Dosen Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII), Dr. apt. Arba Pramundita Ramadani, M.Sc berhasil mencatatkan namanya ke dalam World Top 100 Medical and Health Sciences Scientist 2022 versi website Ad Scientific Index. Ia masuk dalam jajaran 100 peneliti terbaik bidang ilmu medis dan kesehatan menurut pemeringkatan bergengsi tersebut.

Ad Scientific Index (Alper-Doger Scientific Index) merupakan sistem analisa pemeringkatan performa para peneliti dari berbagai negara yang membuat sebuah penelitian atau riset tentang ilmu pengetahuan. Sistem ini dikembangkan oleh Prof. Dr. Murat ALPER (MD) dan Associate Prof. Dr. Cihan DÖĞER (MD) dengan menggunakan nilai total dari i10 index, h-index, dan skor sitasi peneliti pada Google Scholar selama 5 tahun terakhir.

Read more

Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW UII) merilis hasil kerja penelitian kebudayaan sebanyak dua laporan. Laporan tersebut berjudul Rekonseptualisasi Abangan di Era Milenial dan laporan tahunan berjudul Islam Indonesia 2022: Resiliensi Masyarakat Muslim Indonesia. Kedua hasil penelitian tersebut disajikan kepada publik melalui sebuah acara yang diadakan pada Rabu (26/1) di Hall Gedung PYBW UII Jl. Cik Ditiro, Yogya.

Ketua Umum Pengurus YBW UII Drs. Suwarsono Muhammad, M.A. turut berbahagia dan berterima kasih kepada tim penelitian yang telah berhasil membuahkan karya. Suwarsono juga memberikan catatan khusus bagi hasil penelitian yang ada. Menurutnya dari keseluruhan artikel yang ada, resiliensi Islam khususnya di masa pandemi belum begitu terlihat dari sisi teknologi dan sains. Ia pun berharap agar ke depannya perlu dilakukan penelitian tentang hal tersebut.

Eksistensi Abangan di Masa Kini

Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si. yang hadir sebagai penanggap laporan menelaah hasil penelitian. Bayu memandang Abangan harus dilihat sebagai wacana yang harus dipraktikkan. Gencarnya modernisasi pertanian menjadi faktor penentu surutnya kuantitas Abangan yang ada di Indonesia. Basis dari eksistensi Abangan adalah masyarakat agraris tropik, sehingga menjadikannya begitu dekat dengan aktivitas pertanian.

Dalam presentasinya, Bayu yang juga pendidik di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjelaskan kegelisahan yang dialami oleh kaumnya adalah terkait gagal panen dan kehilangan keluarga. “Sehingga pandangan mereka mengenai bertani adalah bagaimana aktivitas pertanian tersebut menjadi satu lahan untuk berharmoni,” jelas Bayu.

Salah satu gagasan yang dibawa oleh Abangan adalah terkait perspektif mereka dalam memandang kehidupan setelah kematian. Dijabarkan kematian bagi mereka adalah refleksi bagi kehidupan sebelumnya serta ajang untuk berkumpul dengan keluarga yang telah mendahului. “Sehingga jangan heran orang Abangan tidak takut mati, wong cuman berkumpul kok,” ungkap Bayu.

Selain itu Bayu juga mengutarakan konsep Abangan perlu dipandang dalam era media baru. Digitalisasi yang ada dianggap belum cukup mampu untuk mengguncang media yang digunakan oleh Abangan. Bayu lantas mencontohkan “untuk menghubungi seseorang, Abangan itu tidak serta-merta melalui WhatsApp, harus face to face,” tuturnya.

Terakhir, menurutnya pandangan sebagai lokalitas juga perlu dilakukan. Lokalitas yang dimaksud adalah terkait pemenuhan sumber daya untuk terus bernegosiasi dalam hal apapun. Di situlah mereka sebagai kekuatan lokalitas menjadi subjek yang aktif terus bernegosiasi dan resisten terhadap hak-hak politik. “Sehingga kesimpulan terhadap hilangnya Abangan, menurut saya hal itu terlalu buru-buru untuk diputuskan,” tutup Bayu yang juga merupakan kaum Abangan.

Transisi Aktivitas Budaya dan Tantangannya

Hadir sebagai pembedah laporan kedua, Dr. K.H. Aguk Irawan MN yang merupakan sastrawan turut berbagi perspektif. Merebaknya pandemi Covid-19 dipandang sebagai suatu hal yang membuat seluruh pihak panik. Kepanikan tersebut dilandasi oleh pemahaman dan cara pandang yang berbeda-beda. Silang pendapat antara agamawan menjadi contoh nyatanya.

“Bagi orang-orang yang taat agama dan budaya, menaati peraturan pemerintah. Tapi yang sebagian lagi tidak. Sebagian itu menggunakan nalar akidah untuk imunitas, bukan nalar fiqih/sains. Itulah yang menimbulkan kepanikan dan kevakuman budaya,” jelas Aguk mengenai rasionalisasi adanya kepanikan.

Ia mengaku selama awal pandemi sempat mengalami penurunan produktivitas sebelum mencoba beradaptasi. Hal itu juga dikarenakan kepanikan yang dirasakan olehnya. Pemberlakuan sistem blended menurutnya membuka pintu untuk bertransformasi untuk lebih dekat dengan teknologi.

Aktivitas kebudayaan dan Islam menjadi begitu leluasa dengan adanya transisi teknologi. “Yang awalnya teknologi dianggap barang ga jelas, menjadi dinikmati.  Misalnya shalawatan melalui ruang virtual, kebiasaan itu muncul sendiri. Artinya, ada peningkatan sumber daya bagi orang tua,” ungkapnya.

