DPPAI UII Ajak Masyarakat Pakem Siapkan Diri Sambut Ramadan
Menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1443 H, Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) UII bersama Forum Kajian Malam Setunan Candibinangun Pakem menggelar kegiatan Tagrib Ramadan pada Sabtu (12/3).
Tagrib Ramadan yang digelar di Aula SMK Muhammadiyah Pakem dan diikuti 57 peserta ini bertujuan untuk memberikan informasi serta pengetahuan seputar ibadah di bulan Ramadan. Kegiatan bertema Sambut Ramadan dengan Ilmu tersebut menghadirkan pembicara dari kalangan dosen UII yakni Shubhi Mahmashony Harimurti, S.S., M.A., Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Sh.Ec., dan dr. Agus Taufiqurrohman, M.Kes., Sp.S.
Kepala Divisi Pendidikan dan Dakwah DPPAI, Ustadz Ahmad Sadzali, LC, M.H. dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Taghrib Ramadan merupakan bentuk dakwah dari UII untuk mengajak masyarakat agar melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya di bulan suci Ramadan yang akan datang.
Memasuki sesi pertama, Shubhi Mahmashony menjelaskan mengenai kesiapan fisik maupun ibadah dalam menyambut bulan suci Ramadan. Tujuannya, menurut Shubhi, agar diri menjadi lebih semangat dalam beribadah dari bulan-bulan sebelumnya.
Disampaikan Shubhi, hal tersebut dapat dikiaskan seperti sebuah mobil yang akan memasuki garasi, ukuran garasi mobil harus lebih besar daripada mobil itu sendiri. “Bulan suci Ramadan harus lebih besar dari bulan-bulan sebelumnya agar diri menjadi semangat,” ujarnya.
Materi kedua disampaikan Nur Kholis mengenai amalan-amalan sunnah di bulan Ramadan. Menurutnya sebagai umat muslim yang baik sudah seharusnya kita menghargai perbedaan yang ada dalam Islam, baik dalam penetapan awal bulan Ramadan maupun hal lainnya.
“Toleransi tersebut sangat penting karena akan menjadikan Islam menjadi lebih indah, artinya perbedaan di dalam agama adalah keindahan sekaligus agama yang rahmatan lil’alamin,” paparnya.
Selanjutnya, materi terakhir tentang puasa dalam tinjauan kesehatan disampaikan dr. Agus Taufiqurrohman. Ia menjelaskan bahwa makna sehat tidak hanya secara fisik tetapi juga mental, spiritual dan sosial. Hal itu juga sesuai dengan definisi sehat dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia.
Selain itu sebagai muslim, menurut dr. Agus Taufiqurrohman kita juga harus meyakini bahwa puasa adalah ibadah sekaligus amalan yang memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh.
“Apabila seorang muslim memiliki kebiasaan melakukan ibadah, lalu mengalami jatuh sakit dan tidak dapat melaksanakan ibadah tersebut, maka Allah akan tetap mencatat pahala kebaikan baginya,” tandasnya. (LY/RS)