FMIPA UII Berkomitmen Tumbuh Bersinergi dan Berkhidmat untuk Umat
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) mengadakan acara Sarasehan Milad ke-27 pada Jum’at (11/11) secara daring. Sarasehan mengangkat tema “Tumbuh, Bersinergi, Khidmat Bermanfaat untuk Umat”. Dekan FMIPA UII, Prof. Riyanto, M.Si., Ph.D. dalam sambutannya mengisahkan FMIPA UII berdiri pada tahun 1995, mulai dari tiga program studi (prodi), hingga sekarang bertumbuh menjadi 9 prodi.
Menurutnya, FMIPA bercita-cita memiliki mahasiswa di atas seribu. Saat ini, lingkup FMIPA UI sudah memulai menggalakkan program untuk produktif dalam membuat jurnal dan karya tulis ilmiah bagi seluruh dosen FMIPA minimal satu kali dalam semester.
Selanjutnya, kegiatan pemantik dalam kegiatan sarasehan diawali oleh Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, M.Sc., Ph.D. yang membahas poin-poin penting di antaranya perspektif masa depan, kondisi saat ini, dan kondisi masa depan.
Ia berpendapat tidak semua yang kita atur, akan terlaksana semua yang sesuai harapan. Masa depan tidak tunggal. Apalagi masa depan suatu lembaga. Sehingga tidak cukup dengan dialog atau dua arah, namun polilog. Mendiskusikan dengan banyak pandangan sangatlah penting. Karena warga dari suatu organisasi memiliki pengalaman masa lampaunya, dan referensi kepentingan personilnya yang beragam. Dari diskusi tersebutlah kemudian akan ditemukan koridor desain imajinasi bersama yang terbentuk, misi dan visi akan disatukan dan diperjuangkan bersama.
“Saya termasuk orang yang sangat percaya, apapun keputusan kita sifatnya adalah rasionalitas terbatas. Karena tidak semua informasi yang kita butuhkan dalam pengambilan keputusan itu tersedia. Seringkali kita membuat asumsi-asumsi yang masuk akal, dan asumsi-asumsi tersebut melengkapi informasi yang belum sempurna. Sehingga diharapkan akhirnya kita bisa mengambil keputusan-keputusan yang lebih cepat,” tegas Prof. Fathul.
Selanjutnya, Prof. Fathul Wahid menyampaikan terkait kegagalan menghadapi masa depan ada tiga sebab. Pertama, suatu lembaga yang tidak mampu untuk mengapresiasi kekuatan sendiri. “Saya berbahagia, Pak Dekan (red: Prof.Riyanto) menyampaikan kekuatan-kekuatan yang dimiliki FMIPA, hal itu sangat penting. Karena jika kita lupa akan kekuatan sendiri, bisa jadi nanti akan terjebak pada desain yang dibuat oleh orang lain,” ucapnya.
Kedua, ia menyampaikan terkait membaca realitas kontemporer. Contoh membaca karakteristik setiap dosen di UII, hal ini menjadi contoh yang menarik dan relevan. Kemudian yang ketiga, Prof. Fathul Wahid menyampaikan terkait ketidakmampuan kita untuk beradaptasi dan merespon dengan cepat. Apabila ketiga hal itu terjadi maka terancam masa depan dengan sebuah kegagalan.
“Sains dasar itu sangat penting. Pengembangan sains dasar sangat penting untuk menopang perkembangan selanjutnya. Optimisme ini perlu disebar, dan rumah sebagai sains dasar di UII ini adalah FMIPA UII,” tutupnya.
Sementara itu, agenda sarasehan selanjutnya dibersamai oleh Dekan Pertama sekaligus Pendiri FMIPA UII, Prof. Chairil Anwar. Beliau mengisahkan sejarah berdirinya FMIPA UII. Masa awal, Prof. Chairil menceritakan bahwa pendirian dan konsolidasi terjadi pada tahun 1995. Mengingat saat itu ruangan masih terbatas, FMIPA pertama kali menempati ruang lt. 2 sebelah selatan timur, dan ruangan kuliahnya ikut bersama FTSP lama yang sekarang ditempati FK dan FPSB.
Saat ditinjau oleh Tim Pengembang (Dr. Artidjo Alkostar, dkk) berkomentar bahwa kondisinya saat itu menyedihkan dan tidak layak, hingga kemudian bergabung dengan gedung FTI yang saat ini digunakan oleh FIAI. Lambat laun, akhirnya kemudian FMIPA membangun gedung baru tersendiri yang saat ini khas dengan keunikan gedung miringnya.
Ia berharap ke depannya FMIPA UII dapat merancang rencana strategi berupa status akreditasi nasional dan internasional, pembukaan prodi baru, penerapan IT pada proses pembelajaran, pemantapan keislaman, optimalisasi di dunia jurnal, peran dosen dan mahasiswa untuk masyarakat, serta dakwah yang dilakukan berbasis IT.
“Pengabdian masyarakat dalam bentuk dakwah Islamiyyah perlu terus digaungkan terutama kaitannya dengan bidang keilmuan yang ada di FMIPA UII, keterkaitan tersebut memerlukan bentuk relasi terbaik agar kebermanfaatan untuk umat dapat ditransformasikan dengan baik.” pungkasnya. (A/ESP)