IISMA Siapkan Mahasiswa Menjadi Warga Global
Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan talkshow daring Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2022 pada Selasa (8/3). Acara ini menghadirkan Rachmat A. Sriwijaya, S.T., M.T., D. Eng, selaku Ketua IISMA 2022 dan Andi R. Wijaya, S.T., M. Sc., Lic., Ph.D. sebagai Wakil Ketua IISMA 2022. Dalam mengadakan acara, UII juga menggandeng Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Universitas PGRI Yogyakarta, Universitas Proklamasi 45, dan Universitas Dhyana Pura Bali (UNDHIRA)
Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D sebagai salah satu universitas mitra IISMA mengatakan bahwa program itu merupakan pintu yang dibuka oleh negara untuk lebih mudah menjadi warga global. Banyak hal yang bisa dikembangkan dengan mengikuti IISMA diantaranya kemampuan berbahasa yang sangat penting, pemahaman multikultural, dan jaringan internasional. Kemudian yang lainnya ialah kedalaman dan keluasan perspektif.
“Ini menjadi penting karena adik-adik juga bisa mengambil mata kuliah yang di luar disiplin jalur murninya. Ketika dalam dan luas perspektifnya kita insyaallah akan ada banyak celah inovasi yang akan dihasilkan” jelas Fathul.
Sementara itu, Rachmat A. Sriwijaya menyebut IISMA 2022 akan memiliki mitra universitas yang lebih banyak dan semakin berkualitas. Tidak hanya mahasiswa yang mendaftar untuk IISMA, perguruan tinggi luar negeri yang ingin bekerja sama dengan IISMA juga harus mendaftar. Beberapa perguruan tinggi peringkat satu atau dua di negara Eropa, seperti Irlandia, Spanyol, dan Italia bahkan sudah mendaftar menjadi mitra IISMA.
Menurutnya, untuk memenangkan persaingan mendaftar IISMA diperlukan kerja sama yang baik antara dosen, prodi, dan pimpinan universitas. Kaprodi bisa mencari mahasiswanya yang unggul secara akademik maupun kemampuan bahasa, sehingga mendukung mahasiswa untuk lebih berani mendaftar.
“Karakter yang kita inginkan dari awardee IISMA itu selain kemampuan bahasa, kemudian intelektualnya, yang paling penting adalah jiwa sosialnya. Jadi kami mencari mahasiswa yang pintar tetapi juga mampu berinteraksi dengan yang lainnya, juga rela berkorban untuk mengembangkan lingkungannya.” ujar Rachmat.
IISMA ditujukan untuk mahasiswa yang berada di semester 4 dan 6 saat mendaftar. Selanjutnya ketika berada di semester 5 dan 7, mereka akan menjalankan program IISMA. Kuliah yang diambil ketika IISMA akan menggantikan kuliah di kampus asal yang nantinya bisa diambil kembali oleh mahasiswa setelah selesai mengikuti program IISMA. Sehingga program IISMA di desain tidak linear agar mahasiswa dapat mempelajari pengetahuan di luar program studi di kampus asal dengan bisa mengambil 3-4 mata kuliah.
Ditambahkan Andi R. Wijaya, informasi IISMA sudah bisa diakses di berbagai platform media sosial. Program IISMA dibuka dari tanggal 12 Maret-12 April 2022. Ia menargetkan jumlah pendaftar mencapai 10.000 orang. Naik signifikan dibanding tahun 2021 yang mencapai 2.500 pendaftar dengan 1.000 orang lolos seleksi.
Sangat penting mahasiswa untuk mempersiapkan diri sedini mungkin terutama nilai TOEFL dan kesiapan mental. Sedangkan KUI juga dihimbaunya mempersiapkan mahasiswa dengan memberikan fasilitas tes Bahasa Inggris serta skill menghadapi interview yang hanya 3-5 menit.
Pada IISMA 2022 ini, mahasiswa dapat memilih dua universitas, berbeda dari tahun lalu yang hanya bisa satu universitas saja. Mahasiswa yang diterima setiap tahunnya diharapkan memiliki wawasan kebhinekaan dan kemampuan kepemimpinan yang baik. “Itulah yang akan menjadi ciri pembeda anak-anak IISMA dengan yang lain. Kami sangat berharap tunjukan bahwa anda adalah seseorang yang bagus. Kata kuncinya adalah duta bangsa.” ujar Andi.
Fakhri Giffari dan Ahmad Priyansyah sebagai awardee IISMA tahun 2021 juga menceritakan perjuangan dan tantangan mereka selama mempersiapkan sampai mengikuti program IISMA. Ketika tes wawancara Fakhri mengungkapkan bahwa tidak ada hal khusus yang diperhatikan seperti script. Ia hanya ingin menampilkan dirinya apa adanya. Dalam memilih hots university dan mata kuliah yang paling diperhatikan ialah courses yang akan diambil. Sebab penting sekali di era ini untuk menguasai lebih banyak disiplin ilmu.
Sedangkan Ahmad Priansyah berpendapat ketika wawancara mahasiswa membuatnya menjadi personal. “Hal yang simpel tapi berdampak itu akan menjadi salah satu daya jual kita. Asal jangan terlalu mengada-ngada karena kalau misalkan mengada-ngada nanti akan terlihat ketika teman-teman melakukan wawancara, khususnya dalam penyampaian”, tutup Ahmad. (YA/ESP)