IMAMAH UII Adakan Pelatihan Penulisan Jurnal
Ikatan Mahasiswa Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan pelatihan penulisan jurnal untuk mengembangkan kualitas dan kemampuan penulisan. Pelatihan ini diselenggarakan secara virtual melalui zoom meeting pada Sabtu, (14/8), dan disiarkan secara live melalui kanal youtube IMAMAH UII. Pelatihan mengundang dua pemateri yakni Dodik Setiawan Nur Heriyanto, S.H., M.H., LL.M., Ph.D. dan Erna Wati, S.H., LL.M.
Pada penulisan jurnal, kerap kali banyak kesulitan yang ditemukan, diantaranya dalam hal pencarian bahan tulisan, penemuan novelty, topik penulisan, hingga sistematika metode penelitian. Dodik mengatakan, dari sekian banyak kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam penulisan jurnal, semua ini sebenarnya sudah ada solusinya, terutama di masa pandemi ini yang semuanya bisa disediakan secara online. Menurutnya, menulis jurnal dapat diawali dengan mencari alasan mengapa seseorang harus menulis jurnal. Misalnya, seorang dosen harus menulis jurnal sebagai persyaratan untuk meningkatkan pangkatnya ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu gelar doktor, profesor, dll.
Selain itu, dikatakan Dodik Setiawan, menulis jurnal juga dapat menghasilkan ide/pemikiran baru. Dengan menulis jurnal, seseorang akan terbiasa mengembangkan gagasan yang dia miliki. Menulis jurnal juga dapat memperdalam ilmu pengetahuan seseorang, dan jurnal tersebut nantinya juga dapat dihadikan sebagai pijakan/sumber bagi penelitian lainnya.
Jurnal ilmiah adalah publikasi berkala dalam penerbitan akademik yang umumnya berupa laporan penelitian terbaru dengan tujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan. Dalam publikasinya, jurnal terbagi menjadi dua, yaitu jurnal nasional dan jurnal internasional. Jurnal nasional, umumnya berbahasa Indonesia dan baru diindeks oleh lembaga-lembaga indeksasi nasional, seperti Sinta, Arjuna, Garuda, dll. Sedangkan, jurnal internasional biasanya menggunakan bahasa Inggris, atau lima bahasa resmi PBB, yaitu bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa China, dll, dan juga terindeks oleh lembaga indeksasi internasional.
Menurut Dodik, setidaknya ada enam tips dan trik yang bisa dilakukan dalam penulisan jurnal, diantaranya masalah hukum harus jelas, membuat peta analisis (mind map), memperbanyak referensi, dilakukan di waktu dan tempat yang tepat, menulis secara terstruktur, dan menggunakan generator sitasi.
Dodik mengatakan, dalam menulis jurnal, dapat dilakukan dengan beberapa hal. Pertama, mencari sumber masalah, seseorang dapat menemukannya dari berita, hasil diskusi, kasus-kasus hukum, realitas masyarakat, ataupun dengan cara membuat permasalahan sendiri menggunakan isu-isu interpretasi dari norma-norma hukum yang ada. Selanjutnya, dari sumber-sumber permasalahan itu, nantinya dapat dijabarkan dengan membuat peta konsep. “Dengan membuat sebuah peta konsep, akan memudahkan kita untuk memahami,” ujarnya.
Kedua, mencintai buku itu penting. Dari membaca, seseorang dapat mengembangkan gagasan yang ada di pikirannya. Buku dapat dijadikan sumber pijakan yang valid dalam punulisan jurnal. Ketiga, menjadikan perpustakaan sebagai rumah kedua, dan keempat, mengetahui struktur tulisan dengan baik dan runtut.
Disisi lain, menurut Dodik ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk melakukan publikasi jurnal ilmiah, yaitu pertama, aktif terlibat dalam konferensi/seminar. Perbanyak diri untuk mengikuti acara-acara call for paper, dengan demikian jurnal yang ditulis akan lebih mudah untuk dipublikasikan. Kedua, publikasi di jurnal milik kampus. Ketiga, berkolaborasi dengan dosen yang sering menulis.
