Pentingnya Menjaga Sport Performance

Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia (IBISMA UII) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi program inkubasi pada acara Kick off Program Pra-Startup secara daring, Rabu (12/1). Dalam sosialisasi ini, Kepala Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII, Amarria Dila Sari, S.T., M.Eng. memaparkan tentang UII Business & Innovation Challenge (UBIC) 8.0.

Read more

Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan Universitas Islam Indonesia (UII) mendapatkan pendanaan dari Direktorat Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbud Ristek RI sebesar Rp 1.750.000.000 untuk tujuh tenant Inkubator Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA) UII.

Read more

Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UII yang tergabung dalam Center for Medical Islamic Activities (CMIA) menggelar bakti sosial dengan mengunjungi Panti Bina Siwi Bantul pada Minggu (9/1). Panti Bina Siwi merupakan panti asuhan yang menaungi anak-anak disabilitas dan berkebutuhan khusus.

Tinton Candra, selaku ketua acara mengatakan momen kali ini bisa menjadi wadah berbagi ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas individu serta organisasi CMIA. Dalam kegiatan ini, pihaknya membagikan baju layak pakai, kebutuhan sehari-hari, dan menemani bermain anak-anak penghuni panti. Pandemi covid-19 tidak menyurutkan keinginan mereka untuk aktif dalam kegiatan sosial.

Read more

Kunjungan kerja sama terus bergulir ke pihak Universitas Islam Indonesia (UII). Universitas Darussalam (Unida) Gontor kini berkunjung ke kampus tertua di Indonesia itu. Kunjungan tersebut diselenggarakan pada Senin (10/1) bertempat di Gedung Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir. Rombongan Unida disambut dengan hangat oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. “Semoga kunjungan ini mengeratkan hubungan baik yang selama ini sudah terjalin antara keduanya,” sambutnya.

Read more

Departemen Kewirausahaan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (Kewirus FK UII) mengadakan webinar kewirausahaan pada Minggu (9/1). Webinar yang menghadirkan CEO Ingenio, dr. Natanael Untario, M. Biomed ini bertujuan mengedukasi mahasiswa FK UII agar lebih terbuka akan peluang berwirausaha. Ingenio sendiri merupakan platform terbesar pelatihan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) di Indonesia.

Read more

Direktorat Pengembangan Karir dan Alumni UII (DPKA UII) mengadakan webinar Live Career Talk bertema “How To Start Career In Tech Industry” pada Jumat (7/1). Webinar yang menghadirkan pembicara Kiptya Nur Astari, Talent Acquisition Specialist di Niagahoster ini membahas berbagai tips dan trik bagi para mahasiswa yang ingin berkarir di dunia industri berbasis teknologi.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) terus mendorong mahasiswanya untuk terlibat dalam mobilitas global. Salah satunya yakni melalui Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA). Sejalan dengan hal itu, Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK KUI) melaksanakan talk show “IISMA Berbagi: Pengalaman Hingga Tantangan Belajar Di Luar Negeri” pada Sabtu (8/1). Acara daring ini menghadirkan empat orang awardee IISMA untuk berbagi cerita serta pengalaman selama mengikuti program. Mereka adalah Nadira Muthia S. awardee University of Leeds, Nani Septianie awardee University of Warsaw, Itsnatani Humaira A. awardee University of Twente, dan Adisa Tiara K. R awardee University of California, Davis.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Ujian Terbuka Promosi Doktor dengan promovendus, Rayendra Erwin Moeslimin Singajuru, S.H., M.H. Sosok yang cukup lama berkarir di dunia politik ini membawakan disertasi berjudul “Politik Hukum Penyelesaian Sengketa Pemilu: Menggagas tentang Pembentukan Pengadilan Pemilu di Indonesia”. Ujian Terbuka ini diselenggarakan secara langsung di Gedung Auditorium Abdul Kahar Muzakir pada Jum’at (7/1) dan dipimpin oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D. 

Read more

Jika diharuskan memilih satu isu di ranah pendidikan tinggi yang paling menyita perhatian dalam sekitar dua tahun terakhir, maka yang muncul adalah program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). MBKM menjadi program unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang berubah menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menjelang paruh kedua 2021.

Sebelum program ini diluncurkan, Mas Menteri telah bertemu dengan pemimpin perguruan tinggi. Banyak perspektif yang muncul selama pertemuan. Saya personal menjadi saksi di tiga pertemuan yang dilaksanakan di Jakarta. Ada perubahan di beberapa aspek dari konsep awal yang ditawarkan.

Akhirnya, terdapat empat kebijakan besar yang terkait, yaitu pembukaan program studi yang lebih fleksibel, sistem akreditasi perguruan tinggi yang lebih ramah, hak belajar tiga semester di luar program studi untuk mahasiswa, dan kebijakan khusus untuk perguruan badan hukum. Tiga kebijakan di atas, terbuka untuk semua perguruan tinggi.

Dari ketiga program tersebut, yang melibatkan langsung mahasiswa sebagai penerima manfaat tersebut proses pembelajaran, adalah hak belajar di luar program studi. Program ini membutuhkan “perkawinan massal” —meminjam istilah Mas Menteri— antarlembaga: antarperguruan tinggi dan antara perguruan tinggi dan lembaga lainnya.

 

Beragam cerita

Beragam program pun didesain dan dijalankan oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek). Termasuk di antaranya adalah program magang, kampus mengajar, mobilitas internasional, proyek kemanusiaan, dan lain-lain. Selain itu, perguruan tinggi juga diizinkan mendesain program lain yang senafas.