Namun transformasi tersebut tidak serta-merta membawa dampak positif. Imbas dari sistem campur tersebut membuat orang memiliki opsi yang lebih banyak. Aguk mengilustrasikan, ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilonggarkan dan aktivitas budaya dibuka kembali, justru menimbulkan fenomena baru. “Maiyah yang dulu heboh, begitu dibuka blended yang datang itu tidak sampai 50, sudah terlanjur menikmati di rumah,” paparnya.

Warna baru yang tercipta juga adalah perihal ketidakseimbangan produksi karya dan pendapatan yang diperoleh. Hal itu terwujud dengan maraknya agenda bedah buku, namun transaksi untuk itu dapat dihitung jari. Aguk juga sedikit heran dan menyayangkan hal tersebut. “Mudah sekali orang buat seminar, namun pembeli buku hampir tidak ada. Tapi kalau saya datang ke pesantren, 500 eksemplar buku rasanya masih kurang untuk dibawa,” imbuhnya.

Direktur Eksekutif Lembaga Kebudayaan Embun Kalimasada YBW UII, Hadza Min Fadhli Robby, S.I.P., M.Sc.  juga memandang ada pergeseran budaya ketika pandemi. Menurutnya masifnya pagelaran aktivitas budaya tidak sebanding dengan insentif ekonomi yang ada. “Tantangan terbesarnya memang blended. Produknya belum dapat dipasarkan dan meraup keuntungan secara langsung,” pungkas Hadza. (KR/ESP)

Rapat Pleno Panitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Periode 2022-2026 pada Senin (24/1) menetapkan nama-nama Bakal Calon Rektor Terpilih. Sebanyak 13 nama dipastikan akan mengikuti tahapan selanjutnya setelah lolos pada proses pemilihan yang digelar serentak di delapan fakultas yang menjadi lokasi pemungutan suara.

Read more

Fenomena kekerasan yang seringkali terjadi secara berulang dan disengaja pada waktu tertentu dikenal dengan sebutan “bullying”. Sekitar 80% pelajar mengalami kekerasan (bullying) di sekolah dan korban lebih cenderung diam. Hingga saat ini, bullying menjadi permasalahan serius dan tidak bisa dihentikan.

Read more

Tim Bantuan Medis Mahasiswa Humerus (TBMM Humerus) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) bersama Desa Tangguh Bencana (Destana) Sariharjo, Sleman mengadakan pelatihan terkait kebencanaan puting beliung pada Minggu (23/01) di Balai Desa Sariharjo. Materi disampaikan oleh dr. Wira Muhammad Rindra terkait bantuan hidup dasar (BHD) yang bisa dilakukan saat terjadi bencana.

Read more

Tiga Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan pidato pengukuhan di Gedung Auditorium K.H. Abdulkahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, pada Selasa (25/1). Ketiga Guru Besar tersebut yakni Prof. Dr. apt. Yandi Syukri, S.Si., M.Si., Prof. Ar. Noor Cholis Idham, S.T., M.Arch., Ph.D., I.A.I., dan Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si. Rapat Terbuka Senat Pengukuhan Guru Besar UII ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan peserta undangan terbatas.

Read more

Kakak adik asuh (Kadiksuh) merupakan program mengajar anak-anak yang diinisiasi oleh Pengabdian Masyarakat Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (Pengmas LEM FK UII). Program yang telah berlangsung sejak bulan Oktober 2021 ini melibatkan mahasiswa FK UII. Mereka tidak hanya mengajar dan menjadi teman bermain bagi anak-anak di Panti Asuhan Sabilul Huda, Sleman namun juga berbagi kebutuhan pokok serta peralatan sholat.

Read more

Dalam rangka mempersiapkan para mahasiswa dalam mendaftar program Indonesian International Students Mobility Awards (IISMA) 2022, Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK KUI) UII menyelenggarakan acara bincang-bincang virtual bertema Tembus IISMA 20221 pada Sabtu (22/1). Acara ini menghadirkan 3 orang mahasiswa awardee IISMA UII yakni Ahmad Priansyah yang diterima di University of Sussex, Mehrunnisa Ani Mufti di Middle East Technical University dan M. Ulil Albab Surga Negara yang berangkat ke University of Granada.

Read more

Pusat Studi Hukum Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (PSHK FH UII) menyelenggarakan webinar “Problematika Masa Jabatan Kepala Daerah dan Pemilihan Serentak 2024” pada Jum’at, (21/1). Webinar ini menghadirkan pemateri, diantaranya yaitu Dr. Jamaluddin Ghafur, S.H., M.H., (Dosen HTN dan Dewan Pakar PSHK FH UII), Dr. Ferry Kurnia Rizkiyansyah (Pendiri Netgrit dan Anggota Dewan Nasional Konvensi Rakyat), dan Titi Anggraini, S.H., M.H. (Dewan Pembina Perludem).

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali berinisiatif untuk membangun kerja sama. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara kini berkesempatan berkunjung ke UII pada Kamis (20/1). Rombongan tersebut diterima langsung oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. bertempat di Ruang Sidang Gedung Prof. Dr. Sardjito UII. Kunjungan itu dilandasi dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UII melalui Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dengan Pemkab Kutai Kartanegara. Keduanya sepakat bersinergi untuk memajukan daerah dan masyarakat Kutai Kartanegara.

Read more