FTSP UII Gelar KN-ILT, Bahas Beragam Inovasi dalam Isu Lingkungan Terbangun
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) kembali menyelenggarakan Konferensi Nasional-Inovasi Lingkungan Terbangun (KN-ILT) yang secara resmi dibuka pada Kamis (21/11) di Auditorium FTSP, Kampus Terpadu UII, Kaliurang. KN-ILT 2024 mengangkat tajuk “Peran Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) dalam Inovasi.”
KN-ILT merupakan konferensi nasional yang digelar dua tahun sekali oleh FTSP UII. Kegiatan ditujukan sebagai media komunikasi berbagi pengetahuan dan inovasi yang mengintegrasikan peran PLP dalam empat subtema KN-ILT, yakni teknik, sains (MIPA), agrokompleks dan biologi, serta kesehatan.
Melalui KN-ILT, diharapkan agar PLP, akademisi, praktisi, mahasiswa, hingga profesional dapat berkolaborasi. Kerja sama antardisiplin ilmu demikian diarahkan guna menghadapi tantangan pembangunan yang multidimensi dan berkelanjutan.
Rektor UII, Fathul Wahid, dalam sambutannya menekankan peran PLP yang penting dalam mengawal pengalaman mahasiswa. Fathul menganalogikan laboratorium yang ibarat talang air dalam proses pendidikan. Apabila talang air berwarna hitam, maka air yang keluar juga berwarna hitam, sehingga menggambarkan laboratorium yang ikut mewarnai pembelajaran.
“Hari ini menjadi sebuah momentum, menegaskan pentingnya kawan-kawan pranata laboratorium, untuk selalu meningkatkan kompetensinya, profesionalitasnya, karena ujungnya itu nanti akan tergantung di situ,” paparnya.
Dalam penjelasannya, Rektor menjelaskan bagaimana proses pembangunan dalam konteks apapun, baik bangunan, jalan raya atau gedung, bahwa yang didesain ialah kemungkinan-kemungkinan tindakan (action possibilities) yang memengaruhi bagaimana manusia bertindak. Dalam bahasa teknis, hal demikian diistilahkan sebagai affordances.
“Sehingga, dengan demikian, ada hal penting yang kita seringkali lupa. Apapun yang kita lakukan dalam mendesain inovasi dan lain-lain, itu pusatnya manusia. Jadi, manusia harus menjadi pusat perhatian. Harus memberikan dampak terbesar, karena dia juga yang akan menderita dampak terburuk kalau salah besar. Jadi action possibilities ini menjadi penting,” terangnya.
Sebab perilaku manusia yang ditentukan oleh banyak hal, Fathul turut menjelaskan dua pendekatan yang dapat digunakan, yakni social determinism serta technological determinism. Misalnya, terdapat dalam sejarah pembangunan jalur rel kereta masa penjajahan Belanda yang ditentukan berdasarkan posisi kota atau permukiman.
“Tetapi ketika rel kereta api sudah ada, apa yang terjadi? Banyak kota tumbuh di sekitar rel kereta api. Inilah technological determinism. Yang pertama teknologi disesuaikan dan dipengaruhi oleh konteks sosial, yang kedua teknologi memengaruhi konteks sosial. Artinya di sana ada mutual shaping, saling memengaruhi,” terangnya.
Lebih lanjut, Muntaha, M.Eng. selaku perwakilan Perhimpunan Pengelola Laboratorium Pendidikan Indonesia (PPLPI) mengapresiasi UII sebagai penyelenggara KN-ILT yang dimaksudkan untuk menambah kapasitas dan profesionalitas para laboran dalam bekerja. Laboran diharapkan dapat bekerja sebaik-baiknya secara profesional sembari terus meningkatkan kompetensi masing-masing.
“Profesionalisme ialah sikap mental dan bentuk dari komitmen anggota suatu profesi agar senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kemampuan sesuai aturan serta etika yang berlaku. Jadi prinsip dasar dari profesionalisme itu adalah keahlian, tanggung jawab, dan norma kesungguhan dalam bekerja,” jelasnya.
Muntaha juga berharap agar KN-ILT dapat berlanjut di masa mendatang ke tingkat internasional sebagai bagian dari peningkatan profesionalisme laboran. “Dan diharapkan teman-teman PLP UII dapat mengikuti acara-acara yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi lain, sehingga ada feedback-nya ketika menjadi tuan rumah dan menjadi peserta dari tempat lain,” pungkasnya.
Acara berlanjut dengan seminar yang menghadirkan Nafiron Musfiqin Uddin, S.E., M.M. dari Direktorat Sumber Daya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi; Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII; serta Adam Rus Nugroho, S.T., M.T., Ph.D. dari FTSP UII. (JRM)