Ikhtiar Mengakrabi Al-Qur’an

Pusat Studi Tafsir Al-Qur’an dan Hadis (yang disingkat menjadi Pusat Studi Tafaquh) merupakan ide yang sudah lama disemai oleh para pendahulu kami, namun baru hari ini, atas izin Allah, menemukan momentum untuk diresmikan. Pendirian Pusat Studi Tafaquh merupakan ikhtiar kami di Universitas Islam Indonesia untuk semakin mengakrabi Al-Qur’an dan Hadis dan memahaminya dengan lebih baik.

Ini adalah upaya sepanjang hayat dan kerja peradaban yang tak akan pernah berhenti. Mengapa? Mengkaji Al-Qur’an dan Hadis selalu saja menghadirkan tilikan-tilikan baru yang sesuai dengan semangat zaman. Pembacaan pertama dan selanjutnya dari ayat dan hadis, misalnya, akan sangat mungkin menghadirkan pemahaman lain yang lebih mendalam. Barangkali inilah mengapa perintah membaca/menghimpun (iqra’) dalam Surat Al-Alaq yang diturunkan pertama tidak hanya sekali. Membaca harus dilakukan berulang.

Ayat -ayat inilah yang saya ingat ketika saya bersentuhan dengan idenya Hans-Georg Gadamer, seorang alhi filsafat Jerman, tentang hermeneutika yang mengenalkan lingkar hermeneutik (hermeneutic circle) untuk memahami sebuah teks yang harus dibaca berulang, untuk mencari memahami yang detail dengan menelaah secara keseluruhan dan sebaliknya.

Tentu, saya sadar, apa yang saya sampaikan ini bisa jadi dianggap mengada-ada. Tentu, saya tidak akan mengatakan ini adalah tafsir dari ayat tersebut. Poin saya adalah memberi ilustrasi sederhana, jika ayat-ayat Al-Qur’an dapat menghadirkan inspirasi untuk memahami dan membedah banyak hal. Tentu, kita semua sepakat, diperlukan orang yang mumpumi untuk menafsirkannya secara otoritatif.

Berikut adalah sebuah ilustrasi kecil lain, untuk memberikan gambaran betapa kayanya pesan-pesan Al-Qur’an. Seorang sahabat, Dr. Risdiyono, mendapatkan inpirasi lain dari banyak ayat tentang azab dalam Al-Qur’an untuk memahami dan memprediksi teknologi pemotongan material (terutama logam).

Azab yang diberikan Allah kepada kaum pengingkar dengan batuan kecil yang ditiup angin keras (kepada kaum Nabi Luth) bisa menjadi inspirasi teknologi pemotongan abrasive jet cutting melalui menyemprotkan serbuk batu abrasif dengan menggunakan udara bertekanan tinggi. Azab juga hadir dalam bentuk petir dengan suara yang sangat keras (kepada Kaum ‘Ad dan Tsamud). Ini juga bisa menginspirasi plasma cutting yang sangat mirip cara kerjanya dengan proses terjadinya petir dan juga ultrasonic cutting yang menggunakan suara sebagai sumber tenaganya.

Lagi-lagi, saya tidak berani mengatakan kalau ini adalah tafsir dari ayat-ayat tersebut. Mohon maaf, ilustrasi saya di atas, tidak untuk mengalihkan kita dari hikmah asasiyah (pelajaran atau kandungan utama) dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis. Yang bisa saya sampaikan adalah, ayat-ayat tersebut dapat menghadirkan banyak inspirasi yang disebut oleh sahabat saya dengan hikmah ziyadah, pelajaran tambahan.

Pendirian Pusat Studi Tafaquh inilah diharapkan dapat memfasilitasi warga UII untuk mengembangkan dirinya untuk lebih akrab dengan Al-Qur’an dan Hadis, memberikan beragam forum untuk mengkaji Al-Qur’an dan Hadis secara lebih mendalam supaya lebih sensitif terhadap pesan-pesan yang dikandungnya, mentranslasi pesan-pesan tersebut ke dalam beragam ikhtiar konkret yang dapat berandil memecahkan masalah bangsa dan memajukan masyarakat.

Sebagai contoh, ayat-ayat awal Surat Al-Muddatstsir, dapat menjadi inspirasi untuk membingkai peran tersebut, yaitu tanggung jawab publik intelektual. Semangat “qum fa andzir” (bangunlah dan berilah peringatan) perlu dibangkitkan untuk menjaga antena intelektual kita tetap sensitif sengan masalah di sekitarnya. Caranya dengan berkontribusi positif dan meluruskan yang bengkok, dengan cara yang santun dan elegan, karena di sana ada nama Tuhan yang harus kita agungkan (wa rabbaka fakabbir). Salah satu cara mengagungkan Allah adalah dengan menghinakan manusia.

Oleh karena itu, misalnya, riset yang kita kembangkan, tidak hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi bisa berimbas kepada kebaikan khalayak yang lebih luas.

Di samping itu, kajian terhadap Al-Qur’an dan Hadis diharapkan bisa menjadi pelita kolektif yang memandu semua proses pendidikan dan pengembangan serta aplikasi ilmu pengetahuan di Universitas Islam Indonesia selalu sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Semoga Allah Swt., senantiasa melancarkan dalam menjalankan semua peran yang kita mainkan dan memudahkan semua ikhtiar dengan niat baik untuk mengikuti teladan Rasulullah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Sambutan pada acara peluncuran Pusat Studi Tafsir Al-Qur’an dan Hadis (Tafaquh) Universitas Islam Indonesia pada 16 Maret 2021