,

Generasi Muda Peduli Masalah Kerusakan Lingkungan

Perubahan iklim yang mengakibatkan pemanasan global semakin nyata dari tahun ke tahun. Permasalahan Deforestasi sudah menjadi masalah lingkungan yang sangat besar karena tidak hanya berakibat pada bencana lokal namun juga perubahan iklim. Keresahan ini juga dialami oleh para generasi muda yang menjadi penerus dan pewaris bumi ini. Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) berusaha mencari solusi atas permasalahan tersebut salah satunya dengan menyelenggarakan Seminar Nasional berkaitan tentang Deforestasi.

Acara ini merupakan rentetan agenda dari Ulil Albab Youth Summit (UAYS) 2017 yang diselenggarakan selama tiga hari mulai tanggal 9 hingga 11 Juni 2017 dengan agenda konferensi nasional, seminar nasional, forum eksekutif mahasiswa, history run dan gala dinner.

Seminar nasional yang bertempat di Auditorium Kahar Muzakir UII mengambil tema “Strategi Kebijakan dan Rencana Program Pengendalian Deforestasi: Menurunkan Laju Deforestasi di Indonesia”. Tema tersebut dipilih mengacu pada kekhawatiran mulai meluasnya deforestasi (penghilangan hutan alam) karena desakan lahan pemukiman, infrastruktur dan industri bahkan perkebunan.

Pembicara yang hadir berasal dari tiga kategori yakni dari politisi (pembuat kebijakan), praktisi (pihak yang melaksanakan) dan akademisi, mereka adalah Longgena Ginting (Direktur Strategi dan Analisa Greenpeace Asia Tenggara), Widodo Brontowiyono (Akademisi Lingkungan UII), Asih Yunani (Kepala Badan Rehabilitasi Hutan dan Lahan), Ismid Hadad (Ketua Pembina Yayasan Kehati) dan San Afri Awang (Dirjen Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan).

Longgena menjelaskan bahwa perubahan iklim merupakan masalah terbesar di dunia saat ini, ini diakibatkan karena tidak ada hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Pemanasan global mulai terasa dengan semakin parahnya tingkat gas emisi karbon. Kerusakan hutan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar.
“Kenaikan suhu bumi jangan dianggap remeh, dari dekade ke dekade suhu semakin meningkat dan bahaya terbesarnya akan memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Tidak ada bumi lain selain bumi ini”. Tutur Longgena Ginting

Widodo menambahkan bahwa langkah mengatasi kerusakan lingkungan ada dengan beberapa car seperti berhenti membuang limbah sembarangan, dan mulai menghemat pemakaian air, emas dan gas. “Kita perlu sadari bahwa kerusakan lingkungan itu interkoneksi atau saling berhubungan antar satu kerusakan dengan yang lainnya. Kita saat ini sedang mengalami kepunahan yang besar khususnya di lingkungan kita”. Tutur Widodo