Hikmah Kabar Gembira dan Peringatan dalam Pandemi
Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan forum silaturahmi dengan pemilik kos di sekitar kampus. Acara yang diinisasi oleh Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Agama Islam (DPPAI) UII pada Senin (31/8) itu berlangsung secara daring. Direktur DPPAI UII, Dr. Aunur Rohim Faqih, M.Hum mengungkapkan sudah lama ingin diadakan forum silaturahmi, namun terkendala pandemi. Ia berharap acara ini dapat memberikan manfaat dan berkah kepada seluruh pihak.
Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Eng. Risdiyono, ST., M.Eng., selaku Ketua Forum Pemilik Kos. Menurutnya, pandemi memberi dampak luar biasa, banyak pemilik kos yang mengalami penurunan penghasilan. “Sejak Maret kos mulai sepi. Banyak pemilik yang mengalami dampak besar karena kos menjadi sumber utama penghasilannya, ada juga yang kecil karena kos bukan penghasilan utama. Namun, selain kos terdapat juga usaha lain yang terdampak, di antaranya laundry, warung makan, warmindo, tempat fotocopy, dan lainnya,” sebutnya.
Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, Ph.D turut memberi pengajian dalam kesempatan ini. Ia menyampaikan “Membangun Sinergitas Dakwah Antara Kampus, Pemilik Kos, dan Tokoh Masyarakat di masa Pandemi Covid-19”.
Ia menilai pandemi memiliki dua sisi yakni preventif peringatan dan kabar gembira. Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam HR. Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid, yang berbunyi, “Apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya.”
Sedangkan kabar gembira terdapat dalam firman Allah Surat At-Taghabun ayat 11, yang berbunyi “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
“Beriman dengan terus bersabar memakai masker, mencuci tangan, karantina dan lainnya. Terpaksa sudah hati-hati berjaga namun tetap kena dan mati, maka Insya Allah akan mati syahid. Namun jangan sampai kita memanfaatkan diri niatnya agar mati syahid. Karena kalau perang inginnya ya menang. Kalau sampai mati ya mati syahid. Ya inilah dua pesan, ada peringatan tapi ada kebahagiaan. Jadi sabar nelongso dikit. Kalo kita ikhlas, insya Allah seperti mati syahid,” tambahnya.
Ia juga meyakinkan bahwa UII mengupayakan yang terbaik dalam merespon pandemi. Respon UII cukup holistik meliputi aspek kesiapan baik fisik, mental, prosedur, finansial, teknologi, dan sosial. Kata Fathul, kesehatan fisik dan mental menjadi hal yang paling utama sehingga ia memaklumatkan agar mahasiswa menjalankan pendidikan daring sejak pertengahan Maret lalu. Dalam hal finansial pun, pihak UII turut memberi keringanan biaya dan bantuan kuota internet bagi mahasiswa terdampak.
Kesiapan Menyambut Kembali Mahasiswa
Di kesempatan yang sama, Ketua Satgas Covid-19 UII, Dr. Abdul Jamil, M.H menyebut selama ini terjadi simbiosis mutualisme antara UII dengan masyarakat sekitar kampus UII. Oleh karena itu, dalam menyikapi pandemi pun kedua pihak perlu bekerjasama. Salah satunya dalam hal penyambutan kedatangan mahasiswa ke Yogyakarta setelah adanya masa transisi dan tatanan baru.
Ia menegaskan bahwa pihak UII telah menyediakan formulir sebagai bentuk pelaporan mahasiswa yang kembali ke Yogyakarta. Dalam pelaporan tersebut, diwajibkan mencantumkan alamat kos atau tinggalnya selama di Yogyakarta. Harapannya jika terjadi sesuatu kepada mahasiswa yang terkait, maka pihak UII dapat memberikan bantuan. Setelah tibanya mahasiswa di Yogyakarta, maka ia wajib melakukan karantina mandiri di tempat tinggalnya selama 14 hari. Lalu setelah itu baru bisa datang ke kampus.
“Kami sebagai orang yang memiliki tanggungjawab di UII mengajak masyarakat sekitar UII termasuk pemilik kos agar sama-sama mengawasi, memberikan layanan terbaik kepada mahasiswa kami. Jika ada mahasiswa datang ke kos, diharapkan dapat melapor ke kampus dengan mencantumkan nama kosnya. Jadi ada sinergi yang baik antara UII, pemilik kos, dan orangtua,” tambahnya.
Pihak UII juga pernah memberikan bantuan sembako kepada para mahasiswa yang masih bertahan di kos. Bahkan tim satgas covid-19 UII mengirimkannya sampai di depan kosnya. Selain itu, juga disediakan buku petunjuk kesehatan yang cocok diterapkan selama pandemi, bantuan masker, hand sanitizer, dan lainnya. (SF/ESP)