Gandeng UII, Kalurahan Purbayan Ingin Tonjolkan Kekayaan Heritage
Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan kerja sama dari Kalurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Kunjungan ini dalam rangka membahas kerja sama dalam penataan kawasan dan pemberdayaan masyarakat. Pertemuan kedua belah pihak dilaksanakan pada Jumat (3/6) di Ruang Sidang Datar GKU Lt. 2 pukul 09.00-11.00.
Diskusi potensi kerja sama UII dengan Kalurahan Purbayan ini dihadiri oleh Drs. Muftachul Alfin, MSHRM sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dari Kalurahan Purbayan dan juga beberapa tokoh dosen perwakilan dari UII salah satunya ialah Ketua Jurusan Arsitektur, Prof. Noor Cholis Idham, Ph.D., IAI.
Dalam diskusi, Muftachul Alfin menyampaikan pihaknya ingin mengembangkan beberapa potensi daerah Purbayan dengan UII seperti pariwisata melalui tamu wisatanya dan juga UMKM yang ingin dikembangkan lebih lanjut.
Pengembangan Kalurahan Purbayan ini dibagi menjadi beberapa kluster, antara lain kluster sejarah tokoh dan pusat gerakan sosial ekonomi masa lalu, kluster arsitektural dan warisan budaya, kluster sejarah dan situs mataram Islam. “Targetnya adalah tahun 2023 Kalurahan Purbayan sebagai kelurahan budaya karena dengan potensi budaya tersebut menjadi alasan kita untuk berkembang.” Tuturnya.
Pihak Kalurahan Purbayan juga memohon bantuan dan kerja sama untuk meningkatkan potensi yang ada di bidang pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh beberapa masalah yang muncul dari Kalurahan Purbayan yaitu antara lain, kesadaran masyarakat dalam memahami dan menerapkan SAPTA PESONA, belum terintegrasinya berbagai potensi yang ada di dalam sebuah konsep pengembangan destinasi wisata yang memberikan kontribusi peningkatan kesejahteraan warga Purbayan.
Selain itu, kesan sebagai kota tua/lama/pusaka belum terasa kuat. Kemampuan kelembagaan merupakan kunci dalam tata kelola dan manajemen organisasi. Minimnya papan informasi dan petunjuk arah objek wisata dan obyek penting lainnya. Terakhir adalah bagaimana untuk mendatangkan wisatawan.
Menanggapi hal itu, Prof. Noor Cholis Idham menilai dalam mengembangkan potensi yang paling ditekankan adalah visual arsitektur. Peran Arsitektur berperan melakukan penelitian dari segi konstruksi, ragam hiasnya, style dan jenisnya seperti rumah bergaya kayu dan sebagainya.
“Inisiasinya memang dari jurusan arsitektur. Pengembangan wilayah ini tidak hanya bisa dilakukan oleh arsitektur namun juga dari pihak lainnya.” Imbuhnya.
Dalam kerja sama ini, bidang arsitektur diharapkan dapat berfokus pada dokumentasi perwajahan fasad arsitektur dengan style budaya dan bentuk lamanya tidak ditinggalkan. Sehingga yang diharapkan desain Kotagede dengan fasad yang bercorak budaya. Oleh karena itu, perlu diubah dan digali kembali wajah Kotagede agar lebih ikonik dan berciri khas.
Di akhir sesi, diskusi membahas mengenai program kemitraan yang direncanakan yaitu mengenai digitalisasi wisata. Meliputi pemasangan barcode objek wisata dan warisan / cagar budaya, virtualisasi objek wisata, seperti objek between two gate dan Lorong Labirin di Kampung Alun-alun Purbayan. Pengunjung bisa menikmati dan mendapatkan informasi dari objek wisata dan cagar budaya secara virtual, tanpa harus datang langsung ke lokasi. (APA/ESP)