Jika kita cermati, semua program tersebut melibatkan pihak lain sebagai mitra. Memang sejak awal, salah satu motivasi program MBKM adalah memperkaya pengalaman mahasiswa dengan mendekatkan dengan masalah nyata.

Sebetulnya, sudah sejak lama inisiatif serupa sudah dijalankan oleh banyak perguruan tinggi. Program magang, kerja praktik, pendampingan perintisan bisnis, dan kuliah kerja nyata (KKN) adalah contohnya. Namun, perlu jujur diakui, tidak semua perguruan tinggi mempunyai pendekatan serupa dalam proses pembelajaran, selain yang ada pun dijalankan dengan tingkat intensitas yang beragam.

Salah satu perubahan terbesar yang didorong oleh progam MBKM adalah orkestrasi gerakan di semua perguruan tinggi. Tidak selalu dengan cerita bahagia. Sebagian perguruan tinggi, atau lebih tepatnya program studi, merespons dengan suka cita. Sebagian yang lain, menerima dengan imbuhan “tetapi”.

Singkatnya, beragam perspektif muncul. Semuanya dengan alasannya masing-masing, yang juga masuk akal. Inilah indahnya dunia akademik.

 

Beberapa catatan

Mengapa beragam cerita mengemuka? Paling tidak terdapat dua catatan yang bisa diberikan.

Pertama, kebijakan yang seragam di tengah keragaman karateristik program studi dan perguruan tinggi selalu memantik diskusi hangat. Jika ada yang mengatakan tingkat perkembangan perguruan tinggi di Indonesia serupa, itu sudah merupakan kebohongan publik. Itu juga tanda yang bersangkutan belum banyak jalan-jalan. Atau sudah, tetapi kurang jauh sampai ke pinggiran.

Poin ini perlu mendapatkan perhatian serius, apalagi alasannya bukan masalah kesiapan saja tetapi juga kekangan lain yang tidak selalu mudah dimitigasi oleh program studi. Di antara kekangan tersebut adalah standar yang sudah ditentukan oleh lembaga akreditasi internasional atau bahkan asosiasi.

Kedua, implikasi dari pelaksanaan program MBKM belum semuanya masih radar dalam pengambilan kebijakan. Termasuk di dalamnya dampak finansial dan administratif yang tidak selalu ditoleransi. Setiap perguruan tinggi dipaksa membuat kebijakan sendiri yang kadang berseberangan dengan keinginan mahasiswa.

Jika peserta program MBKM yang “meninggalkan” program studi selama tiga semester tidak banyak, kemungkinan dampaknya masih bisa diterima. Tetapi, jika semakin masif, bukan tidak mungkin akan membuat goncangan, dengan beragam skala. Padahal, di sisi lain, program yang dianggap baik, seharusnya dilantangkan gaungnya dan sudah semestinya diikuti oleh sebanyak mungkin peserta.

 

Jalan tengah

Apa jalan keluarnya? Ide baik yang mendekatkan mahasiswa dan dosen dengan dunia nyata perlu dirawat. Tetapi, di sisi lain, posisi kampus sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang memberi fondasi kuat disiplin ilmu pilihan perlu dijaga juga. Kekuatan fondasi keilmuan menjadi sangat penting untuk menjadikan seseorang fleksibel dalam merespons perkembangan.

Ingat juga bahwa ilmu pengetahuan tidak berkembang dalam ruang hampa. Sejatinya, ilmu pengetahuan adalah konseptualisasi realitas dalam bentuk konsep dan teori untuk menjadikannya lebih mudah dipahami dan dikomunikasikan. “Tidak ada yang lebih praktikal dibandingkan dengan teori yang baik”, kata Kurt Lewin, psikolog sosial Amerika Serikat.

Jika ada program studi atau dosen yang tertinggal dalam pemutakhiran ilmu pengetahuan, itu juga fakta sosial lain yang tidak bisa diabaikan. Ini adalah pekerjaan rumah setiap program studi dan dosen. Program studi harus selalu memutakhirkan kurikulumnya. Di waktu yang sama, dosen juga harus banyak membaca literatur mutakhir, rajin berdiskusi isu kontemporer, dan meluangkan waktu untuk jalan-jalan melihat realitas. Tanpanya, relevansi materi pembelajaran akan tergerus.

Dengan kesadaran ini, kampus pun sudah seharusnya diberi ruang kreativitas dalam merespons MBKM ini. Penyeragaman yang memaksa pun perlu dihindari, termasuk ketika berhubungan dengan lembaga mitra. Hal ini bisa mewujud dalam beragam aspek, termasuk pemilihan program MBKM yang diikuti dan juga pengakuan sks. Tidak perlu ada lagi pemaksaan, apalagi ancaman.

Jika beragam kekangan memaksa tetap ada tanpa ruang diskusi, yang muncul bukan kampus merdeka, tetapi menjadi kampus mereka. Tentu, bukan ini yang diinginkan.

Tulisan sudah dimuat pada kolom Refleksi UIINews edisi Desember 2021.

 

Program Studi Profesi Kedokteran Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar pelantikan dan pengangkatan sumpah profesi dokter baru angkatan ke-55. Sebanyak 79 dokter baru yang terdiri dari 26 laki-laki dan 53 perempuan mengikuti prosesi tersebut. Acara berlangsung khidmat di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir pada hari Rabu (05/01) secara hybrid (luring dan daring). Dokter lulusan UII pun kian bertambah jumlahnya menjadi 1.973 dokter yang siap mengabdi di seluruh wilayah di Indonesia, bahkan di luar negeri.

Read more