Ilmu Marketing Dibutuhkan dalam Mengelola Perguruan Tinggi
Marketing merupakan sebuah ilmu penting yang harus dimiliki semua orang baik dokter, insinyur hingga pimpinan perguruan tinggi. Tanpa adanya ilmu marketing yang baik, semua profesi tidak akan mampu mendapatkan respon yang baik dari orang-orang di sekitarnya. Perkembangan dan penggunaan teknologi dalam area pemasaran pun sudah seharusnya bisa digunakan dengan baik dan tidak untuk tujuan membodohi masyarakat. Di era ini juga, marketing dan entrepreneur sudah menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan sehingga tidak bisa dilepaskan satu sama lain.
Hal ini disampaikan Hermawan Kartajaya selaku Founder & Chairman MarkPlus, Inc. dalam acara MarkPlus Goes to Campus yang ditayangkan melalui channel YouTube MarketeersTV, pada Sabtu (20/3). Dalam diskusi kali ini, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., PhD diundang sebagai narasumber bersama Rektor Kalbis Institute, Naik Henokh Parmenas, S.H., M.M.
Prof. Fathul Wahid menyampaikan bahwa strategi pemasaran yang saat ini tengah dilakukan oleh UII banyak mengedepankan slogan-slogan yang mengangkat identitas UII agar lebih mudah dikenali dan diingat oleh masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengangkat slogan I’m UII, singkatan dari identitas UII yakni Islami, Mondial, Unggul, Intelektual dan Indonesiawi yang merupakan nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendiri UII sejak tahun 1945.
Dalam memperkuat image dan kesan masyarakat terhadap UII, Prof. Fathul menegaskan bahwa UII senantiasa menempatkan diri sebagai rumah besar keberagaman pemikiran Islam di Indonesia yang menerima masyarakat muslim dari segala organisasi baik Muhammadiyah, NU, Persis dan lain-lain. “sehingga ada anggapan bahwa masuk kampus UII, lepas semua jaket dan menggunakan jaket UII,” ujar Prof. Fathul.
UII juga menjadi salah satu kampus Islam di Indonesia yang menerima kehadiran mahasiswa non-muslim guna menguatkan karakter Indonesiawi yang dimiliki UII untuk menerima keberagaman kepercayaan di Indonesia.
Pembangunan karakter tersebut dilengkapi dengan kehadiran UII sebagai salah satu universitas di Indonesia yang fokus dalam menghadapi masalah kebangsaan dan berkontribusi bagi Indonesia salah satunya adalah dengan menghadirkan Pusat Studi Tafsir Al-Qur’an dan Hadist yang baru saja diresmikan beberapa hari yang lalu.
Selain itu, Prof. Fathul juga menegaskan pentingnya kehadiran penelitian dan lulusan yang bisa diterima oleh public baik sebagai pemimpin masa depan maupun cendikiawan muslim guna memberikan dampak luas atas kontribusi UII bagi negeri. Selain sebagai tujuan menajamkan kesan UII bagi masyarakat, pengabdian terhadap negeri juga merupakan salah satu amanah yang dimiliki UII sebagai kampus yang lahir dari Rahim yang sama dan waktu yang hampir sama dengan kelahiran Negara Republik Indonesia.
Prof. Fathul Wahid juga menegaskan bahwa saat ini UII sibuk berinovasi dan mencoba hal baru khususnya dalam bidang pemasaran dengan banyak bekerja sama dengan berbagai universitas di Indonesia maupun dunia. Menurutnya, Hadist Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalid berisi tentang kewajiban orang tua berinovasi dan merubah pola asuh anak agar tidak sesuai dengan pola asuh yang mereka terapkan merupakan sebuah inspirasi bagi UII agar selalau berinovasi dan tidak ketinggalan oleh zaman.
Hermawan Kartajaya menegaskan bahwa perguruan tinggi di seluruh Indonesia dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang terjadi hingga mampu beradaptasi dengan pandemi yang tengah terjadi. “Jangan jadikan Pandemi Covid-19 sebagai hambatan, tapi jadikan sebagai pemicu perubahan,” tandasnya. (AP/RS)