Eco Powerbank, Menggali Potensi Energi Alternatif Dari Limbah Puntung Rokok
Menjadi negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia tentu melahirkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Terlepas dari bahaya rokok bagi kesehatan yang kerap diabaikan para penghisapnya, ternyata limbah rokok masih memiliki potensi manfaat yang dapat digali. Manfaat itu justru muncul dari potensi energi alternatif yang dapat diolah dari limbah puntung rokok. Pemanfaatan limbah puntung rokok ini tentunya akan mengurangi banyaknya puntung rokok yang dibuang begitu saja.
Hal inilah yang kini tengah digagas Yosi Mutiara Pertiwi (Teknik Lingkungan UII/2013) dan timnya yang serius menggarap limbah puntung rokok menjadi Eco Powerbank. Menurut penelitian mereka, limbah puntung rokok yang diolah dengan metode khusus dapat menghasilkan sejumlah energi listrik yang dapat menghidupi peralatan elektronik. Berawal dari ide inilah, mereka kemudian menciptakan alat bernama eco powerbank.
Disampaikan Yosi, untuk membuat satu eco powerbank dibutuhkan sekitar 300-350 puntung rokok, sehingga itu artinya akan ada 300 puntung rokok yang bisa dimanfaatkan daripada dibuang dan menjadi racun bagi bumi.
Sebelum dapat dimanfaatkan, puntung rokok harus melalui proses pirolisis (pembakaran) untuk memisahkan zat yang terkandung di dalamnya. Hasil akhir berupa arang karbon nantinya menjadi sel yang digunakan untuk mengisi powerbank.
“Pada dasarnya, Eco Powerbank bekerja menggunakan konsep pergantian bahan dasar penyimpan energi dengan arang hasil pirolisis filter pada puntung rokok. Di dalam puntung rokok terdapat zat selulosa asetat yang mengandung karbon. Karbon sendiri merupakan penghantar listrik yang paling baik dan mampu menyimpan energi layaknya baterei”, ujar mahasiswi angkatan 2013 itu.
Berbekal peralatan seperti tangki drum, gunting multimeter, powersupply, tang kabel, dan obeng, mereka dengan telaten memisahkan filter puntung rokok, untuk selanjutnya dibersihkan, dan menjalani proses pirolisis.
Setelah berhasil dirakit, eco powerbank karya para mahasiswa UII ini berhasil menghidupkan lampu led selama beberapa waktu. Tim masih harus bekerja keras untuk meningkatkan efisiensi eco powerbank agar lebih tahan lama dipakai menghidupi peralatan elektronik dengan daya yang lebih besar, seperti smartphone.
Tidak Risih Mengumpulkan Puntung Rokok
Mengumpulkan limbah yang sudah tidak diinginkan tentunya menjadi tantangan sendiri bagi Yosi, dkk. Untuk mengumpulkan puntung rokok, ia membuat iklan di berbagai media sosial, mencari di sekitar lingkungan kampus, hingga mengaisnya di bak sampah. “Sering diejek sama temen, tapi saya nggak risih karena niat kita baik untuk mengurangi sampah”, ujarnya.
Menurut Yosi, melimpahnya limbah puntung rokok menjadi masalah karena masa penguraiannya yang cukup lama dan terdapat berbagai zat berbahaya yang dikandungnya. “Daripada berbahaya lebih baik kita manfaatkan”, ungkapnya.
Dengan tekad yang kuat mengurangi bahaya lingkungan akibat puntung rokok, Yosi dan teman-temannya tidak pernah menyerah untuk mewujudkan idenya. Ke depan, mereka juga ingin menjadikan penelitian ini sebagai bagian dari pengabdian yang melibatkan peran masyarakat. (EF)