“Terakhir, saat menulis usahakan untuk memiliki koneksi internet yang bagus, menghindari tempat keramaian, menggunakan waktu yang tepat seperti waktu setelah sholat tahajud atau lainnya, off dari social media, dan memperbanyak membaca buku dan jurnal,” pungkas Dodik.
Sementara disampaikan Erna, dalam menulis jurnal, seseorang harus mengetahui tujuan dari menulis jurnal. Setidaknya ada peluang dan tantangan dalam penulisan jurnal. Dalam jurnal internasional, yaitu ada persaingan yang ketat seiring banyaknya naskah yang diajukan penulis, penggunaan bahasa secara profesional keilmuannya, peluang keberagaman tema kewilayahan Indonesia dan Asia, dan waktu proses pengajuan-penerbitan. Sedangkan, dalam jurnal nasional, yaitu penulis familiar terhadap ruang lingkup dan bahasa jurnal, dalam hal ini, ada beberapa jurnal yang berbahasa inggris dan bahasa lain yang diakui UN, dan waktu proses pengajuan-penerbitan.
Setelah itu, dalam menulis jurnal, seseorang harus menentukan target jurnal, hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pencarian jurnal yang dituju, menentukan akreditasi jurnal, dan menentukan tema naskah/jurnal yang akan ditulis. Disamping itu, menurut Erna relevansi/kesesuaian tema jurnal dengan jurnal yang dituju juga merupakan hal yang penting dan menjadi pertimbangan jurnal itu akan dipublish atau tidak.
Dalam persiapan penulisan naskah jurnal, ada beberapa hal yang perlu diperhatian. Pertama format naskah, ini akan mempermudah reviewer untuk mengecek naskah. Kedua referensi sistem, dengan menggunakan referensi sistem akan membantu editor dan reviewer yang ingin mengecek sumber pustaka dan melakukan editing. Ketiga bahan tulisan, dengan menggunakan bahan tulisan akademis yang sesuai dengan konteks, akan memudahkan pembaca untuk memahami inti dari jurnal yang ditulis, terumata dalam menggunakan bahasa Inggris/bahasa asing lainnya.
Selanjutnya yang keempat, meminimalisir tingkat plagiarisme, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan referensi untuk sumber yang dirujuk. Dapat juga melakukan pengecekan tingkat plagiarisme di Turnitin, Grammarly, atau tools lainnya. Kelima novelty/kebaruan tulisan, ini sangat penting dan akan menjadi pertimbangan bagi editor/reviewer untuk menerima/menolak naskah jurnal. Keenam kualitas data, ini akan berpengaruh pada kredibilitas sumber dan tulisan, selain itu kualitas data ini juga berpengaruh untuk memperkuat konsep metode penelitian.
Lebih lanjut Erma menjelaskan, dalam proses pengumpulan naskah, setidaknya ada tiga tahapan yang harus dilalui. Pertama, persiapan akun penulis dan pengumpulan naskah. Kedua, mencermati hasil peer review dan memperbaiki naskah sesuai dengan instruksi yang diberikan, lalu kumpulkan kembali naskah. Ketiga, apabila naskah ditolak maka ulangi hal yang sama dari tahap pertama. Namun jika naskah diterima, bagi jurnal yang gratis maka naskah biasanya akan langsung dipublish, tapi bagi jurnal yan berbayar biasanya penulis diwajibkan untuk melakukan pembayaran publikasi. Terkait pembayaran ini, menurutnya setiap jurnal memiliki ketentuan yang berbeda-beda.
Terakhir, Erna mengatakan bahwa persiapan dalam menulis jurnal itu sangat penting. “Semakin tertata manuscript, maka akan meminimalisir proses review, revisi dan editing. Jadi akan semakin besar juga peluang naskah akan diterima dan terbit,” ujarnya. (EDN/RS)