Garda Terdepan Bukan Tenaga Kesehatan Melainkan Kita

Kita semua menjadi garda terdepan dalam upaya melawan pandemi Covid-19. Sementara tenaga kesehatan berada di benteng pertahanan terakhir. Hal ini dikemukakan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D saat menjadi pembicara pada webinar Pesona Ta’aruf (PESTA) tahun 2020, Jumat (11/9).

“Kita harus berhati-hati, disiplin, menjaga jarak, cuci tangan, memakai masker. Supaya benteng pertahanan terakhir, para tenaga kesehatan terlindungi, jangan sampai kita lalai, yang akhirnya musuh langsung menembus ke benteng pertahanan terakhir,” pesan Fathul Wahid kepada mahasiswa baru UII.

Fathul menambahkan semua negara terkena Covid-19. “Jika ada yang mengaku tidak terkena, mungkin bukan berada di muka bumi ini. Tetapi yang membedakan adalah bagaimana cara merespon Covid-19 tersebut,” jelasnya.

Lalu bagaimana cara merespon yang benar? Menurut dr. Reisa Broto Asmoro, yang juga selaku pembicara webinar mengungkapkan pentingnya menerapkan adaptasi baru. “Kita harus melakukan adaptasi kebiasaan baru, mengadaptasikan kebiasaan-kebiasaan baru yang sebelumnya belum pernah kita lakukan, menjadi kebiasaan yang kita jalani sehari-hari pada masa Covid-19 ini,” paparnya.

Sosok yang sempat didapuk sebagai juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 ini menjelaskan bahwa pada dasarnya adalah bagaimana melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan, jaga jarak, menggunakan masker dan juga menkonsumsi makanan dengan gizi yang cukup serta tidur yang seimbang.

Fathul Wahid menambahkan, misi besar dari UII sebenarnya sederhana, tetapi penting yaitu menyelamatkan pendidikan. Seperti dengan cara tetap mengadakan kegiatan akademik secara online, tetap memberikan ijasah kelulusan dengan protokol yang ketat, memberikan beasiswa kepada 2000 lebih mahasiswa yang terdampak pandemi, memberikan bantuan koneksi internet kepada 7000 lebih mahasiswa, membuka layanan konseling psikologis dan kesehatan, dan banyak lainnya.

Di akhir pemaparannya, Fathul Wahid kembali mengingatkan akan keberadaan pandemi Covid-19. “Jangan sampai kita menjadi Kuda Troya seperti dalam mitologi Yunani, yang harusnya kita bersama-sama melawan Covid-19, tetapi karena kita merasa sok sehat melalaikan berbagai protokol yang ada,” pesannya. (MAC/RS)