Generasi Milenial Berkontribusi di Masa Pandemi
Wabah virus Covid-19 yang merambah dunia termasuk Indonesia tidak menyurutkan itikad para mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) untuk berkontribusi di masyarakat. Hal ini nampak dalam talkshow bertemakan “Aksi Generasi Milenial dalam Mengabdi dan Mendedikasikan Diri untuk Masyarakat Desa di Era Pandemi,” yang digelar oleh Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Islam Indonesia (UII) pada Jumat (12/11) secara daring.
Rangkaian kegiatan Student Festival (StuFest) 2021 ini menghadirkan pembicara Bambang Tri Wahyudi perwakilan penerima hibah Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), Anwar Maulana Sidik perwakilan Kampus Mengajar, Fahrul Umam perwakilan UII Ayo Mengajar, serta perwakilan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Islam Indonesia (Mapala Unisi) Hayuno Sukmo Nur Prajanto.
Dalam sesi pertama, Fahrul berkesempatan memperkenalkan UKM nya. UII Ayo Mengajar merupakan salah satu bentuk dakwah yang dinaungi Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam UII. Kegiatan dakwah ini lebih memfokuskan agenda mengajar ngaji, tajwid, hingga fiqih kepada para santri yang masih menginjak Sekolah Dasar. “Alhamdulillah saat ini kami memiliki 10 tempat Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) dengan jumlah santri 300 dan 60 pengajar,” sebut Fahrul.
Adanya pandemi kegiatan belajar mengajar Al-Quran dilakukan dengan mengandalkan grup WhatsApp Wali Santri dan YouTube UII Ayo Mengajar. Sehingga meski di rumah saja, para santri tetap dapat belajar lebih mendalam mengenai agama. “Keterbatasan santri dan wali nya dalam teknologi serta sinyal yang cukup susah menyulitkan kami untuk berkomunikasi dengan lancar, sehingga untuk ngaji bersama dilakukan Videocall yang dibatasi delapan santri dimana didampingi langsung oleh walinya,” jelas Fahrul.
Berbeda dengan UII Ayo Mengajar, Anwar perwakilan Kampus Mengajar menyebut kegiatan pembelajaran yang dilakukannya bukan dalam bentuk organisasi, melainkan program Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI dan termasuk turunan dari Kampus Merdeka. Agenda yang dilakukan para peserta dilaksanakan di luar kampus dengan membantu segala tugas para guru dalam proses belajar mengajar dengan muridnya.
“Program kampus mengajar adalah membantu agenda guru dalam proses belajar mengajar, teknologi, hingga admistrasi guru. Dikatakan membantu karena kampus mengajar tujuannya bukan menggantikan peran guru melainkan membantu proses tugasnya,” jelas Anwar.
Selama masa pandemi kegiatan dilakukan secara online dan offline. Agenda online dilakukan dengan memanfaatkan grup WhatsApp dengan alasan para siswa dan wali mengalami kendala susah sinyal jika dilangsungkan siaran atau Zoom bersama. Sedangkan offline dilakukan dengan membentuk kelompok belajar terdiri lima orang yang akan berkumpul di salah satu rumah anak tersebut. Sehingga para peserta Kampus Mengajar akan melakukan home visit agar memudahkan para siswa dalam mendalami ilmu yang diajarkan.
Sementara disampaikan Sukmo, perwakilan Mapala Unisi, bahwa dalam aktivitasnya tidak hanya untuk senang-senang, melainkan turut andil dalam pengabdian masyarakat, sosialisasi pedesaaan, respon tanggap bencana. Seperti belum lama ini, Mapala Unisi turut membantu musibah banjir di Kalimantan, serta sampai saat ini aktif melakukan pembinaan desa binaan di sekitar lereng Merapi. Ditanya mengenai divisi, Sukmo menjawab Mapala Unisi memiliki divisi panjat tebing, hutan gunung, susur gua, dan arum jeram.
Kegiatan selama masa pandemi, Mapala mengikuti UKM atau lembaga internal UII lainnya yaitu pembatasan latihan lapangan. Namun, Sukmo mengaku keadaan saat ini lebih membaik dari sebelumnya sehingga Mapala Unisi sudah mulai melakukan agenda lapangan seperti latihan teknik dengan setiap anggota dengan syarat protokol kesehatan yang berlaku. “Selama masa pandemi kami kesusahan untuk berkegiatan. Sebab respon pemberdayaan ini berkaitan dengan pengalaman sehingga saling berkesinambungan dengan teknik dan kegiatan terjun langsung ke lapangan, seperti membantu mengatasi insiden yang berkaitan dengan air harus dipraktekkan langsung,” jelas Sukmo.
Terakhir, Bambang sebagai penerima hibah PHP2D bersama 19 temannya menyebut kegiatan ini diselenggarakan langsung oleh Kemendikbud yang mana peserta nya berasal dari UKM, lembaga eksekutif mahasiswa, himpunan jurusan, dan organisasi kemahasiswaan lainnya. Ia menyebut ruang lingkup di dalam PHP2D yang dapat dipilih para peserta adalah pariwisata, pengentasan kemiskinan, energi terbarukan, ketahanan pangan dan industri manufaktur.
PHP2D menjadi sebuah wadah para mahasiswa dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya dengan mengabdi kepada masyarakat. “Awal mendaftar ada tahapan seleksi seperti pembuatan propolis, seleksi substansi, seleksi presentasi proposal, hingga lolos pendanaan,” sebut Bambang.
Bambang beserta kelompoknya yang beranggota 20 orang mengaku selama masa pandemi kegiatan dilakukan secara online seperti sosialisasi kepada masyakarat binaannya yaitu Dusun Nagasari Kabupaten Nganjuk. Selain itu ia mengaku beberapa kali mengadakan kegiatan offline sesuai protokol kesehatan sebab kebetulan delapan anggota kelompoknya bertempat tinggal di Nganjuk.
Di akhir sesi, keempat narasumber talkshow hari pertama Stufest UII 2021 kompak menyatakan bahwa kontribusi mereka kepada masyarakat meski masa pandemi sebab panggilan hati untuk berbagi dan bermanfaat kepada banyak orang. Sukmo mengaku ketika mendengar atau melihat orang lain membutuhkan bantuan, lantas kita membantu maka kebaikan tersebut akan kembali kepada diri kita. “Ada manfaat sendiri ketika menolong orang yakni ketenangan, hal ini sesuai dengan pepatah sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang orang lain,” jelasnya. (SF/RS)