FTSP UII Gelar Diskusi Proyek Konstruksi di Era Disrupsi
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII menggelar kuliah umum dengan tema Proyek Konstruksi di Era Disrupsi. Bertempat di Gedung M. Natsir UII, Senin (5/3), kuliah umum menghadirkan Ir. M. Buana Rahman, MT dan Ir. Elvi Fadila, MM. dari PT. Adhimix Precast Indonesia.
Buana Rahman membahas permasalahan proyek yang berhubungan dengan SDM. Menurutnya konsep yang harus dikembangkan dalam pemilihan kepegawaian terdiri dari empat hal yaitu body, mind, heart dan soul. Body menunjukkan kesehatan fisik, mind berarti knowledge, heart menggambarkan attitude yang dimiliki dan soul bermakna bahwa pekerjaan dilakukan untuk beribadah.
“Kegagalan konstruksi terjadi diakibatkan oleh disain pelaksanaan, human error, material, cuaca, metode kerja dan unsur kesengajaan,” paparnya di hadapan mahasiswa dan dosen UII dari Program Studi Teknik Sipil, Arsitektur dan Teknik Lingkungnan.
Menurut Buana Rahman, seorang designer dalam hal ini adalah engineer harus memiliki kompetensi. Karena kegagalan dalam kostruksi menimbulkan berbagai dampak yang sangat fatal. Dampak-dampak tersebut dapat dilihat dari segi kerugian biaya, brand image yang rusak, dan dampak terbesar adalah jatuhnya korban jiwa.
Diantara unsur-unsur penyebab kegagalan, unsur manusia yang ditekankan oleh Buana Rahman. Oleh karena itu dalam perekrutan kepegawaian harus dilakukan dengan sangat selektif. Menurutnya SDM yang dibutuhkan bukanlah orang-orang yang sangat pintar. Akan tetapi orang-orang yang mau untuk diajak berkembang bersama.
Harus ada keseimbangan antara perkembangan SDM dengan perusahaan dan keduanya saling berkaitan. “Istilah the men behind the gun menjadi salah satu acuan karena yang menjadi tolok ukur SDM adalah soft competensi yang dapat dikembangkan. Kompetensi yang dibangun berkaitan dengan knowledge, attitude, skill. Unsur safety monitor juga salah satu hal yang harus diperhatikan,” tandasnya.
Sementara Elvi Fadila yang juga merupakan salah satu alumni Teknik Sipil UII, menjelaskan manajemen stragis yang harus dilakukan untuk menghadapi disrupsi. Menurutnya era disrupsi adalah era dimana segala hal yang cepat sehingga harus diimbangi dengan pengerjaan konstruksi yang lebih cepat.
Menurut Elvi Fadila pembangunan konstruksi dimasa depan akan dibangun dari precast. Ia menegaskan kegagalan konstruksi adalah karena ketidak pedulian terhadap kualitas. “Nilai tambah melakukan konstruksi dengan precast adalah lebih rapi, ramah lingkungan, dan lebih cepat,” jelasnya. (NR/RS)