collectively designed and developed.

It gives me a great pleasure to congratulate the Egyptian University of Islamic Culture Nur-Mubarak for all its achievements since its inception 20 years ago. Also, to the people of the Republic of Kazakhstan for the 30th anniversary of the independence. I wish that the conference will be successful one. May Allah’s blessings, protection, and helps always be with us.

As the building of a better civilization is a collective effort, we believe that fruitful collaboration among actors, including among universities, is very important.

Our African friends often say: if you want to go fast, go alone; but if you want to go far, go together. We want to go far, since the civilization building is a life-time effort, hence we should go together, go hand-in-hand. Insha Allah.

Allahu al-musta’aan. Only to Allah we seek for help.

Delivered as a welcome speech at the opening ceremony of the International Scientific and Practical Conference “Importance Of Religious Education In The Consolidation Of National Spiritual Integrity” held by Egyptian University of Islamic Culture Nur Mubarak (Nur Mubarak University), Kazakhstan, 27 May 2021.